SIAPAKAH YANG DIKATAGORIKAN ORANG PANDAI ?.

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ 
Assalamu'alaikum wr.wb. Kajian Islam (katagori posting Aneka).
Pembaca budiman semoga sukses dan selalu mendapat rahmat dan ridhaNya. aamiin..

Rasiyambumen/Pelangi Khazanah Islam memposting satu materi yang berjudul : Siapakan Yang Dikatagorikan orang Pandai. 

Teringat ketika kita masih kecil, maka orang tua kita sering mendoakan kita menjadi orang pintar atau pandai. Memang kepandaian  merupakan satu hal yang menjadi tolok ukur kesuksesan seseorang. Tapi apakah kepandaian itu?  Mungkin dari kita ada yang menilik dari IQ. Tapi kasihan juga orang yang ditakdirkan/dilahirkan IQ rendah, mereka tidak akan pernah menjadi orang pintar. Bahkan kepintaran dijadikan iklan obat anti masuk angin. 

Dilihat dari sudut pandang Agama Islam, kepandaian itu dapat diraih oleh setiap orang, walaupun IQ nya tidak tinggi. Dalam sebuah hadits , Rasulullah saw. bersabda :
"Orang yang pandai adalah yang menghisab (mengevaluasi) dirinya sendiri serta beramal untuk kehidupan sesudah kematian.  Sedangkan orang yang lemah adalah yang dirinya mengikuti hawa nafsunya serta berangan-angan terhadap Allah SWT. (HR. Imam Turmidzi , ia berkata, Hadits ini adalah hadits hasan).

Jadi ada dua parameter orang yang pandai yaitu orang yang sering bermuhasabah dan melakukan amal untuk persiapan setelah meninggal dunia.

APA ITU MUHASABAH   
Muhasabah berasal dari kata hisab yang berarti perhitungan atau mengevaluasi. Kesibukan aktifitas kita terkadang melupakan kita untuk mengevaluasi sejauh mana progres aktifitas dan menilik hal apa yang kurang dan perlu diperbaiki. Padahal evaluasi itu perlu dilalkukan agar kita bisa bernafas lega dan menata ulang kehidupan ini.

Al Quran memerintahkan kita untuk muhasabah (QS Al-Hasr : 18)
"Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat) dan bertaqwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan". (QS Al Hasr : 18)   

Sahabat Umar r.a berkata :
"Hisablah (evaluasilah) diri kalian sebelum kalian dihisab dan berhiaslah (bersiaplah) kalian untuk hari aradh akbar (yaumul hisab). Dan bahwasanya hisab itu akan menjadi ringan pada hari kiamat bagi orang yang menghisab (evaluasi) dirinya di dunia".

Pernyataan sahabat Umar r.a diatas bermakna bahwa semakin sering kita melakukan muhasabah maka semakin lebih sering memperbaiki diri dan semakin ringan hisab di Yaumul akhir. Oleh karena itu muhasabah bisa dilakukan tiap hari, mingguan, bulanan, atau tahunan.

Muhasabah tidak hanya bermanfaat untuk akhirat saja tetapi juga untuk kehidaupan dunia.   Bill Gates, seorang milyuner , selalu menyempatkan untuk istirahat seminggu atau "think week" dalam enam bulan sekali dari kepenatan di perusahaannya Microsoft. Dia akan beristrirahat di satu tempat yang sunyi dan membaca buku sekitar 18 jam sehari. Dari kesempatan untuk berkontemplasi tersebut, muncul ide-ide segar dalam pengembangan software-nya.

Beramal Untuk Bekal.
Selain itu Rasulullah saw. juga menjelaskan kunci kesuksesan yang kedua, yaitu action after evaluation. Artinya setelah evaluasi harus ada aksi perbaikan. Dan hal ini disyariatkan oleh Rasulullah saw dengan sabdanya dalam hadits di atas dengan beramal untuk kehidupan sesudah  kematian. Potongan hadits yang tereakhir ini diungkapkan Rasulullah saw. langsung setelah penjelasan tentang musahabah. Karena muhasabah juga tidak akan berarti apa-apa tanpa adanya tindak lanjut atau perbaikan.

Orang pandai bukan hanya bisa bekerja atau mengumpulkan harta saja, tetapi juga orang yang beramal sholeh untuk hari kemudian. Orang tersebut akan sibuk beraktifitas dan berinfaq atau membantu sesama agar mendapat pahala di hari akhir.  Allah berfirman :
وَابْتَغِ فِيمَآ ءَاتَىٰكَ اللَّـهُ الدَّارَ الْءَاخِرَةَ ۖ وَلَا تَنسَ نَصِيبَكَ مِنَ الدُّنْيَا      
"Dan carilah apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (Kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) dunia." (QS Al Qashash : 77 )   

Bahkan dalam ayat ini disebutkan keutamaan terhadap bekal di dunia, dengan tidak melupakan kebahagiaan di dunia. Begitulah pola hidup yang patut ditiru sehingga terjadi keseimbangan dalam kehidupan kita agar kebahagiaan dunia dan akhirat dapat diraih.

Secara ringkas, kepandaian yang hakiki dapat dicapai oleh setiap orang.  Kepandaian itu dapat digapai dengan melakukan muhasabah secara berkala dan beramal untuk kehidupan di dunia dan akhirat. Semoga kita mendapatkan petunjuk Allah SWT untuk menjadi seorang muslim yang pandai. 
Pembaca klik link ini : Kultum Ramadhan

0 Response to "SIAPAKAH YANG DIKATAGORIKAN ORANG PANDAI ?."

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel