Mengapa Orang Islam Harus Kaya?

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ 
Assalamu'alaikum wr.wb.  Kajian Islam (katagori posting Muamalah).
Pembaca budiman, sukses selalu dalam segala amal di dunia  dalam rangka bekal kehidupan akhirat. Aamiin...

Rasiyambumen/Pelangi Khazanah Islam memposting Kajian Islam dengan materi Mengapa Orang Islam Harus Kaya?. 

Kewajiban Mengubah Nasib.

Firman Allah Swt
إِنَّ اللَّـهَ لَا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّىٰ يُغَيِّرُوا۟ مَا بِأَنفُسِهِمْ ۗ 
"Sesungguhnya Allah tidak akan merubah nasib suatu kaum, sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri." (QS Ar Ra'du : 11) 

Islam sangat hati-hati dalam memandang kekayaan dan kemiskinan. Namun Islam tidak pernah melarang umatnya untuk menjadi kaya dan tidak pernah pula menyuruh umatnya untuk menjadi miskin. Islam hanya memberikan warning agar umatnya tidak terjebak dalam kekayaan semu. Kekayaan yang hanya bisa dinikmati di dunia, tetapi tidak berarti apa-apa di akhirat.  Islam juga mengingatkan umatnya agar bersabar dalam kemiskikinan karena kemiskinan bisa menjerumuskan umat ke dalam kekufuran. 

Islam begitu adil dalam memberikan hiburan kepada orang miskin dan mengingatkan orang kaya. Orang miskin butuh dukungan, sedangkan orang kaya perlu diingatkan. Rasulullah saw. bersabda :
"Orang-orang fakir-miskin akan memasuki surga lima ratus tahun sebelum orang-orang kaya memasukinya"  (HR. Tirmidezi dan Ahmad)

1. Alasan Orang Islam Harus Kaya 
Kalau kita pahami sejumlah ayat dan hadits, secara tersirat Islam lebih menyukai umat yang kuat dan kaya dibandingkan yang lemah dan miskin. Kita pernah mendengar ungkapan "Tangan di atas lebih baik dibandingkan tangan dibawah". Ternyata ungkapan itu berasal dari hadits Rasullah saw. "Karena tangan di atas atau yang memberi lebih utama dari tangan di bawah atau yang menerima. Dan muliakanlah dengan orang yang kau tanggung." (Al-Hadits).

Kita pasti sudah mengerti arti hadits di atas bahwa memberi lebih utama dibanding menerima. Lalu, apa yang bisa kita berikan?. Kita bisa memberikan segala hal kepada orang lain yang memerlukan, baik dalam bentuk materi maupun non-materi. Bagaimana mungkin kita bisa memberi jika kita miskin yang tidak punya apa-apa untuk diberikan kepada orang lain?. Kita harus punya banyak hal agar bisa menjadi yang memberi. Kita harus menjadi kaya ilmu, kaya hati, dan kaya meteri.

Masih ada hadits lain yang menyebutkan secara implisit agar umat Islam harus kaya. Hadits Rasulullah saw. ini membuat bulu kuduk merinding, "Sesungguhnya kemiskinan sangat dekat dengan kekufuran" (Al Hadits). Beliau juga melarang kita untuk bermalas-malasan atau pasrah akan nasib sebagai orang miskin seperti sabdanya : "Setiap muslim harus berusaha sekuat tenaga agar keluar dari kemiskinan dan semakin jauh dari kekufuran" (HR. At-Thabrani)    
"Aku berlindung kepada-Mu dari kemiskinan dan kekufuran" (HR. Abu Daud). 

Jika kita membaca Al Quran maka ayat-ayat yang berkaitan dengan orang miskin dan kaya selalu menyerukan bahwa orang kaya harus memberi kepada orang miskin. Karena dalam setiap kekayaan yang kita miliki selalu ada hak untuk orang miskin. Maknanya, kita harus mempunyai sesuatu agar bisa membagikan kepada orang lain.  Berapapun yang kita miliki maka sebagiannya menjadi hak orang miskin.

Di dalam ajaran agama Islam, setiap orang yang memiliki harta harus memanfaatkannya di jalan mulia, yaitu memberi dan menolong orang lain khususnya orang miskin.  Kekayaan bukan untuk diri sendiri melainkan ada hak orang lain di dalamnya.  Hal yang tidak pantas seorang muslim hanya memanfaatkan harta benda untuk diri sendiri. Ia harus membagikannya kepada orang miskin yang membutuhkannya. Pertanyaannya, siapa yang lebih disukai oleh Allah?  Jawabannya, Allah menyukai orang Islam kaya yang suka memberi dan menolong orang lain.

2. Paradigma Keliru Tentang Kaya.   
Pandangan dari umat Islam, khususnya di Indonesia terhadap istilah kaya memang lebih berkonotasi negatif dibanding positif. Buktinya kalau kita mendengar setiap ceramah oleh ustad atau kiyai atau membaca buku-buku cerita, cerpen serta novel, atau tayangan-tayangan tv, Kaya akan selalu identik dengan sifat-sifat yang keji, pelit, kikir, rakus, dan tukang menumpuk harta.
Jarang ada cerita orang kaya yang digambarkan dermawan, baik hati, dan taat kepada Allah.
Kaya identik dengan harta benda. Kita tidak boleh munafik bahwa kekayaan sering diartikan sebagai banyak harta.  Namun di dalam ajaran Islam kaya harta saja tidak cukup. Orang kaya harus disertai dengan sifat-sifat baik, seperti bijaksana, murah hati, dan taat pada Allah. Orang juga tidak bisa hanya kaya harta atau hati tetapi juga ilmu. Orang kaya seperti itulah yang selalu disebutkan di dalam Al-Quran dan Hadits. Allah mencela kepada orang yang hanya gemar menumpuk harta, tanpa memelihara hatinya. Untuk mendapatkan keduanya, orang itu wajib menimba ilmu yang benar.

Hingga kini gambaran negatif terhadap orang kaya begitu melekat di kebanyakan benak umat Islam. Mereka ragu dan takut untuk menjadi orang kaya. Kalaupun mereka mempunyai harta banyak akan disembunyikan karena takut di cap sebagai orang kaya. Efeknya, pandangan negatif itu pun menerpa umat lain yang kaya. Jangan heran jika di berbagai pelosok daerah melihat orang pemeluk agama non-Islam yang kaya akan dibenci oleh penduduk di sekitarnya. Bahkan orang Islam yang kaya pun mendapat pandangan negatif dari warga di daerah itu.  Bila ada orang Islam kaya melakukan perbuatan salah maka masyarakat akan mengecapnya negatif dengan sebutan seperti, kikir, rakus, atau si penumpuk harta.

Sudah saatnya paradigma keliru semacam ini dihapus dari pikiran umat Islam. Allah swt. dan Rasulullah saw. selalu menyerukan pada umat Islam agar berfikir positif (husnudzhon). Lalu mengapa kita berfikir negatif pada orang kaya. Secara tidak sadar, umat islam di Indonesia sudah melabrak norma agamanya sendiri. Padahal umat Islam di negeri lain misalnya, Brunei Darussalam, Malaysia, dan Arab Saudi relatif kaya raya. Paling tidak, mereka lebih sejahtera dibanding umat Islam Indosia. Mereka menganggap kekayaan sebagi aset positif untuk perkembangan umat. Maka umat Islam di Indonesia dihadapkan pada dua pilihan, yaitu tetap sengsara seperti sekarang atau mau mengubah nasib untuk anak cucu kelak.

Di bagian atas tulisan ini, telah dijelaskan bahwa kita diperintahkan untuk mengubah nasib dirinya sendiri. (Al Quran surat Ar Ra'd : 11).
Rasulullah saw. pun tidak pernah menyebut bahwa kaya akan membawa manusia ke neraka. Namun beliau mengatakan kalau miskin dekat dengan kekufuran. Beliau mencela orang kaya yang hanya menumpuk harta dan menghitung-hitungnya.

Paradigma yang keliru juga berlaku pada uang. Bahkan uang dianggap sebagai racun. Padahal, uang dalam pandangan Islam hanya sekedar alat tukar dalam perniagaan. Oleh karena itu kita sebaiknya lebih menghargai uang bukan menjadi gelap mata hanya karena benda yang satu ini. Pandangan positif atau negatif terhadap uang tergan  tung orang yang memanfaatkannya dan mengelolanya. 
Kita mengakui bahwa uang diperlukan dalam kehidupan ini.  Untuk itu kita perlu memandang uang dari sisi positif bukan negatifnya. Paradigma keliru terhadap orang kaya dan uang harus segera diperbaiki mulai sekarang demi kemajuan Islam dan bangsa Indonesia pada umumnya. 

3. Setiap Muslim Punya Hak Untuk Kaya.  
Dalam berbagai literatur Islam, tidak ada satupun ayat atau hadits yang melarang umatnya menjadi orang kaya. Justru Islam mengajak seluruh umatnya agar menjadi kaya dan suka memberi dibanding meminta.  Dalam hal ini pemberi berarti memiliki kedudukan yang lebih dibanding orang yang menerima.  Bagaimana mungkin kita dapat memberi kepada orang lain, sementara untuk diri sendiri saja masih belum cukup.  Makanya secara tidak langsung Allah Swt.  dan Rasulullah saw. mengajak umat Islam menjadi manusia yang berkecukupan dalam hal meterial maupun spiritual. 

Ada ayat  Al-Quran yang berkaitan dengan kekayaan, Allah membenci seseorang  yang gemar dengan  menumpuk harta dan lebih mencintai dunia. Allah menyebutkan dunia sebagai tempat senda gurau dan permainan. Allah juga mengatakan kehidupan akhirat lebih baik, dibanding kehidupan dunia. Ayat tentang keburukan  dunia inilah yang mungkin dipahami sebagian umat Islam sebagai larangan untuk menjadi kaya. Padahal makna ayat itu memberikan perhatian kepada setiap manusia harus selalu ingat dan taat kepada Allah dan Rasulullah baik dalam keadaan kaya atau miskin.

Apakah orang miskin boleh lupa kepada Allah? Tentu tidak. Demikian pula orang kaya tidak sepantasnya melupakan Allah dan Rasulullah. Kaya atau miskin adalah sebuah keadaan yang dapat dipilih oleh seseorang. Toh dari kedua kondisi tersebut, sama saja dihadapan Allah. Hal yang membedakan manusia adalah ketakwaannya. OLeh karena itu lebih baik taat kepada Allah dalam keadaan kaya dibanding miskin.

Saat ini masih banyak orang yang mengatakan bahwa Allah melarang hambaNya menumpuk harta. Pertanyaanya adalah menumpuk harta seperti apa? . Apakah salah kalau kita menumpuk harta untuk dimanfaatkan di jalan Allah?  Hal yang keliru adalah menumpuk harta untuk kepentingan sendiri. Jangankan menumpuk harta, Allah melarang segala hal yang melampau batas. Ilmu inilah yang harus kita pahami. sehingga kita tidak melampaui batas dalam semua hal termasuk harta benda.

Allah dan Rasulullah khawatir terhadap kondisi umat Islam yang miskin. Pasalnya pada kondisi miskin memaksa orang untuk sengaja melupakan Allah. Kondisi miskin sangat menyiksa sehingga sering timbul prasangka buruk (zhuuzzon) terhadap Allah . Mereka akan mengatakan  Ya Allah kenapa engkau jadikan aku seperti ini? sedangkan orang lain tidak miskin sepeti aku?  Hal ini telah disabdakan oleh Rasulullah saw : "Kemiskinan sangat dekat dengan kekufuran" (HR At-ThabranI) Dengan kata lain orang miskin banyak yang menjadi kufur.

Jadi Apakah ada ayat dan hadits yang melarang umat Islam menjadi kaya?  Jawabannya tidak ada. Kecuali larangan untuk bermegah-megahan dan menumpuk harta.
Kaya atau miskin sangat mungkin orang terlalu mencintai dunia. Oleh karena itu Allah mengingatkannya, jadilah orang kaya yang berkecukupan dalam hal ilmu, harta dan hati, dengan niat agar bisa semakin banyak memberi kepada orang lain khususnya orang miskin.
Ia bisa memberi nasehat, memberi ilmu, dan memberi sebahagian hartanya kepada yang berhak menerimanya. 

Allah juga melarang hambaNya beribadah tanpa menguasai ilmunya. Demikian hal nya dalam mengejar harta, mencari ilmu, dan memupuk hati, kita harus menguasai ilmunya agar tidak tersesat. Jadikan semua unsur kehidupan ini sebagai ibadah yang dilandasi dengan Ilmu yang benar.

Demikian pembahasan Mengapa Orang Islam Harus Kaya? dan dijawab dengan berbagai dalil baik Al Quran maupun hadits shoheh sehingga kita mengerti apa makna pertanyaan di judul ini. Semoga bermanfaat. Aamiin...

Pembaca klik link ini : ANEKA  untuk materi yang lain.
         
             

1 Response to "Mengapa Orang Islam Harus Kaya?"

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel