KISAH ABU 'UBAIDAH BIN JARRAH

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ 
Assalamu'alaikum wr.wb. Kajian Islam (katagori Kisah)
Berjumpa kembali pembaca budiman, kali ini materi yang di post. masih terkait dengan sahabat Rasulullah saw, Abu 'Ubaidah bin Jarrah yang memiliki sifat lemah lembut, dan tawadhu' namun ketika menghadapi urusan penting terkait agama maka beliau sangat tegas dan cekatan bagai singa jantan. Baiklah mari kita ikuti kisahnya. sebelumnya ada Kisah Abbad bin Bisyir silakan dibaca.
Siapakah kiranya orang yang dipegang Rasulullah saw. dengan tangan kanannya sambil bersabda mengenai pribadinya.... Siapakah orang yang dikirim oleh Nabi ke medan tempur Dzaatus Salasil sebagai bantuan bagi Amr bin Ash, dan diangkatnya sebagai panglima dari suatu pasukan yang di dalamnya terdapat Abu Bakar dan Umar ? Siapakah orang yang tin ggi perawakannya tetapi kurus tubuhnya, tipis jenggotnya, berwibawa wajahnya, dan ompong karena patah dua gigi mukanya?  Yah sipa kiranya orang kuat lagi terpercaya, sehingga Umar bin Khattab ketika hendak menghembuskan nafas terakhir pernah berkata mengenai pribadinya : Seandainya Abu 'Ubaidah bin Jarrah masih hidup, tentulah ia dinatara rang-orang yang akan saya angkat sebagai penggantiku. Dan jika Tuhanku menanyakan hal itu tentulah akan saya jawab: "Saya angkat kepercayaan Allah dan kepercayaan RasulNya....."

1. Siapakah Abu 'Ubaidah bin Jarrah itu ? 
Nama lengkapnya Amir bin Abdullah bin Jarrah Al-Fihry Al-Quraiys, namun lebih dikenal Abu 'Ubaidah bin Jarrah. Wajahnya selalu berseri, matanya bersinar, ramah kepada semua orang, sehingga mereka simpati kepadanya. Di samping sifatnya yang lemah lembut, dia sangat tawadhu' dan pemalu. Tapi bila mnghadai urusan penting, ia sangat cekatan bagai singa jantan. Abdullah bin Umar pernah berkata tentang orang-orang yang mulia. "Ada tiga orang Quraiys yang sangat cemerlang wajahnya, tinggi akhlaqnya dan sangat pemalu. Bila berbicara tidak pernah dusta. Dan pabila orang berbicara, mereka tidak cepat-cepat mendustakan. Mereka itu adalah Abu Bakar Ash-Shiddiq, Utsman bin Afan dan Abu 'Ubaidah bin Jarrah.  Kelompok pertama masuk Islam Abu Ubaidah termasuk kelompok pertama sahabat yang masuk Islam. Dia masuk Islam atas ajakan Abu Bakar Ash-Shiddiq, sehari setelah Abu Bakar masuk Islam. Waktu menemui Rasulullah saw. dia bersama-sama Abdurrahman bin Auf, Utsman din Mazh'un dan Arqam bin Arqam untuk mengucapkan syahadat di hadapan beliau. Oleh sebab itu, meraka tercatat sebagai pilar pertama dalam pembangunan mahligai Islam yang agung dan indah. Dalam kehidupannya sebagai Muslim, Abu Ubaidah mengalami masa penindasan yang kejam dari kaum Quraiys di Makkah sejak permulaan sampai akhir. Dia turut menderita bersama kaum Muslimin lainnya. Walau demikian, ia te3tap teguh menerima segala macam cobaan, tetap setia membela Rasulullah saw. dalam tiap situasi dan kondisi apapun. Diburu oleh orang tuanya dalam perang Badar, Abu Ubaidah berhasil menyusup ke barisan musuh tanpa takut mati. Namun tentara berkuda kaum musyrikin menghadang dan mengejarnya. Kemanapun ia lari, tentara itu terus mengejarnya dengan beringas.  Abu Ubaidah menghindar dan menjauhkan diri untuk bertarung dengan pengejarannya. Ketika si pengejar bertambah dekat, dan merasa posisinya strategis, Abu Ubaidah mengayunkan pedang kearah kepala lawan. Sang lawan tewas seketika dengan kepala terbelah. Siapkah lawan Abu Ubaidah yang santa beringas itu? Tak lain adalah Abdullah bin Jarrah, ayah kandungnya sendiri Abu Ubaidah tidak membunuh ayahnya tapi membunuh kemusyrikan yang bersarang dalam pribadi ayahnya. Berkenaan dengan kasus Abu Ubaidah ini, Allah berfirman  :
ا تَجِدُ قَوْمًا يُؤْمِنُونَ بِاللَّـهِ وَالْيَوْمِ الْءَاخِرِ يُوَآدُّونَ مَنْ حَآدَّ اللَّـهَ وَرَسُولَهُۥ وَلَوْ كَانُوٓا۟ ءَابَآءَهُمْ أَوْ أَبْنَآءَهُمْ أَوْ إِخْوٰنَهُمْ أَوْ عَشِيرَتَهُمْ ۚ أُو۟لٰٓئِكَ كَتَبَ فِى قُلُوبِهِمُ الْإِيمٰنَ وَأَيَّدَهُم بِرُوحٍ مِّنْهُ ۖ وَيُدْخِلُهُمْ جَنّٰتٍ تَجْرِى مِن تَحْتِهَا الْأَنْهٰرُ خٰلِدِينَ فِيهَا ۚ رَضِىَ اللَّـهُ عَنْهُمْ وَرَضُوا۟ عَنْهُ ۚ أُو۟لٰٓئِكَ حِزْبُ اللَّـهِ ۚ أَلَآ إِنَّ حِزْبَ اللَّـهِ هُمُ الْمُفْلِحُونَ ﴿المجادلة
"Kamu tak akan mendapati kaum yang beriman pada Allah dan hari akhirat, saling berkasih-sayang dengan orang-orang yang menentang Allah dan RasulNya, sekalipun orang-orang itu bapak-bapak, atau anak-anak atau saudra-saudara ataupun keluarga mereka. Mereka itulah orang-orang yang telah menanamkan keimanan dalam hati mereka dan menguatkan mereka dengan pertolongan yang datang daripada-Nya. Dan dimasukkan-Nya mereka ke dalam syurga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya. Allah ridha terhadap mereka dan merekapun merasa puas terhadap (limpahan rahmat-Nya). Mereka itulah golongan Allah. Ketahuilah bahwa sesungguhnya hizbullah itu adalah golongan yang beruntung" (QS Al-Mujaadalah : 22)  Ayat di atas tidak membuat Abu Ubaidah besar kepala dan membusungkan dada, bahkan menambah kokoh imannya kepada Allah SWT dan ketulusannya kepada Agama.Nya.
2. Orang Kepercayaan Umat Muhammad saw.
Orang yang mendapatkan gelar "kepercayaan umat Muhammad saw."   ini ternyata menarik perhatian orang-orang besar, bagaikan magnet yang menarik logam di sekitarnya. Utusan Nasrani meminta menjadi pengadil.  Pada suatu ketika utusan kaum Nasrani datang menghadap Rasulullah seraya berkata, "Wahai Abu Qasim, kirimlah kepada kami seorang sahabat anda yang pintar menjadi hakim tentang harta yang menyebabkan kami berselisih sesama kami. Kami senang menerima putusan yang ditetapkan kaum Muslimin"   " Datanglah sore nanti, saya akan mengirimkan kepada kalian orang kuat yang terpercaya." kata Rasulullah saw. Umar bin Al-Khattab berujar : Aku ingin tugas itu tidak deiserahkan kepada orang lain, karena aku ingin mendapatkan gelar orang kuat yang terpercaya". Selesai shalat, Rasulullah menengok ke kanan dan kekiri. Umar sengaja menonjolkan diri agar dilihat Rasulullah saw. namum beliau tidak menunjuknya. Ketika melihat Abu Ubaidah, beliau memanggilnya da  berkata, "Pergilah kau bersama mereka. Adili dengan baik perkara yang mereka perselisihkan!. Abu Ubaidah berangkat bersama utusan tersebut dengan menyandang gelar "orang kuat yang terpercaya" Abu Ubaidah selalumengikuti Rasullah saw, berperang dalam tiap peperangan yang beliau pimpim, hingga beliau wafat. Bai'at dan taat pada Khalifah dalam musyawarah pemilihan khalifah yang pertama ( al-Yaum Ats-Tsaqifah), Umar bin Al-Khattab mengulurkan tangannya ke dapa Abu Ubaidah seraya berkata : " Aku memilihmua dan bersumpah setia, karean aku pernah mendengar Rasulullahsaw. bersabda:  "Sesungguhnya tiap-tiap umat mempunyai orang kepercayaan. dan orang paling dipercaya dari umat ini adalah engkau"  Abu Ubaidah menjawab "Aku tidak mau mendahului orang yang pernah disuruh  Rasulullah saw untuk mengimami kita sholat sewaktu beliau hidup. Abu Bakar Ash-Shiddiq. Walaupn sekarang Rasullah saw. telah wafat, marilah kita imamkan juga dia. Akhirnya mereka sepakat untuk memilih Abu Bakar menjadi Khalifah pertama, sedangkan Abu Ubaidah diangkat menjadi penasehat dan pembantu utama Khalifah. Setelah Abu Bakar wafat jabatan Khalifah pindah ke tangan Umar bin Khattab, Abu Ubaidah selalu dekat dengan UMar dan tidak pernah menolak perintahnya. Pada masa pereintahan Umar, Abu Ubaidah memimpin tentara Muslimin menaklukan wilayah Syam (Suriah). Dan berhasil memperoleh kemenangan berturut-turt, sehingga seluruh wilayah Syam takluk di bawah kekuasaan Islam, dari tepi sungai Furat di sebelah timur hingga Asia kecil di sebelah utara.

Abu Ubaidah Wafat. 
Abu Ubaidah meninggal dunia karena terkena penyakit menular yang mewabah di Syam, menjelang wafatnya, ia berwasiat kepada seluruh prajuritnya, "Aku berwasiat kepada kalian. Jika wasiat ini kalian terima dan laksanakan, kalian tidak akan sesat dari jalan yang baik, dan senantiasa dalam keadaan bahagia. Tetaplah kalian menegakkan shalat, berpuasa di bulan Ramadhan, membayar zakat, dan menuniakan haji dan umrah. Hendaklah kalian saling menasehati sesama kalian, nasihati pemerintah kalian, dan jangan biarkan mereka tersesat. Dan janganlah kalian tergoda noleh dunia, walaupun seseorang berusia panjang hingga seribu tahun, dia pasti akan menjumpai kematian seperti yang kalian saksikan ini." Kemudian dia menoleh kepada Mu'adz bin Jabal, "Wahai Muadz, sekarang kau yang menjadi imam (panglima) " Tidak lama kemudian ruhnya meninggalkan jasad untuk menjumpai Allah SWT.

Sekian kisah seorang pahlawan besar (Abu 'Ubaidah Bin Jarrah) pada zaman Rasulullah saw. hingga pada Kekhalifahan Abu Bar Ash-Shiddiq. Beliau adalah termasuk orang awalun Muslimin. Semoga kita semua dapat mengambil ibrah dari kisah tersebut.
 
 

0 Response to "KISAH ABU 'UBAIDAH BIN JARRAH"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel