Kedudukan Sedekah/Shodaqoh Dalam Perang Tabuk (Perang Terakhir Rasulullah saw.)

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ 
 
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ 
Kajian Islam (katagori posting Sejarah)
Pembaca budiman, semoga Allah Swt. selalu melimpahkan Rahmat dan bimbinganNya kepada kita dalam rangka meraih kehidupan bahagia dunia dan akhirat, yang semata-mata dilandasi untuk beribadah kepadaNya. Aamiin...

Rasiyambumen/Pelangi Khazanah Islam, kali ini memposting Kedudukan Sedekah / Shodaqoh Dalam Perang Tabuk.

Sejarah perang tabuk menjadi sejarah peperangan terakhir yang dipimpin langsung oleh Rasullah saw. terjadi pada tahun 630 M, atau tahun ke-9 hijrahnya Rasulullah saw. Tercium oleh kaum muslimin di Madinah bahwa akan ada penyerangan yang sangat dahsyat kepada kaum muslimin yang ada di Madinah. Menurut berita yang sangat akurat ada 4 golongan yang akan menyerang kaum muslimin ialah : kaum kafir Quraisy ArabKaum Munafiqun, Kaum Musyriqun dan pasukan pendompleng yaitu pasukan Kaisar Bizantium (Romawi Timur).
Pasukan Bizantium telah berkoordinasi dengan pasukan-pasukan penyerang lainnya dan telah percaya diri sepenuhnya dengan jumlah 100 ribu pasukan lebih. 


Berita ini dilaporkan kepada Rasulullah saw. Setelah mendapatkan laporan tersebut maka Nabi saw. menurunkan 30 ribu pasukan. Jumlah ini menjadi jumlah pasukan terbanyak yang dilalui Nabi saw. sepanjang sejarah perang.  Karena pada masa itu tahun ke 9 H / 630 M, penduduk Madinah yang sudah memeluk Islam kurang lebih baru mencapai 35 ribu orang hingga 37 ribuan, maka hampir seluruh kaum muslimin ikut berangkat menunaikan perang Tabuk ini. 

Dengan besarnya pasukan yang akan berangkat dan akan menempuh perjalanan yang mencapai kurang lebih 20 hari ke Lembah Tabuk (Jazirah Arab) dengan jarak 800 km dari Madinah. Tentunya berkaitan dengan hal tersebut maka akan membutuhkan perbekalan yang sangat besar dan keteguhan iman yang kuat apalagi medan yang akan ditempuh juga sangat sulit. Selain keterbatasan bahan makanan, kaum muslimin juga harus menghadapi teriknya matahari di gurun pasir yang diatas suhu rata-rata. Sampai-sampai perang ini dijuluki "Pasukan Jaisyul Usrah" artinya pasukan yang dalam kesulitan.


Tetapi semuanya itu tidak menyurutkan semangat kaum muslimin untuk melaksanakan perang yang sudah semakin dekat waktunya. Padahal saat itu, di Madinah sedang Panen Raya memetik buah kurma yang sudah mulai ranum dan saatnya dipetik. Semua penduduk Madinah berdatangan untuk memberikan sumbangan kepada Nabi, dari mulai jumlah yang kecil hingga jumlah yang besar, untuk menyokong/bekal peperangan Tabuk tersebut. 

Para sahabat terdekat Nabi saw. seperti, Usman bin Affan menyumbangkan 900 Unta dan 100 kuda dan 1000 Dinar,  Abdurrahman bin Auf, menyumbang 200 uqiyah perak, yang satu uqiyah sama dengan 40 Dirham, Umar bin Khattab, menyumbang setengah harta yang ia miliki, dan tak ketinggalan; Abu Bakar Ashidiq menyumbangkan seluruh hartanya untuk peperangan ini.
Sehingga Rasulullah saw. sangat tertegun karena semangat dan keikhlasan mereka semua, hingga tak dapat mengucapkan kata yang setimpal dengan pengorbanan mereka. Rasulullah hanya berdoa kepada Allah Swt. 
Sabdanya :  "Ya Allah, Lipat gandakan pahala Mereka"  
Berkenaan doa Rasulullah saw. maka turunlah Al-Qur'an Surat Al-Baqarah ayat 261 yang berbunyi sebagai berikut :
مَّثَلُ الَّذِينَ يُنفِقُونَ أَمْوٰلَهُمْ فِى سَبِيلِ اللَّـهِ كَمَثَلِ حَبَّةٍ أَنۢبَتَتْ سَبْعَ سَنَابِلَ فِى كُلِّ سُنۢبُلَةٍ مِّا۟ئَةُ حَبَّةٍ ۗ وَاللَّـهُ يُضٰعِفُ لِمَن يَشَآءُ ۗ وَاللَّـهُ وٰسِعٌ عَلِيمٌ٢٦١
"Perumpamaan orang-orang yang menginfakkan hartanya di jalan Allah, seperti sebutir biji yang menumbuhkan tujuh tangkai, pada setiap tangkai ada seratus biji. Dan Allah melipat gandakan bagi siapa saja yang Dia kehendaki dan Allah Mahaluas, Mahamengetahui". (QS, 2 :  261).

Dengan turunnya Ayat tersebut diatas, menunjukkan betapa pentingnya kedudukan sedekah/Shadaqah atau menginfakkan hartanya di jalan Allah sehingga harta yang telah diinfakkan akan mendapat pahala yang berlipat. Tentu dengan syarat penuh keimanan dan keikhlasan yang murni tanpa ada embel-embel lain.


Dan akhirnya dengan perbekalan yang sudah dianggap memadai/mencukupi berangkalah Rasulullah dan para kaum muslim dengan jumlah kurang lebih 30 ribu pasukan. Perjalanan menghabiskan waktu  20 hari

Sesampainya di Tabuk Rasulullah tidak menemukan satu pun pasukan kaum musyrikin dan pasukan lainnya. Kaisar Romawi dan sekutunya merasa takut dan khawatir setelah mendengar Rasulullah saw. menggalang pasukan yang sangat kuat dan semangat juang untuk berperang.  Mereka Kaisar Romawi dan sekutunya telah berpencar ke batas-batas wilayahnya.
Akhirnya tidak terjadi peperangan / pertempuran.  Dan selanjutnya  diadakan perundingan diantara keduanya.  

Walaupun tidak terjadi peperangan, sejarah perang ini bagi kaum muslimin atau umat Islam telah  diuji apakah mereka mau bersatu berperang membela agama Allah, atau malah menikmati kekayaan yang saat itu sedang mereka rasakan, berkaitan dengan Panen Raya memetik kurma yang sudah saatnya dipetik.
Dan telah dibuktikan oleh seluruh kaum muslimin yang telah bersatu padu untuk menunaikan perang tersebut.
   
Rasulullah saw. menghabiskan 10 hari di Tabuk. Namun beliau tidak tinggal diam begitu saja, ekspedisi ini dimanfaatkan Nabi Muhammad saw. untuk mengunjungi kabilah-kabilah yang ada di sekitar Tabuk dan menyebarkan ajaran Islam.

Demikian sejarah perang tabuk dan kedudukan Sedekah/shodaqoh dalam perang tsb. Semoga bermanfaat dan menambah wawasan keagamaan kita, khususnya dalam sejarah perjalan Nabi Muhammad saw.

0 Response to "Kedudukan Sedekah/Shodaqoh Dalam Perang Tabuk (Perang Terakhir Rasulullah saw.) "

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel