Mushaf Utsman Satukan Kaum Muslimin

.

Kajian Khazanah Islam (katagori posting Sejarah)

Pembaca budiman, Rahmat serta Bimbingan-Nya semoga selalu menyertai kita dalam seluruh aktivitas di dunia ini untuk meraih kebahagiaan dan mengharap Ridho-Nya di Akhirat kelak. Aamiin...

Rasiyambumen.com, mempost materi ; Mushaf Usman Satukan Kaum Muslimin.  Al-Qur'an datang dengan berbagai bacaan (logat dialek) yang dibaca oleh Rasulullah SAW dan yang lainnya. Dengan demikmian tiap-tiap suku yang berada di jasirah Arab tentu memiliki dialek bahasa Arab yang berbeda-beda. Maka kadang pembacaan alquran kala itu dapat berbeda dialek walaupun mengandung makna yang sama. Tetapai hal demikian menjadikan ketidak nyamanan oleh pembacanya bahkan kadang menimbulkan kekisruhan sehingga menimbulkan permusuhan antar umat Muslim itu sendiri.  

Salah satu prestasi terbesar yang dibuat oleh Khalifah Ustsman bin Affan r.a. adalah menyatukan kaum Muslimin dalam satu bacaan Al-Qur'an.  Dengan demikian kebijaksanaan sang Khalifah ini teremasuk kategori memudahkan dan meringankan umat. 

Sebagai upaya memberikan keringanan bagi suku Arab dan mengumpulkan mereka supaya membaca Al-Qur'an dengan bacaan yang mudah untuk lidah dan logat mereka, maka kitab tersebut diturunkan dalam berbagai bacaan (logat/dialek). Sehingga suku-suku Arab dapat dengan mudah membacanya. Walaupun demikian logat asli pembacaan Al-Quir'an adalah loga suku Quraisy.

Dikutip dari buku "Para Penggenggam Surga" karya Syaikh Muhammad Ahmad 'Isa, dalam sebuah riwayat yang saheh diterangkan bahwa Al-Qur-an ditutunkan dalam tujuh huruf atau tujuh wajah. 

Imam al-Bukhari meriwayatkan bahwa Umar Bin Khattab r.a. berkata "Aku mendengar Hisyam Ibnu Hakim membaca surah Al-Furqaan pada masa Rasulullah swa. aku memperhatikan bacaannya, tiba-tiba dia membaca dengan logat/dialek yang belum pernah dibacakan Rasulullah saw. kepadaku, sehingga hampir saja aku melabraknya saat dia shalat, tetapi aku urungkan dan menunggu sampai salam. Begitu selesai shalat, aku tarik pakaiannya dan aku katakan kepadanya : "Siapa yang mengajarkan bacaan surat itu kepadamu?" dia menjawab ; "Rasulullah saw. yang membacakannya kepaadaku". 
Kamu berdusta! Demi Allah, Rasulullah juga membacakannya surah yang sama kepadaku, tetapi tidak seperti bacaanmu" kataku. Kemudaian aku bawa dia menghadap Rasulullah saw. dan aku ceritakan kepada Beliau bahwa aku mendengar orang ini membaca Surat Al-Furqan dengan bacaan tidak pernah Beliau bacakan kepadaku. 

Rasulullah saw. bersabda : "Lepaskanlah dia, wahai Umar, bacalah surat tadi, wahai Hisyam!" Hisyam kemudian membacanya dengan bacaan seperti yang kudengar tadi.  Rasulullah berkata lagi, "bacalah wahai Umar!" lalu aku membacanya dengan bacaan sebagaimanya yang diajarkan Rasulullah saw. kepadaku. Beliau kemudian bersabda : "Begitulah surah itu diturunkan. Sesungguhnya Al-Qur'an itu diturunkan dengan tujuh cara baca, maka bacalah dengan bacaan yang mudah bagimu."

Demikianlah tujuh cara baca yang menyertai Al-Quran diturunkan mencakup berbagai logat/dialek Arab dan bermacam segi pengucapan yang merujuk pada berbagai i'rab, ifrad, (singular), tasniyah (menunjukkan dua hal), jama' (plural), khittab, ghaibah, takallum, yang mencakup pergantian satu kata dengan kata lain, mendahulukan dan mengakhirkan sebagai kalimat, serta menambahkan atau mengurangi huruf. 

Pertengkaran pernah terjadi di berbagai medan pertempuran, ketika mereka umat membutuhkan kesatuan barisan dan komando. Kondisi ini dirasakan oleh Hudzaiffah Ibnu Yaman, seorang sahabat mulia Rasulullah saw. Dia pernah ikut serta dalam peperangan menaklukan Azerbaizan dan Armania.  Saat itu dia menyaksikan pasukan Irak dan Kufah amat fanatik terhadap bacaan Abdullah Ibnu Mas'ud, dan pasukan Syam fanatik dengan bacaan Ubay Ibnu Ka'ab. Perbedaan mereka hampir saja berujung saling serang. 

Kondisi tersebut mengejutkan Hudzaifah Ibnu Yaman. Dia segera menuju Madinah untuk menyampaikan pertentangan yang disaksikannya kepada Khalifah Utsman Bin Affan, "Wahai Amirul Mukmin, aku peringatkan kepadamu agar menyelamatkan umat ini sebelum mereka berselisih sebagaimana perselisihan Yahudi dan Nasrani". 

Utsman kemudian mengirimkan utusan kepada Hafshah, istri Rasulullah SAW. dan meminta kesediaan untuk memberikan mushaf Abu Bakar. Dia lalu memerintahkan kepada para penulis wahyu : Zaid bin Tsabit, Abdullah Ibnu Zubair, Sa'id Ibu Al-Ash, Abdurrahman Ibnu Al-Harits, dan Ibnu Hisyam untuk menulis beberapa salinan dari mushaf Abu Bakar.
Baca juga jangan ditinggal Macam-Macam "MAD", Dalam Bacaan Al-Quran

Ustman berpesan, jika terjadi perselisihan dalam lafaz, hendaknya ditulis dengan lafaz Quraisy sebagaimana Allah menurunkan Al-Qur'an dalam dialek tersebut. Mereka melaksanakan tugas mulia itu dengan sempurna. Utsman Bin Affan kemudian memperbanyak mushaf tersebut, lalu mengirimkannya  untuk untuk Hudzaifah r.a. dan setiap daerah, masing-masing satu mushaf. Karya Luar biasa ini menghilangkan perpecahan, terkait Al-Qur'an di kalangan kaum Muslimin dan terwujud persatuan yang indah. 

Demikian uraian materi Mushaf Utsman Satukan Kaum Muslimin. Semoga bermanfaat dan marilah kita pelajari dengan sungguh-sungguh Al-Qur'an ini, agar dapat menjadi tuntunan dalam kehidupan sehari-hari untuk meraih kebahagiaan dunia dan akhirat.

0 Response to "Mushaf Utsman Satukan Kaum Muslimin "

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel