Kepedulian Umar Bin Khatab terhadap Rakyatnya.


Kajian Khazanah Islam (Katagori posting Kisah)

Pembaca budiman, semoga Allah SWT. senantiasa memberikan Rahmat serta BimbinganNya kepada kita dalan segala urusan dunia ini untuk mencapai kebahagiaan dan mengharap RidhoNya di Akhirat kelak. Aamiin...

Kepedulian Umar Bin Khattab terhadap rakyatnya adalah salah satu ciri pemimpin umat yang diwariskan oleh Junjungan Nabi Besar Muhammad SAW,  ketika beliau diutus sebagai Rasul untuk memberikan rahmatan lil 'alamin. (rahmat untuk seluruh alam)  

Umar Bin Khattab merupakan salah seorang al-sabiqun al-awwalun (para perintis) dan salah seorang dari sepuluh orang yang dipersaksikan surga atas dirinya oleh Rasulullah SAW. Ia menjadi Khalifah sepeninggal Abu Bakar Ash Shidiq. r.a. Dia merupakan sosok pemimpin yang sangat peduli terhadap rakyatnya. 

Mengutip dari buku yang berjudul "Para Penggenggam Surga" karya Syaikh Muhammad Ahmad Isa, Zaid bin Aslam, meriwayatkan ayahnya berkata, 'Aku bepergian bersama Umar ke pasar. Ketika itu seorang perempuan muda mendatangi dan berkata, wahai Amirul Mukminin, suamiku meninggal dunia dan meninggalkan seorang bayi perempuan yang demi Allah akan tumbuh besar tanpa tanah, kebun, dan makanan. Aku khawatir segala tentangnya. Aku adalah anak perempuan Kaffah ibnu Ima' Al-Ghifari. Ayahku ikut serta dalam perang Hudaibiyyah bersama Rasulullah. 

Kemudian Umar bin Khattab berhenti dan berkata, "Selamat datang keluargaku" 
Lalu dia mengambil dua kantong yang dipenuhinya dengan bahan makanan pada seekor unta. Dia letakkan juga pakaian dan uang di antara kedua kantong itu dan menyerahkan tali kekangnya kepada perempuan tersebut seraya berkata : "Bawa ini semua, Isnya Allah akan mendatangkan kebaikan bagi dirimu. 

Kemudian ada seorang laki-laki melihatnya dan memprotes apa yang dilakukan Umaar. Ia mengatakan pada Umar bahwa pemberiannya kepada perempuan tersebut terlalu besar. Mendengar perkataan laki-laki tersebut Umar berkata, : "Merataplah ibumu. Demi Allah yang kulihat adalah ayah dan saudara laki-lakinya, mereka mengepung bentang selama beberapa waktu sehingga benteng tersebut dapat ditaklukan dan sepertinya yang kita lakukan hanya memberikan rampasan perang kepada kedua orang tersebut."

Kepedulian Umar terhadap rakyatnya tak hanya itu saja, seperti yang diriwayatkan dari Auza'i bahwa Umar Ibnu Khattab keluar rumah pada tengah malam. Hal tersebut dilihat oleh Thalhah. Umar masuk ke subuah rumah, lalu ke rumah lainnya. Ketika pagi menjelang, Thalhah mendatangi salah satu rumah itu dan mendapati pemiliknya adalah seorang perempuan tua yang buta dan lumpuh. 

"Apa urusan laki-laki tadi malam datang ke rumahmu?" tanya Thalhah. Perempuan tersebut mengatakan pada Thalhah bahwa laki-laki itu rutin mengunjungnya sejak lama. Dia memberikan sesuatu yang dapat meringankan penderitaannya dan membersihkan kotorannya

Mendengar perkataan sang nenek, Thalhah berkata pada dirinya sendiri, "Celakalah engkau Thalhah, Umar Bin Khattab tidak dapat ditiru" 

Kisah lain juga diriwayatkan oleh Ibnu Umar yang bercerita bahwa suatu ketika serombongan pedagang datang. Umar berkata kepada Adburrahman Ibnu Auf, "Apakah engkau bersedia menjaga mereka dari pencurian bersama denganku?"  Abdurrahman menyanggupinya lalu mereka berdua berjaga-jaga. Tiba-tiba Umar mendengar tangisan bayi. Umar menghampiri sumber suara tersebut dan berkata kepada  ibu sang bayi : Bertaqwalah kepada Allh dan berbuat baiklah kepada bayimu".

Lalu Umar kembali ke tempatnya. Namun si bayi kembali menangis dan Umar kembali menghampiri sang bayi sambil mengusap kalimat yang sama. Ketika mendengar tangisan bayi itu lagi pada akhir malam, dia berkata kepada sang ibu : :Aku melihat dirimu adalah seorang ibu yang buruk. Aku tidak melihat anakmu tenang semalaman". Wahai hamba Allah (mengidikasikannya ketidak tahuan Umar). Hal tersebut juga membuatku khawatir. Aku ingin menyapihnya, tetapi sepertinya dia menolak untuk disapih" jawab sang ibu.    

"Lalu mengapa engkau teruskan? tanya Umar".  Sang ibu menjawab, :"Karena Umar tidak akan memberikan bantuan, kecuali bagi anak yang sudah disapih" 

Berapa umurnya? tanya Umar,
"Sekian bulan, "jawab sang ibu"

Janganlah engkau terburu-buru menyapihnya, "kata Umar" 

Kemudian dia shalat dan para jama'ah tidak bisa mendengar jelas bacaanya karena suara tangisan bayi itu begitu hebat. Setelah mengucapkan salam dia (Umar) berkata untuk dirinya : "Betapa buruknya Umar.  Berapa banyak anak Muslim yang meninggal dunia"

Lalu dia memerintahkan agar bayi-bayi tidak terburu-buru disapih karena akan diberikan bantuan kepada semua bayi yang lahir dalam keadaan Islam. Permintaanya itu ditulis dan disebarkan ke penjuru negeri bahwa setiap bayi akan mendapatkan bantuan. 

Diriwayatkan dari Zaid Ibnu Aslam dari ayahnya yang bercerita. "Umar biasa berpuasa pada siang hari, ketika masa paceklik/kelaparan.  Ketika menjelang sore orang-orang akan makan roti yang dihancurkan ke dalam minyak . Sampai pada suatu hari mereka menyembelih unta untuk dibagi-bagikan kepada orang banyak dan menyisihkan bagian yang terbaik untuk Umar. Maka, bagian punuk dan hati unta sembelihan tersebut diberikan kepada Umar.  

Lalu Umar bertanya : "Apa ini?" tanya Umar saat menerimanya. "Wahai Amirul Mukminin, ini bagianmu dari unta yang kita sembelih hari ini" jawab mereka. Seketika Umar berkata Betapa buruknya aku sebagai pemimpin jika memakan bagian yang terbaik dari sembelihan itu dan memberi rakyatnya tulang belulangnya. Angkat makanan ini dan berikanku makanan yang lain" 
Baca juga yang ini : KISAH THALHAH BIN UBAIDILLAH

Lalu mereka memberikan roti dan minyak samin kepadanya. Umar menghancurkan sendiri roti tersebut untuk dicampurkan ke minyak samin, tetapi dia berkata ; "Celaka wahai Yarfa, angkat mangkuk ini dan berikan kepada penduduk Tsamagh, karena aku belum memberikan apapun kepada mereka sejak tiga hari yang lalu dan mereka pasti tidak meiliki persediaan makanan."  Makanan tersebut lantas diberikan kepada penduduk Tsamagh. 

Keistimewaan Umar Bin Khattab tidak terhitung sebagaimana cerita tentang dirinya yang tiada habisnya. Ia terkenal dengan keberanian, kecerdasan, dan ketegasan sifatnya, ini adalah sebuah hal yang patut dijadikan teladan bagi umat saat ini, khususnya sebagai seorang pemimpin. 

Demikian kisah Kepedulian Umar Bin Khattab terhadap Rakyatnya. Semoga bermanfaat dan menjadi pelajaran/ibrah bagi kita sebagai muslim. 

0 Response to " Kepedulian Umar Bin Khatab terhadap Rakyatnya."

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel