Bersahabat Dengan Orang-Orang Shaleh
Wednesday, March 7, 2018
Add Comment
Pembaca budiman, Rahmat serta Bimbingan semoga selalu tercurah dan mengiringi kita dalam segala aktivitas di dunia ini untuk meraih kebahagiaan serta mengharap Ridho-Nya di Akhirat kelak. Aamiin...
TOPIK / TEMA Khutbah :
Bersahabat dengan orang-orang shaleh.
Khutbah Pertama:
ุฅَِّู ุงْูุญَู
ْุฏَ َِِّููู؛ َูุญْู
َุฏُُู ََููุณْุชَุนُُِْููู ََููุณْุชَุบِْูุฑُُู ََููุชُْูุจُ ุฅَِِْููู، ََููุนُْูุฐُ ุจِุงِููู ู
ِْู ุดُุฑُْูุฑِ ุฃَُْููุณَِูุง َูุณَِّูุฆَุงุชِ ุฃَุนْู
َุงَِููุง، ู
َْู َْููุฏِِู ุงُููู ََููุง ู
ُุถَِّู َُูู، َูู
َْู ُูุถِْْูู ََููุง َูุงุฏَِู َُูู، َูุฃَุดَْูุฏُ ุฃَْู َูุง ุฅََِูู ุฅَِّูุง ุงُููู َูุญْุฏَُู َูุง ุดَุฑَِْูู َُูู، َูุฃَุดَْูุฏُ ุฃََّู ู
ُุญَู
َّุฏุงً ุนَุจْุฏُُู َูุฑَุณُُُْููู ุจََّูุบَ ุงูุฑِّุณَุงَูุฉَ َูุฃَุฏَّู ุงูุฃَู
َุงَูุฉَ ََููุตَุญَ ุงูุฃُู
َّุฉَ؛ َูุตَََููุงุชُ ุงِููู َูุณََูุงู
ُُู ุนََِْููู َูุนََูู ุขِِูู َูุตَุญْุจِِู ุฃَุฌْู
َุนَِْูู
ุฃَู
َّุง ุจَุนْุฏُ ู
َุนَุงุดِุฑَ ุงูู
ُุคْู
َِِْููู
ุงِุชَُّْููุง ุงَููู ุชَุนَุงَูู؛ َูุฅَِّู ู
َِู ุงุชََّูู ุงَููู ََููุงُู َูุฃَุฑْุดَุฏَُู ุฅَِูู ุฎَْูุฑٍ ุฃُู
ُْูุฑٍ ุฏِِِْููู َูุฏَُْููุงُู
Kaum Muslimin Sidang Jum'ah yang dirahmati Allah,
Mengawali khutbah, tiada kata yang terindah dan toyyibah kecuali ungkapan puji syukur kehadirat illahi robbi Allah swt. dimana pada kesempatan yang berbahagia, di hari yang mulia, sayyidul ayaum yaitu hari Jum'at ini, Allah berikan sehat wal afiat, sehingga kita dapat melaksanakan shalat Jum'at berjamaah.
Shalawat serta salam, kita haturkan ke Haribaan junjungan Nabi besar Muhammad saw., kepada keluarga, para sahabat, para tabi'in serta tabi'ut-tabi'in serta kita, yang hingga saat ini bahkan detik ini masih istiqomah dalam mengamalkan risalahnya, semoga mendapat safa'atnya di yaumil akhir kelak. Aamiin.
Melalui mimbar yang mulia ini, khatib mengajak khususnya pada diri khatib sendiri, dan para jama'ah sekalian untuk selalu meningkatkan ketaqwaan kita kepada Allah SWT. dengan dua cara yaitu, menjalankan segala perintah-Nya dan berusaha dengan sungguh-sungguh untuk meninggalkan seluruh laranganNya. Karena kedua cara tersebutlah yang akan menyelematkan kita dan memberikan kebahagiaan di dunia hingga Akhirat. Aamiin.
Kaum Muslimin Yang dirahmati Allah,
Sekawanan burung saja memiliki naluri untuk berkumpul dengan sejenisnya. Apalagi kita manusia yang telah Allah berikan Akal dan pikiran, dan sudah ditakdirkan menjadi makhluk sosial, juga naluri untuk berinteraksi dengan sesama, pastilah sangat melekat dalan hatinya.
Untuk itu, jika kita ingin menjadi orang shalih, hendaklah berusaha bersahabat/berkawan, berkumpul dengan orang-orang shalih.
Allah berfirman :
َูุง ุฃََُّููุง ุงَّูุฐَِูู ุขู
َُููุง ุงุชَُّููุง ุงََّููู َُُูููููุง ู
َุนَ ุงูุตَّุงุฏَِِููู
"Wahai orang-orag yang beriman! Bertakwalah kepada Allah, dan hendaklah kamu bersama orang-orang yang benar (jujur)" (QS. At-Taubah : 119)
Bersabar Dalam Berkawan dengan Orang Shalih.
Ini berlaku bagi laki-laki dan wanita. Seorang Muslim hendaknya mencari, bergaul, dan menjadikan laki-laki yang shalih sebagai sahabat-sahabatnya. Dan wanita Muslimah hendaknya mencari, bergaul, dan menjadikan wanita-wanita shalihah sebagai sahabat-shabatnya. Jangan merasa rendah bergaul dengan orang-orang yang taat, walaupun mereka orang-orang yang kekurangn secara duniawi, namun mereka memiliki derajat yang tinggi di sisi Allah SWT.
Allah berfirman :
َูุงุตْุจِุฑْ َْููุณََู ู
َุนَ ุงَّูุฐَِูู َูุฏْุนَُูู ุฑَุจَُّูู
ْ ุจِุงْูุบَุฏَุงุฉِ َูุงْูุนَุดِِّู ُูุฑِูุฏَُูู َูุฌَُْูู ۖ ََููุง ุชَุนْุฏُ ุนََْููุงَู ุนَُْููู
ْ ุชُุฑِูุฏُ ุฒَِููุฉَ ุงْูุญََูุงุฉِ ุงูุฏَُّْููุง ۖ ََููุง ุชُุทِุนْ ู
َْู ุฃَุบََْْูููุง َْููุจَُู ุนَْู ุฐِْูุฑَِูุง َูุงุชَّุจَุนَ ََููุงُู ََููุงَู ุฃَู
ْุฑُُู ُูุฑُุทًุง
"Dan bersabarlah kamu bersama dengan orang-orang yang menyeru Rabbnya di pagi hari di senja hari dengan mengharap keridhaan-Nya. Dan janganlah kedua matamu berpaling dari mereka karena mengharap perhisan kehidupan dunia ini. Dan janganlah kamu mengikuti orang yang hatinya telah Kami lalaikan dari mengingat Kami, serta menuruti hawa nafsunya dan adalah keadaannya itu melewati batas" (QS, Al-Kahfi : 28)
Syeikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di rahimahullah mengatakan bahwa Allah Azza wa Jalla memerintahkan Nabi-Nya, Muhammad saw. agar beliau bersabar bersama orang-orang Mukmin, orang-orang yang beribadah, orang-orang yang banyak kembali (bertaubat) kepada Allah. Yaitu orang-orang yang menyeru Rabbnya di pagi dan senja hari, yaitu di awal dan akhir siang, mereka mengharap keridhaan-Nya. Allah azza wa Jalla menyifati mereka dengan ibadah dan ikhlas dalam beribadah.
Di dalam ayat itu terdapat printah untuk bersahabat dengan orang-orang baik, menundukkan jiwa untuk berkawan dan bergaul dengan mereka, walaupun mereka adalah orang-orang baik, menundukkan jiwa untuk berkawan dan bergaul dengan mereka, walaupun mereka adalah orang-orang miskin, karena sesungguhnya bersahabat dengan mereka terdapat faedah-faedah yang tidak terbatas.
Ibrahim al-Khawwas rahimahullah berkata :
ุฏََูุงุกُ ุงَْْูููุจِ ุฎَู
ْุณَุฉُ ุฃَุดَْูุงุกَ: ِูุฑَุงุกَุฉُ ุงُْููุฑْุขِู ุจِุงูุชَّุฏَุจُّุฑِ، َูุฎََูุงุกُ ุงْูุจَุทِْู، ََِูููุงู
ُ ุงَِّْูููู، َูุงูุชَّุถَุฑُّุนُ ุนِْูุฏَ ุงูุณَّุญَุฑِ، َูู
ُุฌَุงَูุณَุฉُ ุงูุตَّุงِูุญَِْูู
Penawar hati itu ada lima :
Pertama : membaca al-Qur'an dengan tadabbur (perenungan), kosongkan perut (dengan berbpuasa), Qiyamul lail (shalat malam), berdoa di waktu sahar (waktu akhir malam sebelum shubuh), dan duduk bersama orang-orang shalih.
Namun hal ini bukan berarti kita tidak boleh mengenal semua orang. Mengenal semua orang dibolehkan, namun kita jangan menjadikan kawan dekat sehingga kita dapat terpengaruh hal yang buruk olehnya. Kita harus memilih kawan-kawan yang baik untuk keselamatan kita.
Rasullah saw. bersabda :
ุงูุฑَّุฌُُู ุนََูู ุฏِِูู ุฎَِِِูููู ََْْููููุธُุฑْ ุฃَุญَุฏُُูู
ْ ู
َْู ُูุฎَุงُِูู
Seseorang itu mengikuti din (agama, akhlak) kawan dekatnya . Oleh karena itu, hendaknya seseorang di antara kalian memperhatikan siapa yang di jadikan kawan dekat. (3)
Manfaat minimal yang akan didapat dari kawan atau shabat yang shalih, dan ini adalah manfaat yang tidak boleh diremehkan, yaitu dengan sebab (berteman dengan orang shalih) dia akan tercegah dari perbuatan buruk dan kemaksiatan. Karena menjaga persahabatan, berlomba dalam kebaikan, serta meninggalkan keburukan.
Kawan yang shalih akan menjagamu, baik disaat engkau ada di hadapannya atau ketika engkau tidak ada dihapadannnya. Kecintaan dan doanya akan memberikan manfaat kepadamu, baik di saat hidupmu maupun setelah matimu. Dia juga akan membelamu karena hubungan denganmu dan kecintaannya kepadamu (berkaitan dengan) perkara-perkara yang engkau tidak bisa membelanya sendiri. Demikian juga kawan yang shalih akan menghubungkanmu dengan pekerjaan-pekerjaan atau orang-orang yang akan memberi manfaat kepadamu.
Kaum Muslimin yang dirahmati Allah...
Manfaat-manfaat kawan yang salih tidak terbatas. Di antaraanya adalah seseorang itu akan dinilai dengan kawannya, dan dia akan mengikuti din (agama, tabiat, akhlak) kawan dekatnya.
Adapun berkawan dengan orang-orang yang buruk, maka itu kebalikan dari seluruh yang telah kami sebutkan. Kawan-kawan yang buruk akan mendatangkan bahaya kepada orang yang berkawan dengan mereka, mendatangkan keburukan kepada orang-orang yang bergaul dengan mereka dari segala sisi. Betapa banyak orang-orang yang hancur dengan sebab mereka, dan betapa banyak mereka menggiring kawan-kawan mereka menuju kehancuran, dari arah yang mereka sadari maupun tidak mereka sadari.
Oleh karena itu, termasuk nikmat Allah Azza wa Jalla yang paling besar bagi seorang Mukmin adalah bimbingan-Nya untuk dapat bersahabat dengan orang-orang shalih. Dan termasuk hukuman dari Allah Azza wa Jalla menjadikan berkawan dengan orang-orang yang buruk, akhlanya. Berkawan dengan orang-orang shalih akan menghantarkan hamba menuju puncak derajat yang tinggi.
Dan sebaliknya berkawan dengan orang-orang yang buruk akhlaknya, akan menghantarkan hamba menuju tingkat paling rendah dimata Allah, dan juga akan ditempatkan di neraka yang paling rendah juga. Wallahu 'alam.
ุฃَُُْููู َูุฐَุง ุงََْูููู َูุฃَุณْุชَุบِْูุฑُ ุงَููู ِْูู ََُูููู
ْ َِููุณَุงุฆِุฑِ ุงูู
ُุคْู
َِِْููู ู
ِْู ُِّูู ุฐَْูุจٍ َูุงุณْุชَุบِْูุฑُُْูู َูุบِْูุฑْ َُููู
ْ ุฅَُِّูู َُูู ุงูุบَُْููุฑُ ุงูุฑَุญِْูู
ُ .
Khutbah Kedua :
ุงَْูุญَู
ْุฏُ َِِّููู ุนَุธِْูู
ِ ุงูุฅِุญْุณَุงِู َูุงุณِุนِ ุงَููุถِْู َูุงْูุฌُْูุฏِ َูุงْูุงِู
ْุชَِูุงِู، َูุฃَุดَْูุฏُ ุฃَْู َูุง ุฅََِูู ุฅَِّูุง ุงُููู َูุญْุฏَُู َูุง ุดَุฑَِْูู َُูู، َูุฃَุดَْูุฏُ ุฃََّู ู
ُุญَู
َّุฏุงً ุนَุจْุฏُُู َูุฑَุณُُُْููู؛ ุตََّูู ุงُููู َูุณََّูู
َ ุนََِْููู َูุนََูู ุขِِูู َูุตَุญْุจِِู ุฃَุฌْู
َุนَِْูู
َูุฐَุง َูุตَُّْููุง َูุณَِّูู
ُْูุง ุฑَุนَุงُูู
ُ ุงُููู ุนََูู ู
ُุญَู
َّุฏِ ุจِْู ุนَุจْุฏِ ุงِููู َูู
َุง ุฃَู
َุฑَُูู
ُ ุงُููู ุจِุฐََِูู ِูู ِูุชَุงุจِِู ََููุงَู: ﴿ ุฅَِّู ุงََّููู َูู
ََูุงุฆَِูุชَُู ُูุตََُّููู ุนََูู ุงَّููุจِِّู َูุง ุฃََُّููุง ุงَّูุฐَِูู ุขู
َُููุง ุตَُّููุง ุนََِْููู َูุณَِّูู
ُูุง ุชَุณِْููู
ุงً ﴾ [ุงูุฃุญุฒุงุจ:ูฅูฆ]، ََููุงَู ุตََّูู ุงُููู ุนََِْููู َูุณََّูู
َ: (( ู
َْู ุตََّูู ุนَََّูู ุตَูุงุฉً ุตََّูู ุงَُّููู ุนََِْููู ุจَِูุง ุนَุดْุฑًุง))
ุงََُّูููู
َّ ุตَِّู ุนََูู ู
ُุญَู
َّุฏٍ َูุนََูู ุขِู ู
ُุญَู
َّุฏٍ َูู
َุง ุตََّْููุชَ ุนََูู ุฅِุจْุฑَุงِْููู
َ َูุนََูู ุขِู ุฅِุจْุฑَุงِْููู
َ ุฅََِّูู ุญَู
ِْูุฏٌ ู
َุฌِْูุฏٌ، َูุจَุงุฑِْู ุนََูู ู
ُุญَู
َّุฏٍ َูุนََูู ุขِู ู
ُุญَู
َّุฏٍ َูู
َุง ุจَุงุฑَْูุชَ ุนََูู ุฅِุจْุฑَุงِْููู
َ َูุนََูู ุขِู ุฅِุจْุฑَุงِْููู
َ ุฅََِّูู ุญَู
ِْูุฏٌ ู
َุฌِْูุฏٌ, َูุงุฑْุถَ ุงَُّูููู
َّ ุนَِู ุงูุฎََُููุงุกِ ุงูุฑَّุงุดِุฏَِْูู ุงَْูุฃَุฆِู
َّุฉِ ุงูู
َْูุฏَِِْููู؛ ุฃَุจِْู ุจَْูุฑِ ุงูุตِّุฏِِّْูู، َูุนُู
َุฑَ ุงَููุงุฑُِْูู، َูุนُุซْู
َุงَู ุฐِْู ุงُْูููุฑَِْูู، َูุฃَุจِْู ุงูุญَุณََِْููู ุนٍَِّูู, َูุงุฑْุถَ ุงَُّูููู
َّ ุนَِู ุงูุตَّุญَุงุจَุฉِ ุฃَุฌْู
َุนَِْูู َูุนَِู ุงูุชَّุงุจِุนَِْูู َูู
َِู ุงุชَّุจِุนَُูู
ْ ุจِุฅِุญْุณَุงٍู ุฅَِูู َْููู
ِ ุงูุฏِِّْูู، َูุนََّูุง ู
َุนَُูู
ْ ุจِู
ََِّูู ََููุฑَู
َِู َูุฅِุญْุณَุงَِูู َูุง ุฃَْูุฑَู
َ ุงْูุฃَْูุฑَู
َِْูู.
ุงََُّูููู
َّ ุฃَุนِุฒَّ ุงูุฅِุณَْูุงู
َ َูุงูู
ُุณِْูู
َِْูู َูุฃَุฐَِّู ุงูุดِّุฑَْู َูุงูู
ُุดْุฑَِِْููู َูุฏَู
ِّุฑْ ุฃَุนْุฏَุงุกَ ุงูุฏَِّْูู َูุงุญْู
ِ ุญَْูุฒَุฉَ ุงูุฏَِّْูู َูุง ุฑَุจَّ ุงูุนَุงَูู
َِْูู, ุงََُّูููู
َّ ุขู
َِّูุง ِูู ุฃَْูุทَุงَِููุง َูุฃَุตِْูุญْ ุฃَุฆِู
َّุชََูุง ََُูููุงุฉَ ุฃُู
ُْูุฑَِูุง َูุงุฌْุนَْู َِููุงَูุชََูุง ِْููู
َْู ุฎَุงََูู َูุงุชََّูุงَู َูุงุชَّุจَุนَ ุฑِุถَุงَู َูุง ุฑَุจَّ ุงูุนَุงَูู
َِْูู, ุงََُّูููู
َّ َِّْููู ََِّููู ุฃَู
ْุฑَِูุง ِูู
َุง ุชُุญِุจُّ َูุชَุฑْุถَู، َูุฃَุนُِْูู ุงَُّูููู
َّ ุนََูู ุงูุจِุฑِّ َูุงูุชََّْููู، َูุณَุฏِّุฏُْู ِูู ุฃََْููุงِِูู َูุฃَุนْู
َุงِِูู َูุงุฑْุฒُُْูู ุงูุจِุทَุงَูุฉَ ุงูุตَّุงِูุญَุฉِ ุงَّููุงุตِุญَุฉِ َูุง ุฑَุจَّ ุงูุนَุงَูู
َِْูู, ุงََُّูููู
َّ َِّْููู ุฌَู
ِْูุนَ َُููุงุฉَ ุฃَู
ْุฑِ ุงูู
ُุณِْูู
َِْูู ِْููุนَู
َِู ุจِِูุชَุงุจَِู َูุงุชِّุจَุงุนِ ุณَُّูุฉِ َูุจَِِّูู ู
ُุญَู
َّุฏٍ ุตََّูู ุงُููู ุนََِْููู َูุณََّูู
َ َูุงุฌْุนَُْููู
ْ ุฑَุญْู
َุฉً َูุฑَุฃَْูุฉً ุนََูู ุนِุจَุงุฏَِู ุงูู
ُุคْู
َِِْููู.
ุงََُّูููู
َّ ุขุชِ ُُْูููุณََูุง ุชََْููุงَูุง، ุฒََِّููุง ุฃَْูุชَ ุฎَْูุฑَ ู
َْู ุฒََّูุงَูุง، ุฃَْูุชَ ََُِّููููุง َูู
ََْููุงَูุง، ุงََُّูููู
َّ ุฅَِّูุง َูุณْุฃََُูู ุงُْููุฏَู َูุงูุชَُّْููู َูุงูุนَِّูุฉَ َูุงูุบَِูู, ุงََُّูููู
َّ ََูู ุฃَุณَْูู
َْูุง َูุจَِู ุขู
ََّูุง َูุนَََْููู ุชََََّْููููุง َูุฅََِْููู ุฃََูุจَْูุง َูุจَِู ุฎَุงุตَู
َْูุง َูุนُْูุฐُ ุจِุนِุฒَّุชَِู َูุง ุฅََِูู ุฅَِّูุง ุฃَْูุชَ، َูุฃَْูุชَ ุงْูุญَُّู ุงَّูุฐِْู َูุง َูู
ُْูุชُ َูุงْูุฌُِّู َูุงْูุฅِْูุณُ َูู
ُْูุชَُْูู.
ุงََُّูููู
َّ ุฅَِّูุง َูุณْุฃََُูู ู
ِْู ُِّูู ุฎَْูุฑٍ ุฎَุฒَุงุฆُُِูู ุจَِูุฏَِู، ََููุนُْูุฐُ ุจَِู ุงَُّูููู
َّ ู
ِْู ُِّูู ุดَุฑٍّ ุฎَุฒَุงุฆُُِูู ุจَِูุฏَِู, ََููุณْุฃََُูู ุงَُّูููู
َّ ุงูุฌََّูุฉَ َูู
َุง َูุฑَّุจَ ุฅََِْูููุง ู
ِْู ٍَْููู ุฃَْู ุนَู
ٍَู، ََููุนُْูุฐُ ุจَِู ู
َِู ุงَّููุงุฑِ َูู
َุง َูุฑَّุจَ ุฅََِْูููุง ู
ِْู ٍَْููู ุฃَْู ุนَู
ٍَู, ุงََُّูููู
َّ ุงุบِْูุฑْ ََููุง ََِูููุงِูุฏََْููุง َِْูููู
ُุณِْูู
َِْูู َูุงูู
ُุณِْูู
َุงุชِ َูุงูู
ُุคْู
َِِْููู َูุงูู
ُุคْู
َِูุงุชِ ุงَْูุฃَุญَْูุงุกِ ู
ُِْููู
ْ َูุงْูุฃَู
َْูุงุชِ، ุงََُّูููู
َّ ุงุบِْูุฑْ ุฐُُْููุจَ ุงูู
ُุฐِْูุจَِْูู ู
َِู ุงูู
ُุณِْูู
َِْูู َูุชُุจْ ุนََูู ุงูุชَّุงุฆِุจَِْูู، ุงََُّูููู
َّ ุงุฑْุญَู
ْ ู
َْูุชَุงَูุง َูู
َْูุชَู ุงูู
ُุณِْูู
َِْูู، َูุงุดِْู ู
َุฑْุถَุงَูุง َูู
َุฑْุถَู ุงูู
ُุณِْูู
َِْูู, ุงََُّูููู
َّ ََููุฑِّุฌْ َูู
َّ ุงูู
َْูู
ُْูู
َِْูู ู
َِู ุงูู
ُุณِْูู
َِْูู، ََِّูููุณْ َูุฑْุจَ ุงูู
َْูุฑُْูุจَِْูู، َูุงْูุถِ ุงูุฏََْูู ุนَِู ุงูู
َุฏَِِْููู، ุงََُّูููู
َّ َูุงุฑَْูุนْ ุนََّูุง ุงูุบََูุงุกَ َูุงَْููุจَุงุกَ َูุงْูุฒََูุงุฒَِู َูุงِููุชََู َูุงูู
ِุญََู َูุงِููุชََู َُِّูููุง ู
َุง ุธََูุฑَ ู
َِْููุง َูู
َุง ุจَุทََู؛ ุนَْู ุจََูุฏَِูุง َูุฐَุง ุฎَุงุตَุฉً َูุนَْู ุณَุงุฆِุฑِ ุจَِูุงุฏِ ุงูู
ُุณِْูู
َِْูู ุนَุงู
َุฉً َูุง ุฃَุฑْุญَู
َ ุงูุฑَّุงุญِู
َِْูู, ุฑَุจَّูุงَ ุขุชَِูุง ِูู ุงูุฏَُّْููุง ุญَุณََูุฉً َِููู ุงูุขุฎِุฑَุฉِ ุญَุณََูุฉً ََِูููุง ุนَุฐَุงุจَ ุงَّููุงุฑِ, ุฑَุจََّูุง ุฅَِّูุง ุธََูู
َْูุง ุฃَُْููุณََูุง َูุฅِْู َูู
ْ ุชَุบِْูุฑْ ََููุง َูุชَุฑْุญَู
َْูุง ََََُّْูููููู ู
َِู ุงูุฎَุงุณِุฑَِْูู .
ุนِุจَุงุฏَ ุงِููู: ุงُุฐُْูุฑُْูุง ุงَููู َูุฐُْูุฑُْูู
ْ، َูุงุดُْูุฑُُْูู ุนََูู ِูุนَู
ِِู َูุฒِุฏُْูู
ْ، ََููุฐِْูุฑُ ุงَِّููู ุฃَْูุจَุฑُ َูุงَُّููู َูุนَْูู
ُ ู
َุง ุชَุตَْูุนَُูู
Aqimus Shalah.....
0 Response to "Bersahabat Dengan Orang-Orang Shaleh"
Post a Comment