ASBABUN NUZUL SURAT AL-BAQARAH SERI KE-5



بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ 
Assalamu'alaikium wr.wb. Kajian Islam (katagori posting Asbabun Nuzul).
Pembaca budiman, sukses selalu dalam segala aktivitas, adalah salah usaha yang gigih dan berkat bimbingan dariNYa.
Rasiyambumen/Pelangi Khazanah Islam, pagi hari ini menyajikan lanjutan  asbabun nuzul sebelumnya yang telah saya posting yaitu surat Al-Baqarah seri ke-4  dan Asbabun Nuzul Surat Al-Baqarah Seri ke-5 hari ini saya lanjutkan, sesuai janji saya pada posting terdahulu. Mari kita ikuti bersama.

Pada postingan terdahulu atau di Asbabun Nuzul Al-Baqarah seri ke-4 terakhir menjelaskan sebab turunnya (QS 2 : 97) yang sudah dijelaskan. pada link : Surat Al-Baqarah seri ke-4 .

Baiklah kita lanjutkan untuk mulai mengupas asbabun nuzul surat Al-Baqarah seri ke-5 dengan mengawali firman Allah swt berikut : 
وَلَقَدْ أَنزَلْنَآ إِلَيْكَ ءَايٰتٍۭ بَيِّنٰتٍ ۖ وَمَا يَكْفُرُ بِهَآ إِلَّا الْفٰسِقُونَ٩٩
١۰۰ أَوَكُلَّمَا عٰهَدُوا۟ عَهْدًا نَّبَذَهُۥ فَرِيقٌ مِّنْهُم ۚ بَلْ أَكْثَرُهُمْ لَا يُؤْمِنُونَ
 وَلَمَّا جَآءَهُمْ رَسُولٌ مِّنْ عِندِ اللَّـهِ مُصَدِّقٌ لِّمَا مَعَهُمْ نَبَذَ فَرِيقٌ مِّنَ الَّذِينَ أُوتُوا۟ الْكِتٰبَ كِتٰبَ اللَّـهِ وَرَآءَ ظُهُورِهِمْ كَأَنَّهُمْ لَا يَعْلَمُونَ١۰١
"Dan sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu ayat-ayat yang jelas, dan tidak yang ingkar kepadaNya, melainkan orang-orang fasiq." (QS 2 : 99)
"Patutkah (mereka ingkar kepada ayat-ayat Allah), dan setiap kali mereka mengikat janji, segolongan mereka melemparkannya? Bahkan sebagian besar dari mereka tidak beriman" (QS 2 : 100)
"Dn setelah datang kepada mereka seorang Rasul dari sisi Allah yang membenarkan apa (kitab) yang ada pada mereka, sebahagian dari orang-orang yang diberi kitab (Taurat) melemparkan kitab Allah ke belakang (punggung)nya, seolah-olah mereka tidak mengetahui (bahwa itu adalah kitab Allah)." (QS 2 :101)

Dalam suatu riwayat dikemukakan bahwa Ibnu Shuria berkata kepada Nabi saw. "Hai Muhammad! Tuan tidak memberitahukan tentang apa-apa yang telah kami ketahui, dan Allah tidak menurunkan ayat yang jelas kepada tuan. "Maka Allah menurunkan ayat tersebut di atas (Qs. 2 : 99) sebagai bantahan terhadap ucapan mereka.
Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim dari Sa'id dan Ikrimah yang bersumber dari Ibnu Abbas.  

Keterangan  :
Malik Ibnu as-Shaif menerangkan bahwa ketika Rasulullah saw. diutus dan diingatkan kepada mereka (kaum yahudi) akan janji mereka (untuk iman kepada-Nya) dan apa yang dijanjikan Allah kepada mereka itu (dalam Taurat tentang akan diutusnya Muhammad sebagai Nabi), kaum Yahudi berkata : "Demi Allah, tidak pernah kami dijanjikan sesuatu tentang Muhammad, dan kami tidak pernah berjanji apa-apa".
Maka turunlah ayat tersebut diatas (QS 2 : 100-101).

Dan di ayat selanjutnya masih kaum yahudi yang menuduh Muhammad saw. dengan tuduhan yang ngawur/tidak berdasar. Allah berfirman di (QS 2 ; 102) sebagai berikut :
وَاتَّبَعُوا۟ مَا تَتْلُوا۟ الشَّيٰطِينُ عَلَىٰ مُلْكِ سُلَيْمٰنَ ۖ وَمَا كَفَرَ سُلَيْمٰنُ وَلٰكِنَّ الشَّيٰطِينَ كَفَرُوا۟ يُعَلِّمُونَ النَّاسَ السِّحْرَ وَمَآ أُنزِلَ عَلَى الْمَلَكَيْنِ بِبَابِلَ هٰرُوتَ وَمٰرُوتَ ۚ وَمَا يُعَلِّمَانِ مِنْ أَحَدٍ حَتَّىٰ يَقُولَآ إِنَّمَا نَحْنُ فِتْنَةٌ فَلَا تَكْفُرْ ۖ فَيَتَعَلَّمُونَ مِنْهُمَا مَا يُفَرِّقُونَ بِهِۦ بَيْنَ الْمَرْءِ وَزَوْجِهِۦ ۚ وَمَا هُم بِضَآرِّينَ بِهِۦ مِنْ أَحَدٍ إِلَّا بِإِذْنِ اللَّـهِ ۚ وَيَتَعَلَّمُونَ مَا يَضُرُّهُمْ وَلَا يَنفَعُهُمْ ۚ وَلَقَدْ عَلِمُوا۟ لَمَنِ اشْتَرَىٰهُ مَا لَهُۥ فِى الْءَاخِرَةِ مِنْ خَلٰقٍ ۚ وَلَبِئْسَ مَا شَرَوْا۟ بِهِۦٓ أَنفُسَهُمْ ۚ لَوْ كَانُوا۟ يَعْلَمُونَ١۰٢  
 "Dan mereka megikuti apa yang dibaca oleh syaitan-syaitan pada masa kerajaan Sulaiman (dan mereka mereka mengatakan bahwa Sulaiman itu mengerjakan sihir), padahal Sulaiman tidak kafir (tidak mengerjakan sihir), hanya syaitan-syatanlah yang kafir (mengerjakan sihir). Mereka mengajarkan sihir kepada manusia dan apa yang diturunkan kepada dua orang Malaikat di negeri Babil yaitu Harut dan Marut , sedang keduanya tidak mengajarkan (sesuatu) kepada seorang pun sebelum mengatakan : "Sesungguhnya kami hanya cobaan (bagimu), sebab itu janganlah kamu kafir" Maka mereka mempelajari dari kedua Malaikat itu apa yang dengan sihir itu, mereka dapat menceraikan antara seorang (suami) dengan istrinya. Dan mereka itu (ahli sihir) tidak memberi mudlarat dengan sihirnya kepada seorang pun, kecuali dengan izin Allah. Dan mereka mempelajari sesuatu yang memberi mudlarat kepadanya dan tidak memberi manfa'at. Demi sesungguhnya mereka telah meyakini bahwa barangsiapa yang menukarnya (kitab Allah) dengan sihir itu, tidaklah baginya keuntungan di akhirat dan amat jahatlah perbuatan mereka menjual dirinya denga sihir, kalau mereka mengeathui." (QS 2 : 102).

Dalam suatu riwayat dikemukakan bahwa kaum Yahudi berkata : "Lihatlah, Muhammad yang mencapur adukkan antara yang haq dengan yang bathil, yaitu menerangkan Sulaiman (Nabi digolongkan pada kelompok nabi-nabi, padahal ia seorang ahli sihir yang mengendarai angin" . Maka Allah menurunkan ayat tersebut di atas (QS 2 : 102). yang menegaskan bahwa kaum Yahudi lebih mempercayai syaitan daripada iman kepada Allah swt.
Ket. Diriwayatkan oleh Ibnu Jarir yang bersumber dari Syahr bin Hausyab. 

Dalam riwayat lain dikemukakan bahwa kaum Yahudi bertanya kepada Nabi saw. beberapa kali tentang beberapa hal dalam Taurat. Semua pertanyaan mengenai isi Taurat, dijawab oleh Allah dengan menurunkan ayat. Ketika itu menganggap bahwa ayat tersebut dirasakan sebagai bantahan terhadap mereka. Mereka berkata dengan sesamanya : "Orang ini (Muhammad) lebih mengetahui daripada kita, tentang apa yang diturunkan kepada kita" .

Diantara masalah yang ditanyakan kepada Nabi saw. ialah tentang sihir, dan mereka berbantah-bantahan  dengan Rasulullah tentang itu. Maka Allah menurunkan ayat tersebut di atas (QS 2 : 101) berkenaan dengan peristiwa itu.
Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim yang bersumber dari Abil 'Aliah.  


Firman Allah surat Al-Baqarah ayat 104 dibawah ini menjelaskan bahwa orang muslim tidak diperbolehkan memanggil Nabi seperti orang yahudi memanggil beliau dengan panggilan yang tidak dibenarkan.

 يٰٓأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا۟ لَا تَقُولُوا۟ رٰعِنَا وَقُولُوا۟ انظُرْنَا وَاسْمَعُوا۟ ۗ وَلِلْكٰفِرِينَ عَذَابٌ أَلِيمٌ 
"Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu katakan (kepada Muhammad) "Raa 'ina" tetapi katakanlah "Undhurna" dan dengarlah,  bagi orang-orang kafir siksaan yang pedih. (QS 2 : 104)

Dalam suatu riwayat dikemukakan bahwa dua orang Yahudi bernama Malik bin Shaif dan Rifa'ah bin Zaid, apabila bertemu Nabi saw. mereka mengucapkan ;  "Ra'ina sam'aka was ma' ghaira musmai'in ".  Kaum muslimin mengira bahwa kata-kata itu adalah ucapan ahli kitab untuk menghormati nabi-nabinya. Mereka pun mengucapkan kata-kata itu kepada Nabi saw.  Maka Allah menurunkan ayat tersebut di atas (QS 2 : 104) sebagai larangan untuk meniru-niru perbuatan kaum Yahudi.
Diriwayatkan oleh Ibnu Mundzir yang bersumber dari as-Suddi 
Ket. "Raina" berarti : sudilah kiranya kamu memperhatikan kami. Di kala para sahabat menghadapkan kata-kata ini kepada Rasulullah, orang Yahudi memakai pula kata ini dengan digumam seakan-akan menyebut "Raa 'ina" padahal yang mereka katakan ialah "Ru 'uunah" berarti kebodohan yang sangat, sebagai ejekan kepada Rasulullah. Itulah sebabnya Tuhan menyruh supaya sahabat-sahabat menukar perkataan "Raa 'ina" dengan "undhurna"  yang juga artinya sama dengan "Raa 'ina" (peny.)

Dalam riwayat lain dikemukakan bahwa kata "Ra'ina dalam bahasa Yahudi berarti caci maki yang jelek. Sehubungan dengan itu ada peristiwa sebagai berikut : Ketika kaum Yahudi mendengar sahabat-sahabat Nabi saw. memakai perkataan itu ("Ra'inah) mereka sengaja mengumumkan agar perkataan itu biasa dipergunakan dan ditujukan kepada Nabi saw.  Apabila para sahabat Nabi saw. menggunakan kata-kata itu, mereka mentertawakannya. Maka turunlah  (QS 2 : 104). Ketika salah seorang sahabat, yaitu Sa'ad bin Mu'adz mendengar ayat ini, berkatalah ia kepada kaum Yahudi : "Hai musuh-musuh Allah ! Jika aku mendengar perkataan itu diucapkan oleh salah seorang di antaramu sesudah pertemuan ini akan kupenggal batang lehernya.
Diriwayatkan oleh Abu Na'im di dalam kitab ad-Dala-il dari as-Suddi as-Shaghir, dari al-Kalbi dari Abi Shaleh yang bersumber dari Ibnu Abbas.

Dalam riwayat lain dikemukakan bahwa turunnya ayat ini (QS 2 : 104) ketika seorang laki-laki berkata "Ari'ni sam'aka.
Keterangan : Diriwayatkan oleh Ibnu Jarir yang bersumber dari ad-Dlahhak.

Dalam riwayat lain dikemukakan bahwa pada waktu itu ada beberapa orang Yahudi mengatakan : "Ari'na sam'aka yang ditiru oleh beberapa orang Islam, akan tetapi Allah membencinya maka turunlah ayat ini (QS 2 : 104)
Diriwayatkan oleh Ibnu Jarir yang bersumber dari Athiyyah

Dalam riwayat lain dikemukakan bahwa ketika Kaum Muslimin mengucapkan "Ra'ina sam'aka" datanglah kaum Yahudi dan berkata seperti itu. Maka turunlah ayat ini (QS 2 : 104) 
Diriwayatkan oleh Ibnu Jarir yang bersumber dri Qatadah. 

Dalam riwayat lain dikemukakan bahwa bahwa turunnya ayat ini (QS 2 : 104) sehubungan dengan ucapan "ra'ina" yaitu bahasa yang dipakai kaum Ansyar di zaman jahiliyyah dan karenanya dilarang oleh ayat ini (QS 2 : 104) 
Diriwayatkan oleh Ibnu Jarir yang bersumber dari 'Atha.  

Demikian penjelasan Asbabun Nuzul Surat Al-Baqarah Seri ke-5. Semoga bermanfaat dan menambah wawasan kita. Untuk Asbabun Nuzul Al-Baqarah seri ke-6 kita tunggu beberpa hari lagi. Selamat menunggu....  

0 Response to "ASBABUN NUZUL SURAT AL-BAQARAH SERI KE-5"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel