Shalat Sepanjang 60 Tahun Tetapi Tidak Satupun Shalatnya Diterima Allah SWT.


Rasiyambumen.com Kajian Khasanah Islam (Kategori Posting Shalat)

Pembaca budiman, Rahmat serta Bimbingan-Nya semoga selalu tercurah dan menyertai kita dalam segala aktivitas di dunia ini untuk meraih kebahagiaan dan mengharap Ridho-Nya di Akhirat kelak. Aamiin.....

Ada orang yang telah mengerjakan shalat sepanjang 60 tahun tetapi tidak satupun shalatnya diterima Allah SWT.  Mengapa hal ini dapat terjadi?. Untuk mengetahui jawabannya mari kita ikuti kajian/uraian di bawah ini, yang akan dijelaskan dengan rinci berdasarkan ayat al-qur'an maupun hadts-hadts yang shaheh. 

Sebuah hadits, terkait dengan shalat  ; "Abdullah bin Qurath r.a. meriwayatkan bahwa Rasulullas saw. bersabda ; "Yang pertama kali akan dihisab pada seorang hamba pada hari kiamat adalah shalatnya. Jika shalatnya baik, maka baiklah seluruh amalannya, dan jika shalatnya buruk, maka buruklah amalan-amalan yang lainnya". (HR. Thabrani). 

Ketika Umar bin Khttab r.a. menjadi Khalifah, ia mengeluarkan suatu pengumuman yang dikirim kepada setiap kepala daerah, "Aku memandang shalat adalah kewajiban yang paling penting". Orang yang menjaga shalatnya dengan penuh perhatian, maka akan menjaga pula perintah-perintah yang lain dalam agama Islam, tetapi jika kalian meninggalkan shalat dengan mudah kalian akan meninggalkan ajaran-ajaran yang lain. 

Hadits Rasulullah saw.  dan maklumat Khalifar Umar, r.a. di-atas diperkuat oleh Hadits yang berbunyi : "Syetan takut kepada seorang muslim yang selama ia menjaga shalatnya dengan sempurna, tetapi apabila ia melalaikan shalatnya, maka syetan akan datang untuk menyesatkannya, setelah itu mereka akan mudah digoda untuk melakukan dosa-dosa besar dan berat" . Hal ini sesuai dengan firma Allah SWT. "Sesungguhnya Shalat itu menghalangi/mencegah perbuatan keji dan mungkar...." (QS .Al-Ankabuut : 45) 

Dalam hadits yang lain : "Abdullah bin Abu Qatadah r.a. meriwayatkan bahwa Rasulullah saw. bersabda : Pencuri yang paling buruk adalah yang mencuri dalam shalatnya. Para sahabat bertanya, apakah ya Rasulullah, yang dimaksud dengan mencuri dalam shalat?. Lalu dijawabnya, "Yaitu orang yang tidak menyempurnakan ruku dan sujud dalam shalatnya" (HR. ad-Darami - at-Targhib). 

Abu Darda r.a. menceritakan ; Suatu ketika Rasulullah saw. menengok ke arah langit lalu bersabda, "Ilmu pengetahuan akan diangkat dari dunia ini".  Ziyad r.a bertanya ; "Bagaimana ilmu pengetahuan itu akan diangkat, sedangkan al-Qur'an sedang diajarkan kepada anak-anak dan akan diteruskan pada masa-masa yang akan datang dalam keadaan sejahtera". 
Rasulullah saw. bersabda : "Ziyad, aku selalu menganggap engkau sebagai seorang yang pintar/pandai. Tidakkah engkau melihat orang-orang Yahudi dan Nasrani juga mengajarkan kitab mereka kepada anak-anak mereka? Apakah hal itu menjauhkan dari kemunduran?"

Salah seorang murid dari Abu Darda r.a berkata "Setelah mendengar hadits ini dari Abu Darda r.a aku pergi menemui Ubaidah r.a sambil membacakan hadits itu kepadanya. Katanya : Abu Dardar r.a benar. Maukah engkau diberitahu apa-apa yang yang pertama-tama akan dicabut dari dunia ini?. Yaitu khusu' dalam shalat. Engkau akan melihat tidak seorangpun dalam jama'ah yang mengerjakan shalat dengan khusu'." Hudzaifah r.a. penyimpan rahasia Rasulullah saw.  mendengar, "Khusu' dalam shalat adalah yang pertama kali akan lenyap."

Dalam sebuah hadits diriwayatkan; "Allah SWT. tidak akan mempedulikan shalat yang ruku' dan sujudnya tidak dilakukan dengan sempurna". Hadits lain berbunyi : "Ada orang yang telah mengerjakan shalat sepanjang enam puluh (60) tahun tetapi tidak satupun shalatnya yang diterima oleh Allah SWT. karena tidak memperhatikan ruku' dan sujud di dalam shalatnya". 

Lalu bagaiman agar shalat yang kita lakukan dapat diterima oleh Allah SWT. tentunya harus mengikuti apa yang telah diperintahkan Rasulullah dan juga telah dicontohkannya. 
Mujaddid Alfitsani Syaikh Ahmad Sarhindi rah.a. (semoga Allah swt. memberikan nur ke atas pusaranya). Dalam kitabya menegaskan tentang ketertiban melakukan shalat. Ia menerangkan perkara ini hampir setengah dari isi kitabnya. Dalam salah satu sarannya ia menulis, "Sangat penting untuk diperhatikan, yaitu merapatkan jari-jari tangan ketika sujud dan merenggangkannya ketika ruku'."

Dan Beliau berkata lagi :  "Pusatkan perhatian ke tempat sujud ketika berdiri, kekaki ketika ruku'  ke hidung ketika sujud dan lengan kita ketika duduk dalam tahiyat, ini akan mendatangkan khusu' dalam shalat. Hanya dengan memperhatikan aturan-aturan itu saja sudah dapat menambah nilai dari shalat kita. Maka bayangkan betapa banyak manfaat yang akan kita peroleh kalau kita melaksanakan aturan seluruhnya dengan sungguh-sungguh, baik yang sunnah maupun yang fardhu. 

Hadits dari Ummi Ruman r.ha. Ibunda Aisyah r.ha berkata  "Ketika aku sedang mengerjakan shalat dengan tidak sengaja, kadang-kadang badanku miring ke-kri dan kekanan. Ketika Abu Bakar Ash-Siddiq r.a. melihat hal itu ia menghardikku dengan kasar sehingga hampir saja aku meninggalkan shalat dengan perasaan takut. Ia memberitahuku bahwa ia telah mendengar Rasulullah saw. bersabda "Apabila seseorang berdiri dalam shalat, hendaknya menjaga badannya agar jangan bergerak dan jangan berbuat seperti orang Yahudi. Karena berdiam dan tidak bergerak (kecuali gerakan shalat) termasuk kesempurnaan shalat." (HR. Hakim dan Tirmidzi). 

Menjaga badan supaya jangan bergerak-gerak ketika mengerjakan shalat diperintahkan dalam beberapa hadits. Pada mulanya Rasulullah saw. suka memandang ke langit dengan harapan Jibril a.s akan membawa wahyu kepadanya sehingga kadang-kadang tidak disadarinya hal ini dilakukan ketika sedang shalat. Kemudian turunlah ayat di bawah ini : 
"Sesungguhnya beruntunglah orang yang beriman, (yaitu) orang yang khusu' dalam shalatnya" (QS Al- Mukminun ayat 1-3). 
Setelah turun wahyu tersebut di atas Rasulullah saw. ketika shalat selalu memandang ke bawah. 

Diceritakan juga para sahabat r.hum. kadang-kadang melirik ke sana ke sini ketika shalat. Tetapi setelah ayat-ayat ini diturunkan, mereka mereka segera menghentikan kebiasaan itu. Abdullah bin Umar r.a berkata : "Apabila para sahabat r.hum. berdiri dalam shalatnya, mereka tidak memandang ke kiri dan ke kanan, mereka berdiri tegak dengan pandangan tertuju pada ke tempat sujud semata-mata sambil mengingat Allah SWT. Rabb mereka. 

Ali karramahullahu wajhahu ditanga oleh seseorang : "Apakah khusu' itu?" Dijawab, "Khusu' adalah di dalam hati, yaitu memusatkan ingatan kepada Allah swt. ketika shalat dan tidak bertawajjuh ke arah lain".

Demikian uraian singkat tentang Shalat Sepanjang 60 tahun tetapi tidak satupun shalatnya diterima Allah SWT.  Semoga bermanfaat dan menambah kahazanah wawasan kita, khususnya dalam hal shalat.


Sumber :
Kitab Fadhilah Amal. Oleh Maulana Muhammad Zakariyya al- Kandhalawi. Rah.a.
Hal- (156 - 158). 

0 Response to "Shalat Sepanjang 60 Tahun Tetapi Tidak Satupun Shalatnya Diterima Allah SWT. "

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel