Makna/Pengertian Manhaj Salaf dan Ulama Salafi

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ 

السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
Kajian Islam (Katagori posting Aqidah)
Pembaca budiman, saya selalu berdoa semoga Allah Swt. senantiasa melimpahkan Rahmat dan bimbingan kepada kita dalam seluruh aktivitas untuk meraih kebahagiaan dunia dan akhirat. Aamiin...

Rasiyambumen/Pelangi Khazanah Islam, memposting Makna Manhaj Salaf dan Ulama Salafi

Sebelum menguraikan dengan panjang lebar, mengenai pengertian Salaf dan Ulama Salafi ada baiknya kita mengenal dahulu istilah di bawah ini :
1. Manhaj menurut Bahasa
2. Manhaj menurut istilah.
3. Suluk 
Definisi Manhaj :
Manhaj menurut bahasa artinya adalah jalan yang jelas dan terang. Allah berfirman dalam surat Al-Maidah di potongan  ayat sebagai berikut
....لِكُلٍّ جَعَلْنَا مِنكُمْ شِرْعَةً وَمِنْهَاجًا
"untuk tiap-tiap umat diantara kamu, Kami berikan aturan dan jalan yang terang" (QS, Al-Maidah : 48) 
Ibnu Abbas r.a berkata; Maksudnya jalan dan syari'at. 

Sedangkan menurut istilah, manhaj ialah kaidah-kaidah dan ketentuan-ketentuan yang digunakan bagi setiap pembelajaran ilmiah seperti kaidah-kaidah bahasa Arab, ushul aqidah, ushul fiqih, dan ushul tafsir, dimana dengan ilmu-ilmu ini pembelajaran dalam Islam beserta pokok-pokok menjadi teratur dan benar. 

Suluk secara harfiah berarti menempuh (jalan).
Dalam kaitannya dengan agama Islam dan Sufisme kata suluk berarti menempuh jalan (spiritual) untuk menuju Allah. Menempuh jalan suluk (bersuluk) mencakup sebuah disiplin seumur hidup dalam melaksanakan aturan-aturan agama Islam (Syari'at) sekaligus aturan-aturan agama Islam secara (hakikat).
Kata Suluk berasal dari terminologi Al-Qur'an yaitu : kata Fasluki dalam surat An-Nahl ayat 69, berikut :
فَاسْلُكِى سُبُلَ رَبِّكِ ذُلُلًا ...
"...Dan tempuhlah jalan Tuhanmu yang telah dimudahkan (bagimu)..." (QS, An-Nahl : 69) 

Inilah sekilas penjelasan dari pengertian ketiga istilah diatas, sebagai dasar penguraian makna Salaf dan Ulama Salafi. 

Salaf adalah apa yang telah berlalu dan mendahului, atau dapat juga berarti tedahulu (nenek moyang), yang lebih tua dan lebih utama. Salaf berarti para pendahulu. Jika dikatakan (salafur rojulu) artinya salaf seseorang, maksudnya kedua orang tua yang telah mendahuluinya. Seperti ungkapan "salafa asy-syai-u, salafan"  artinya "madha" (telah berlalu) Arti Salaf adalah sekelompok pendahulu atau suatu kaum yang mendahului dalam perjalanan.

Contoh yang digambarkan Allah Swt, orang-orang terdahulu adalah sebagaimana firmanNya :
فَلَمَّآ ءَاسَفُونَا انتَقَمْنَا مِنْهُمْ فَأَغْرَقْنٰهُمْ أَجْمَعِينَ ﴿الزخرف 55
 ( فَجَعَلْنٰهُمْ سَلَفًا وَمَثَلًا لِّلْءَاخِرِينَ ﴿الزخرف (56
"Maka tatkala mereka membuat Kami murka, Kami menghukum mereka lalu Kami tenggelamkan mereka semua (di laut)". (QS, Az-Zukhruuf : 55).
"Dan Kami jadikan mereka sebagai contoh dan pelajaran bagi orang-orang yang kemudian". (QS, Az-Zukhruuf : 56).
Maksdunya adalah Kami (Allah) menjadikan orang-orang terdahulu itu sebagai contoh bagi orang yang hendak berbuat seperti perbuatan mereka, agar generasi setelah mereka mengambil pelajaran dan teladan darinya.

Jadi makna Salaf adalah orang yang telah mendahului kita, baik itu nenek moyang maupun kerabat keluarga anda, dimana mereka di atas anda, baik dari segi umur ataupun kebaikannya. Oleh sebab itu, generasi petama dari kalangan "Tabi'in" di namakan : "as-Salafush Shalih".  

Maka Salaf berarti generasi pertama dan terbaik dari ummat (Islam) ini yang terdiri dari : 
1. Para Sahabat
2. Tabi'in
3. Tabi'ut Tabi'in dan 
4. Para Imam pembawa petunjuk. 
Pada tiga kurun generasi /masa pertama yang dimuliakan Allah, sebagaimana sabda Rasulullah saw.

خَيْرُ النَّاسِ قَرْنِيْ ثُمَّ الَّذِيْنَ يَلُوْنَهُمْ ثُمَّ الَّذِيْنَ يَلُوْنَهُمْ
"Sebaik-baik manusia adalah pada masaku ini (yaitu masa para sahabat), kemudaian yang sesudahnya (masa Tabi'in) kemudaian masa sesudahnya ( masa Tabi'ut Tabi'in).

Definisi Ulama Salafiyyah menurut para Ulama sebagai berikut :
  • Menurut al-Qalsyani : "Salafush Shalih adalah generasi pertama dari ummat ini yang pemahaman ilmunya sangat dalam, yang mengikuti petunjuk Nabi saw. dan menjaga sunnahnya. Allah memilih mereka untuk menemani Nabi-Nya saw. untuk menegakkan agama-Nya". Penisbatan kata Salaf atau Salafiyyun bukanlah termasuk perkara bid'ah, akan tetapi penisbatan ini adalah penisbatan yang syar'i karena menisbatkan diri kepada generasi pertama dari ummat ini, yaitu para Shabat, Tabi'in, dan Tabi'ut Tabi'in. 
  • Menurut Syaikh Ahmad Khafaji : "Penetapan istilah Salaf tidak cukup hanya dibatasi waktu saja, bahkan harus sesuai dengan Al-Quran dan as-Sunnah menurut pemahaman Salafush Shalih (tentang aqidah, manhaj, akhlaq dan suluk). Barangsiapa yang pendapatnya sesuai dengan Al-Quran dan As-Sunnah mengenai; aqidah, hukum dan suluknya menurut pemahaman salaf, maka ia disebut Salafi, meskipun tempatnya jauh dan berbeda masanya. Sebaliknya, barangsiapa pendapatnya menyalahi Al-Quran dan as-Sunnah, maka ia bukan seseorang Salafi meskipun ia hidup pada zaman sahabat, Tabi'in, dan Tabi'ut Tabi'in.
  • Dikatakan As-Salafiyyun karena mereka mengikuti manhaj salafush shalih dari sahabat, tabi'in dan tabi'ut tabi'in. Kemudian setiap orang yang mengikuti jejak mereka serta berjalan berdasarkan manhaj mereka, disepanjang masa, mereka ini disebut Salafi, karena dinisbatkan kepada Salaf, salaf bukan kelompok atau golongan seperti difahami oleh sebahagian orang, tetapi menrupakan manhaj (sistem hidup dalam ber-aqidah, beribadah, berhukum, berakhlaq dan yang lainnya), yang wajib diikuti oleh setiap muslim. Jadi pengertian Salaf dinisbatkan kepada orang yang menjaga keselamatan aqidah dan manhaj menurut apa yang dilaksanakan Rasulullah saw. dan para shabat sebelum terjadinya perselisihan dan perpecahan.
Pengertian Perintah Merujuk atau Mengikuti Ulama Salaf.
Allah menciptakan manusia dengan potensi intelektual yang berbeda satu sama lain. Kemampuan mengingat dan memahami manusia berbeda-beda. Karena itu, Allah Swt. memerintahkan agar yang berpotensi intelektual kurang (belum paham) untuk bertanya kepada orang yang mempunyai potensi intelektual lebih (telah paham)   فَسْـَٔلُوٓا۟ أَهْلَ الذِّكْرِ إِن كُنتُمْ لَا تَعْلَمُونَ
"Bertanyalah kepada orang yang mempunyai pengetahuan jika kalian tidak mengetahui" (QS, An-Nahl : 43)

  • Taklid dalam aqidah dan hukum. Karena itu, mengikuti pendapat seorang mujtahid (taklid) dalam keber-islaman seseorang telah dimaklumi kebolehannya. Hanya tetap harus dibedakan antara taklid dalam ber-aqidah dan taklid dalam berhukum. Dalam ber-aqidah taklid tidak diperbolehkan, sementara taklid berhukum diperbolehkan. Banyak nash yang melarang kita untuk taklid dalam beraqidah, sementara dalam berhukum tidak dilarang, sekalipun tentu ini bukan merupakan perintah asal bagi setiap mukallaf.  
  • Bukan mengikuti orangnya, tetapi ijtihadnya. Tetap harus dicatat bahwa kebolehan taklid kepada orang bukan berarti mengikuti orangnya, melainkan mengikuti pendapat dan pandangan yang menjadi ijtihadnya. Sebab setiap manusia wajib mengikut seluruh perbuatannya dengan hukum Allah, baik dengan cara berijtihad sendiri (menjadi mujtahid) atau bertaklid kepada seorang mujtahid yang lain. Oleh karena itu, seandainya Abu Hanifah, Imam Malik, As-Safi'i atau Imam Ahmad Hambali, misalnya bukan seorang mujtahid, maka taklid kepada mereka tentu tidaklah diperbolehkan.
Dalil-Dalil Yang Menunjukkan Wajibnya Mengikuti Salafush Shalih. 
Dalil dari Al-Qur'anul Karim
وَمَن يُشَاقِقِ الرَّسُولَ مِنۢ بَعْدِ مَا تَبَيَّنَ لَهُ الْهُدَىٰ وَيَتَّبِعْ غَيْرَ سَبِيلِ الْمُؤْمِنِينَ نُوَلِّهِۦ مَا تَوَلَّىٰ وَنُصْلِهِۦ جَهَنَّمَ ۖ وَسَآءَتْ مَصِيرًا115
"Dan barangsipa yang menentang Rasul sesudah jelas kebenaran baginya dan mengikuti jalan yang bukan jalan orang-orang mukmin. Kami biarkan ia leluasa terhadap kesesatan yang telah dikuasainya itu dan Kami masukkan ia ke dalam jahanam dan jahanam itu seburuk-buruk tempat kemabali." (QS, An-Nisa : 115)
Dalam ayat lain Allah berfirman :

وَالسّٰبِقُونَ الْأَوَّلُونَ مِنَ الْمُهٰجِرِينَ وَالْأَنصَارِ وَالَّذِينَ اتَّبَعُوهُم بِإِحْسٰنٍ رَّضِىَ اللَّـهُ عَنْهُمْ وَرَضُوا۟ عَنْهُ وَأَعَدَّ لَهُمْ جَنّٰتٍ تَجْرِى تَحْتَهَا الْأَنْهٰرُ خٰلِدِينَ فِيهَآ أَبَدًا ۚ ذٰلِكَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ ﴿التوبة100
"Orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) diantara orang-orang muhajirin dan anshar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah ridha kepada mereka dan mereka pun ridha kepada Allah dan Allah menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya, mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Itulah kemenangan yang besar." (QS,At-Taubah : 100).

Allah mengancam dengan siksaan neraka jahanam bagi siapa yang mengikuti jalan selain jalan Salafush Shalih, dan Allah berjanji dengan surga dan keridhaan-Nya bagi siapa saja yang mengikuti jalan mereka. 
Dalil dari As-Sunnah.
Hadits dari Abdullah bin Mas'ud : Ia berkata, Rasulullah saw, bersabda : "Sebaik-baik manusia adalah yang hidup pada masaku, kemudian manusia yang hidup pada masa berikutnya, kemudian manusia yang hidup pada masa berikutnya, kemudian akan datang suatu kaum persaksian salah seorang dari mereka mendahului sumpahnya, dan sumpahnya mendahului persaksiannya" (HR. Bukhari 3650, Muslim 2533).

Jangan terlupakan baca yang ini : BENDA-BENDA YANG TERMASUK NAJIS

Kemudian hadits yang lain, ketika Rasulullah saw, menyebutkan hadits iftiraq (akan terpecahnya umat ini menjadi 73 golongan) Beliau saw, bersabda : "Ketahuilah sesungguhnya orang-orang sebelum kamu dari ahlul Kitab telah terpecah belah menjadi tujuh puluh dua golongan. Sesungguhnya (ummat) agama ini (Islam) akan berpecah belah menjadi tujuh puluh tiga golongan, tujuh puluh dua golongan tempatnya di dalam Neraka dan hanya satu golongan di dalam surga, yaitu al-Jama'ah" (Shahih HR.Abu Daud No. 459, Ahmad 102, al-Hakim 128, ad-Darimi 241, al-Ajuri dalam asySyarii'ah, al-Lalikal dalam as-Sunnah 113 no. 150).
Dalam Riwayat Lain disebutkan :
"Semua golongan tersebut tempatnya di neraka, kecuali satu (yaitu) yang aku dan para sahabatku berjalan di atasnya" (Hasan, HR.At-Tirmidzi (no.2641) dan al-Hakim 1/129 dan sahabat Abdullah bin Amr, dan dihasankan oleh Syaikh al-Albani dalam shahihul Jaami' no.5343.  Hadits iftiraq tersebut juga menunjukkan bahwa umat Islam akan terpecah 73 golongan, semua binasa kecuali satu golongan, yaitu yang mengikuti apa yang telah dilaksanakan oleh Rasulullah saw. dan para sahabat r.a. Jadi jalan selamat itu hanya satu, yaitu mengikuti Al-Quran dan As-Sunnah menurut pemahaman Salafush Shalih (para sahabat).

Dekian Makna / Pengertian Manhaj Salaf dan Ulama Salafi, dengan penjelasan dari Al-Quran dan Hadits Shohih. Semoga bermanfaat dan menambah pengetahuan kita, dan akhirnya kita akan selalu memegang teguh Ajararan Islam sesuai Al-Quranul Karim dan As-Sunnah.   
Sumber:
Fikih Sunnah, Sayyid Saabiq
 

0 Response to "Makna/Pengertian Manhaj Salaf dan Ulama Salafi"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel