Kajian Sejarah Shalat Dari Masa ke Masa



http://www.rasiyambumen.com/2017/08/kajian-sejarah-shalat-dari-masa-ke-masa.html
Kajian Khazanah Islam (Katagori Posting Shalat)

Pembaca budiman, curahan Rahmat serta bimbinganNya semoga senantisa mengiringi kita semua dalam seluruh aktivitas di dunia ini untuk meraih kebahagiaan, dan mencari ridhaNya di akhirat kelak. Aamiin...



Rasiyambumen/Pelangi Khasanah Islam memposting sebuah materi dengan judul Kajian Sejarah Shalat Dari Masa Ke Masa.

Shalat adalah landasan yang paling fundamental dalam Umat Islam. Shalat ini juga menjadi Rukun Islam yang kedua dari jumlah yang lima rukun islam itu sendiri. Bahkan untuk membedakan antara seorang itu adalah muslim atau bukan, maka apabila seseorang tersebut mendirikan shalat, pasti dia adalah muslim.

Pertanyaan yang muncul apakan semua manusia dari zaman Nabi Adam AS. hingga Nabi Muhammad saw. juga diperintahkan shalat ?. Dan apakah sebelum Nabi Muhammad saw. shalat mereka juga lima waktu dalam sehari semalam ?. Dalam Al-Qur'an sudah dijelaskan tentang kewajiban mengerjakan shalat nabi-nabi terdahulu serta umat-umatnya. Akan tetapi kadang yang muncul dalam benak pikiran kita apakah umat-umat terdahulu juga mengerjakan shalat lima waktu sebagaimana umat Muhammad saw?. Dan apakah nama shalat mereka sama dengan nama shalat Nabi Muhammad saw. Juga semenjak kapan Nabi Muhammad diperintahkan mengerjakan shalat?. 
Untuk menjawab pertanyaa-pertanyaan diatas diantaranya adalah sejarah shalat dari masa kemasa, mari kita ikuti ulasannya di bawah ini :

1. Sejarah Shalat Sebelum Islam.
  • Dalam sejarah tercatat bahwa umat terdahulu juga mengerjakan shalat. Sebagai bukti dalam ajaran agama Ariyah dan Samiyah mewajibkan semua orang mengerjakan shalat dalam waktu-waktu yang telah ditentukan. Begitu pula dengan agama Majusi, dalam ajarannya mereka mewajibkan bagi semua orang yang telah menginjak masa baligh, untuk mengerjakan shalat tiga kali sehari semalam. Yang pertama adalah pada waktu fajar (subuh), kedua shalat ketika bayangan matari sama panjangnya dengan bayangan benda yang ditegakkan di bawah terik matahari. Hal ini mereka namakan shalat Asar, dan ketiga adalah shalat Isya. Dalam agama Majusi ini pun terdapat shalat sunnah seperti shalat saat menaiki dan turun dari kendaraan.
  • Agama Yahudi pun juga mewajibkan umatnya mengerjakan shalat dalam sehari semalam, juga pada hari Sabtu saat tiba awal bulan, shalat setiap ada acara tertentu, dan shalat zenajah. Adapun shalat dalam sehari semalam yang diwajibkan oleh agama Yahudi adalah shalat pada pertengahan malam dan shalat pada waktu fajar/subuh yang mereka beri nama dengan "Syama" Saat mengerjakan shalat syama ini, orang-orang yahudi membaca ayat-ayat tertentu yang ada dalam kitab Taurat. Syama merupakan ritual ibadah yang dikerjakan sebelum tidur dan saat bangun dari tidur. Mereka mempunyai keyakinan dengan mengerjakan shalat pada dua waktu di atas, dapat menghindarkan dari sesuatu yang buruk, menyakitkan, dan menjauhkan diri dari kejelekan ruh-ruh jahat dan pahalanya dapat memadamkan api neraka kelak di akhirat.

  • Selain dua shalat di atas, agama yahudi juga mengerjakan tiga shalat lain yang mereka beri nama dengan Tephillah sahalat Tephilah ini ada dua jenis. Yang pertama, shalat mereka namakan shalat Tephillah Hasyar yaitu shalat yang dikerjakan pada waktu subuh. Kedua, shalat Tephillah Hamnahah yang dikerjakan pada waktu Asar, dan ketiga adalah Tephillah Ha'rabit yang mereka kerjakan pada waktu Maghrib. Maka jika kita jumlah, shalat yang dikerjakan orang yahudi baik Syama dan Tephilah adalah lima kali shalat dalam sehari sehari semalam.

  • Selain shalat lima waktu di atas, mereka juga mengerjakan shalat pada hari Sabtu, sedangkan orang Nasrani mengerjakan shalat pada Hari Minggu, Hal ini sama dengan  umat Muslim yang mengerjakan shalat pada Hari Jum'at.

  • Adapun shalat yang dikerjakan yahudi pada waktu datangnya awal bulan, juga dikerjakan oleh orang-orang Majusi yang mereka sebut dengan nama shalat Antaremah. Selain dua agama itu agama Budha dan orang-orang Eropa juga menjalankannya.
2. Shalat Pada Zaman Jahiliyyah Dan Penyembah Berhala
  • Sejarah tidak mendeteksi bahwa orang-orang Jahiliyyah dan penyembah berhala mengerjakan shalat, sebab tidak sama sekali ditemukannya kalimat shalat dari goresan pena, prasasti, atau arca pada zaman jahiliyyah tersebut. Hal ini menunjukkan mereka tidak mengerjakan shalat, sebab pada musim-musim tertentu mereka berbondong-bondong mengerjakan tawaf untuk syiar agama mereka dan metode pendekatan diri pata Tuhan mereka. Jadi menjadi hal yang mustahil apabila mereka bodoh akan shalat, sebab shalat itu sendiri menjadi hal yang sangat lumrah/fitrah bagi semua agama atau keyakinan yang mereka yakini. Namun kita dapat mengatakan shalat orang Jahiliyyah mendekati sama dengan orang Yahudi.
  • Al-Quran telah mengisyaratkan bahwa orang Jahiliyyah di Mekah juga mengerjakan shalat dalam surat Al-Anfal ayat 35 Allah menyebutkan sebagai berikut :  
 
Dan Shalat mereka di sekitar Baitullah itu, lain tidak hanyalah siulan dan tepukan tangan. Maka rasakanlah azab disebabkan kekafiranmu itu. (QS, al-Anfat : 35) 
  • Mengenai ayat tersebut diatas ulama Tafsir menjelaskan bahwa orang-orang Quraisy melakukan tawaf di sekeliling Baitullah dalam keadaan telanjang, bersiul, dan bertepuk tangan. Shalat menurut pandangan orang-orang Jahiliyyah hanya sebatas doa, mereka mereka mengganti posisi bacaan tasbih dengan siulan dan bertepuk tangan. Sedang menurut ulama lain, ritual orang Jahiliyyah tidak dapat dikatakan dengan shalat ataupun ibadah, sebab dalam ritual itu mereka hanya bermain dan bersendagurau. Bila kita lihat dari model shalat yang mereka lakukan, memang sangat tidak pantas dikatakan sebagai ibadah, sebab dalam beribadah seorang manusia harus menghadap pada Tuhan dengan sopan dan tawadu'/tunduk. Sedangkan shalat yang dilakukan mereka prakteknya menafikan kesopan dan ketawadu'an. Tetapi meraka menyakini bahwa ibadah dengan cara demikian (bersiul dan bertepuk tangan), bisa mendapatkan ridha dan kasih sayang TuhanNya. 
3. Ibadah Shalat Sebelum Isra' Mi'raj.
Baca juga yang ini  Bagaimana Cara Menggantikan Imam Yang Batal Dalam Sholatnya?
  • Syari'at Islam diturunkan dengan cara berangsur-angsur dan sedikit demi sedikit. Allah Swt, menurunkan syari'at dengan cara berangsur-angsur agar umat Islam tidak merasa berat dan kaget dalam melaksanakan perintah agamanya. Seperti contoh ; minuman keras terdapat empat tahap saat mengharamkan minuman yang memabukkan ini. Bahkan Siti Aisyah r.anha. pernah berkata : "Bila minuman keras diharamkan secara sekali gus maka tidak ada satupun orang Arab yang mau memeluk agama Islam". Siti Aisyah r.anha. berkata demikian karene melihat kondisi orang Arab yang meminum Khamer seperti kita (orang di luar Arab) bagaikan meminum air putih saja/air tawar.   
  • Demikian juga dengan kewajiban ibadah shalat, shalat bukanlah kewajiban bagi orang Islam saat permulaan Nabi Muhammad saw, diangkat menjadi Rasul Allah, pada waktu permulaan kenabian, Allah hanya menanamkan pada hati pemeluk agama Islam kalimat tauhid (keesaan Allah) saja. Setelah tertanam dalam hati mereka, kalimat Tauhid, barulah Allah mewajibkan shalat pada pemeluk agama Islam pada waktu malam Isra' dan Mi'raj.
  • Dari sini dapat ditarik sebuah kesimpulan, jika shalat tidak diwajibkan bagi Nabi Muhammad saw dan semua umatnya sebelum adanya Isra' dan Mi'raj, kecuali ritual shalat yang dikerjakan oleh Nabi Muhammad saw, seperti shalat pada paruh kedua dari pertengahan malam. 
  • Meskipun shalat bukanlah sebuah kewajiban bagi umat Islam sebelum Isra' dan Mi'raj namun tidak bisa diragukan bahwa Nabi sudah mengerjakan shalat saat di Mekkah sebelum Isra' sebab Al-Quran menjelasakan dalam surat al-Mudatsir, al-Kautsar, dan surat yang diturunkan di Makkah lainnya. Bahwa Rasulullah saw. sudah mengerjakan shalat. Demikian pula yang tercatat dalam buku-buku sejarah dan hadits-hadits Rasulullah saw. bahwa Rasulullah saw, mengerjakan shalat bersama dengan Siti Khadijah hingga Siti Khadijah wafat. Sedangkan wafatnya Siti Khadijah sebelum Isra dan Mi'raj. Rasulullah saw. juga pernah mengerjakan shalat bersama Abu Thalib, sedangkan Abu Thalib meninggal sebelum Isra' dan Mi'raj.
  • Bila kita teliti lebih mendalam/lebih lanjut, pertama kali wahyu yang diturunkan surat Al-Alaq dan dalam surat tersebut sudah menjelaskan tentang orang Quraisy yang melarang Nabi saw, mengerjakan shalat sebagaimana Firman Allah pada surat al-'alaq ayat 9-10.    
 
"Bagaimana pendapatmu tentang orang yang melarang, Seorang hamba ketika dia melakukan shalat" ( QS Al-'Alaq : 9 dan 10)
  • Ayat di atas diturunkan khusus untuk Abdul Uzzah bin Hisyam (Abu Jahal) yang melarang Nabi Muhammad saw, mengerjakan shalat di Maqam Ibrahim AS. Abu Jahal berkata : "Bila aku melihat Muhammad mengerjakan shalat maka akan aku tusuk lututnya"  
  • Dalam riwayat lain menjelaskan bahwa perintah melaksanakan wudhu dan shalat sudah dimulai semenjak pertama kali Jibril diutus Allah untuk memberitahukan kepada Nabi Muhammad saw. bahwa dirinya terpilih menjadi utusan Allah di muka bumi. Pada saat itu juga Jibril mengajarkan Nabi Muhammad saw. cara berwudhu dan shalat dengan cara Jibril berwudhu terlebih dahulu, kemudian Nabi mengikutinya.  Kemudian Jibril shalat dan Nabi saw. pun mengikutinya. Setelah usai belajar wudhu dan shalat pada Jibril, Nabi Muhammad saw. mengajarkannya kepada Siti Khadijah. (istri Nabi saw.)
  • Dari kejadian-kejadian diatas sangat jelas menunjukkan bahwa Nabi Muhammad saw. sudah mengerjakan shalat di hadapan semua manusia semenjak tahun pertama dari tahun kenabiannya.  
  • Namun sekarang yang masih dalam benak pikiran kita adalah berapa kali Nabi Muhammad saw. shalat dalam sehari semalam? Berapa raka'at shalatnya Nabi saw. sebelum diwajibkan shalat lima  waktu?. 
  • Sejarah mencatat bahwa sebelum disyariatkan shalat lima waktu dalam sehari semalam pada malam Isra' dan Mi'raj Nabi Muhammad saw. sudah mengerjakan shalat, namun pada waktu itu Nabi saw. hanya mengerjakan shalat dua kali dalam sehari semalam yang waktunya terletak pada pagi hari dua raka'at dan sore hari dua raka'at.  Maka dalam sehari semalam jumlah raka'atnya hanya empat raka'at saja. 
4. Ibadah Shalat Setelah Isra' Mi'raj. 
  • Ulama berpendapat bahwa peristiwa agung yang dijalani Nabi Muhammad saw. yaitu malam Isra' Mi'raj terjadi pada tahun ke 11 dari kenabiannya, ini didasarkan pada sejarah bahwa Isra' Mi'raj dijalankan oleh Nabi Muhammad saw. setelah Istri tercintanya Siti Khadijah wafat. 
  • Dari keterangan di atas kita dapat memahami bahwa shalat lima waktu diwajibkan saat Isra' Mi'raj. Hal ini berdasarkan Hadits Rasulullah saw. yang diriwayatkan oleh Muslim yang artinya : "Hadits riwayat Anas bin Malik ra. ia berkata : "Bahwa Rasulullah saw. bersabda "Aku didatangi buraq lalu aku menunggangnya sampai ke Baitul Maqdis. Aku mengikatkannya buraq itu pada pintu masjid yang biasa digunakan mengikat tunggangan oleh para nabi. Kemudian aku masuk dan mengerjakan shalat dua raka'at. Setelah aku keluar, Jibril datang membawa bejana berisi arak dan bejana berisi susu. Aku memilih susu. Jibril berkata Engkau telah memilih fitrah" Lalu Jibril membawaku naik ke langit.
  • Ketika Jibril minta dibukakan pintu langit, ada yang bertanya : "Siapakah Engkau" Dijawab, "Jibril" Ditanya lagi "Siapa yang bersamamu? "Jibril menjawab :"Muhammad, Apakah ia telah diutus? Jawab Jibril : "Ya ia telah diutus" lalu dibukakan bagi kami. Aku bertemu dengan Adam. Dia menyambutku dan mendoakannku dengan kebaikan. 
Peristiwa yang sama dialami seperti kejadian ketika akan masuk pintu langit pertama hingga sampai pada langit ke tujuh. Pertanyaan dan jawaban jibril juga sama seperti berada di langit satu. 
Namun pada tiap-tiap langit Nabi dapat bertemu dengan para Nabi pendahulunya yang telah wafat pada jamannya. 

Siapakah para nabi pendahulu yang bertemu dengan Rasululah saw. dan apakah sapaan yang diucapkannya, marilah kita baca di bawah ini :
  1. Ketika Rasulullah saw. sampai pada langit ke-satu beliau bertemu dengan Nabi Adam As. dan Adam menyambut dan mendoakan dengan kebaikan.
  2. Ketika Rasulullah saw. sampai pada langit ke-dua beliau bertemu dengan Nabi Isa bin Maryam, dan Yahya bin Zakaria as. Mereka berdua menyambutku dan mendoakanku dengan kebaikan.
  3. Ketika Rasulullah saw. sampai di langit ke-tiga beliau bertemu dengan nabi Yusuf as. Ternyata ia telah dikaruniai sebagian kebahagiaan. 
  4. Ketika Rasulullah saw. sampai pada langit ke-empat, beliau bertemu dengan Idri as. dan dia menyambutku dan mendoakanku dengan kebaikan dan Allah Swt. berfirman : "Kami mengangkatnya pada tempat (martabat) yang tinggi."
  5. Ketika Rasulullah saw. sampai pada langit ke-lima beliau bertemu dengan Nabi Harun as. dia menyambutku dan mendoakanku dengan kebaikan. 
  6. Ketika Rasulullah saw. sampai pada langit ke-enam beliau bertemu dengan Nabi Musa as. dia menyambutku dan mendoakaknku dengan kebaikan. 
  7. Ketika Rasulullah saw. sampai lagit ke-tujuh beliau bertemu dengan Nabi Ibrahim as. sedang menyandarkan punggungnya pada Baitul Makmur. Ternyata setiap hari ada tujuh puluh ribu malaikat masuk ke Baitul Makmur dan tidak keluar lagi dari sana.
  • Lalu Nabi dibawa pergi ke-Sidratul Munthaha yang dedaunannya seperti kuping-kuping gajah dan buahnya sebesar tempayan. Ketika atas perintah Allah Swt. Sidratul Munthaha diselubungi berbagai macam keindahan, maka suasana menjadi berubah sehingga tak seorangpun diantara makhluk Allah mampu melukiskan keindahannya. Lalu Allah memberi wahyu kepadaku. Aku diwajibkan shalat lima puluh waktu dalam sehari semalam. Tatkala turun, Nabi saw.  bertemu Nabi Musa as. ia bertanya : "Apa yang telah difardhukan Tuhan kepadamu? Aku menjawab shalat lima puluh kali" Dia berkata Kembalilah kepada Tuhanmu mintalah keringanan, karena umatmu tidak akan mampu melaksanakannya. Lalu Nabi saw. bersabda : "Wahai Tuhanku berilah keringan atas umatku" Lalu Allah Swt. mengurangi hinga diperintahkan untuk melaksanakan shalat lima waktu dalam sehari semalam. Dari setiap waktu shalat mempunyai nilai sepuluh. Dengan demikian lima shalat sama dengan lima puluh kali shalat. Dan barangsiapa yang berniat untuk kebaikan, tetapi tidak melaksanakannya, maka dicatat satu kebaikan baginya. Jika ia melaksanakannya, maka dicatat sepuluh kebaikan baginya. Sebaliknya barang siapa yang berniat jahat, tetapi tidak melaksanakannya maka tidak sesutupun dicatat. Kalau ia jadi mengerjakannya maka dicatat sebagai satu kejahatan. Lalu aku turun hingga sampai kepada Nabi Musa as. lalu aku memberithu kepada Musa as.  Dia (Musa as) masih berkata  Kembali kepada Tuhanmu, mintalah keringanan lagi"  Nabi saw. menjawab : Aku telah berulang kali kepada Tuhan, hingga aku merasa malu kepadaNya" (HR. Shoheh Muslim No.234). 
  • Berdasarkan hadits tersebut di atas menunjukkan pertama kali disyariat-kan shalat lima waktu dalam sehari semalam dan terjadinya perintah itu adalah ketika pada waktu malam Isra' Mi'raj. Selain hadits di atas masih banyak lagi Hadits-hadits yang menjelaskan tentang Isra' Mi'raj yang pada waktu itu Allah mewajibkan bagi Nabi Muhammad saw. dan seluruh umatnya untuk mengerjakan shalat lima waktu dalam sehari semalam.
Demikian uraian Kajian Sejarah Shalat dari Masa ke Masa. Semoga bermanfaat untuk menambah keyakinan kita dalam mengamalkan agama dengan benar. 

Sumber : sayangilmu7blog.spot. Dan telah di selaraskan.

0 Response to "Kajian Sejarah Shalat Dari Masa ke Masa"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel