Asal-Usul Penciptaan Jin Dan Hakekatnya Menurut Islam

    بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ 
Assalamu'alaikum wr.wb. Kajian Islam (Katagori Posting Aqidah).
Pembaca budiman, semoga tetap istiqomah dalam hari-hari menunaikan ibadah puasa, mudah-mudahan kita dapat mendapatkan Malam yang Mulia (Lailatul Qadar) insya Allah. aamiin.



Rasiyambumen/Pelangi Khazanah Islam memposting materi dengan judul : Asal-Usul Penciptaan Jin Dan Hakekatnya Menurut Islam. 

Siapakah jin itu? Mengapa banyak manusia takut kepadanya, padahal Jin juga takut manusia. Sudah menjadi kebiasaan di tengah masyarakat, jin dianggap sesuatu yang menakutkan, bahkan sudah sejak kecil anak-anak ditakut-takuti dengan membawa nama setan. Maka sudah barag tentu di tengah masyarakat timbul persepsi yang salah mengenai eksistensi makhluk ghaib yang ada di sekeliling kita, yang terkandung kesalahan itu diikuti dengan langkah kemusyrikan seperti mengagung-agungkan Jin, mnghormatinya bahkan melayaninya dengan aneka sesajen, naudzubillahi min dzaalik.

1. Al-Quran Adalah Hidayah Bagi Yang Mau Menerimannya.   
Tunduk kepada khayalan dan mengikatkan diri semata-mata pada kecenderungan akal, plus ketidaktahuan terhadap sesuatu yang tidak kita ketahui, adalah jalan menuju kesesatan, yang kadang-kadang seluruhnya, atau salah satu diantaranya, menyatu dalam diri seseorang. Yang demikian itu cukup sudah sebagai jaminan bagi terjadinya kekeliruan persepsi, rusaknya akidah, dan terjadinya dekadensi.

Itu sebabnya, maka diturunkanlah akidah Islam yang komprehensif, memenuhi tuntunan emosi dan rasio, mengajarkan kepada manusia apa yang tidak mereka ketahui sebelumnya, dan mengeluarkan mereka dari kegelapan kebodohan, lalu menyinari jalan yang dilaluinya. Karena itu barangsipa beriman kepada segala sesuatu yang disampaikan oleh Al-Quran berarti daia telah memperoleh petunjuk dilindungi dan dipenuhi segala kebutuhannya. Dan barangsiap menyompang darinya, berarti dia telah disesatkan setan. Firman Allah SWT. "Atau seperti gelap gulita di lautan yang dalam, yang diliputi oleh ombak, yang di atasnya ombak (pula) awan, gelap gulita yang tindih-bertindih, apabila dia mengeluarkan tangannya tiadalah dia dapat melihatnya (dan) barangsipa yang tiada diberi cahaya (petunjuk) oleh Allah tiadalah dia mempunyai cahaya sedikitpun" (QS An-Nur : 40)    

2. Jin dan Manusia Sama-sama Menghuni Bumi. 
Sepanjang Jin merupakan makhluk yang bersama-sama kita menghuni planet bumi ini, atau dengan ungkapan yang lebih tegas "Kami (Allah) telah menempatkan mereka di bumi"  Dan di lebih dulu ada dibandingkan manusia lalu dalam banyak hal dia juga bergaul dengan manusia, memiliki keinginan dan kemampuan memilih antara baik dan buruk, untuk kemudian melaksanan salah satu diantara keduanya, dan sepanjang jin juga merupakan makhluk yang dikenal kewajiban beribadah oleh syariat, dan manusia baik yang mukmin maupun yang kafir mengetahui adanya makhluk ini, maka wahyu ternyata membatasi jalan kita untuk mengetahui alam ghaib ini dari pandangan kita, sekalipun kadang-kadang kita bisa merasakan kehadirannya. Sementara itu sunnah Nabi pun telah menjelaskan kepada kita secara gamblang tentang hal-hal yang berkaitan dengan alam ghaib tersebut, sehingga kita tidak tersesat dari jalan yang benar.
Jika orang kafir menisbatkan kepada jin berbagai kemampuan yang sebenarnya mereka tidak memiliki, seperti pengetahuan tentang yang ghaib, maka yang denikian itu disebabkan karena kebodohan mereka. Akan tetapi bila hal seperti itu terjadi pada sementara kaum muslimin, maka ia merupakan sejenis syirik dan bukan karena kebodohan mereka. Sebab bertanya adalah kunci pengetahuan dan Al-Qurn yang dibaca dan didengar pun telah menjelaskan bahwa tidak ada yang dapat mengetahui yang ghaib kecuali Allah swt. "Ketahuhilah sesungguhnya kepunyaan Allah semua yan g ada di langit dan di bumi . Dan orang-orang yang menyeru sekutu-sekutu selain Allah, tidaklah mengikuti (suatu keyakinan), melainkan prasangka belaka, dan mereka hanyalah menduga-duga" (QS Yunus : 66) 

3. Iblis Bukan Dari Golongan Malaikat 
Ada sebagian orang beranggapan bahwa Iblis (bangsa Jin) berasal dari golongan Malaikat, mereka menyandarkan pemaknaan tersebut kala mengartikan firman Allah kala menyuruh para Malaikat sujud kepada Adam : Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat : "Sujudlah kamu kepada Adam, maka sujudlah mereka kecuali Iblis ,...... (QS Al-Baqarah : 33). Peanfasiran semacam ini aqliyah aliyas tafsir yang hanya berdasarkan akal atau ra'yu yang bertentangan dengan penjelasan Allah di ayat lain dan dijelaskan dalam beberapa hadits Rasulullah saw.  Indikator kengawuran ini sangat mudah dipatahkan jika kita menelusuri dari unsur apa kedua makhluk (antara Malaikat dan Iblis) diciptakan, jika unsurnya berbeda, jelas keduanya bukan jenis yang sama. 

Beberapa Dalil Bahwa Iblis Bukan Golongan Malaikat. 
  1.  Allah swt. Berfirman : "Dan Kami telah menciptakan jin sebelum (Adam) dari api yang sangat panas" (QS Al-Hjr :27
  2.  .....dan Dia menciptakan jin dari nyala api (QS. Ar-Rahman : 15)
  3. Ketika mengisahkan perkataan Iblis,  Allah swt, berfirman : "Allah berfirman "Apakah yang menghalangimu untuk bersujud kepada Adam diwaktu Aku menyuruhmu? Menjawab Iblis "Saya lebih baik daripadanya : Engaku ciptakan aku dari api, seadang dia Engkau ciptakan dari tanah"  (QS Al A'raf : 12)
  4. Dan (Ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para Malaikat : "Sujudlah kamu kepada Adam" maka sujudlah mereka kecuali Iblis. dan Adalah dari golongan jin, (QS Al-Kahfi : 50)
  5. Imam Muslim dalam shahihnya mencantumkan sebuah hadits yang diterima dari 'Urwah, dan 'Aisyah yang meriwayatkan bahwa Rasulullah saw. Bersabda : "Malaikat diciptakan dari Cahaya, dan jin diciptakan dari nyala (maarij) api, dan Adam diciptakan dari sesuatu yang telah disebutkan kepada kalian. (1). Dengan demikian, baik Al-Quran maupun hadits telah menegaskan tentang materi asal penciptaan jin, yaitu api, sekalipun Al-Quran maupun As-Sunnah sesekali mengungkapkannya dengan "nyala api" dan pada kali lain dengan "api yan g sangat panas" 
Arti Makna Al-Maarij.
  1. Imam An-Nawawi mengatakan : "Yaitu jilatan api (al-lahab) yang bercampur dengan hitamnya api"
  2. Ath-Thabari mengatakan : al-maarij ialah sesuatu yang bercampur satu sama lain, antara merah, kuning dan biru, berdasar ucapan orang-orang Arab yang mengatakan marija 'amral-qauum yang berarti "urusan kamu itu bercampur aduk" Juga berdasar ucapan Nabi saw.  Kepada Abullah ibnu Amr Ibnu al-Ash yang berbunyi : "Bagaimana halmu jika kamu berada di tngah-tengah suatu kaum yang perjanjian dan amanah mereka sudah bercampur baur (2) .  Dengan demikian, arti maarij adalah nyala api dan lidah api. (3)    
  3. DalamTafsir Al-Qurthubi disebutkan : "Al-Maarij adalah al-lahab (nyala api) dari Ibnu Abbas. Atau inti api, atau lidah api yang berada di puncak manakala api tersebut menyala.
  4. Al-Laits mengatakan : 'Al-Maarij ialah api yang sangat terang yang memiliki nyala (panas) yang sangat kuat."
  5. Ibnu Abbas mengatakan : "Al-Maarij adalah nyala api yang berada di bagian atas, yang saling bercampur warnanya antara merah, kuning, dan biru."
  6. Abu 'Ubaidah dan Al-Hasan mengatakan : "Al-Maarij adalah nyala api yang berada di bagian atas, yang marija yang artinya bercampur-baur"
  7. Al-Jauhari dalam Al-Shihah mengatakan bahwa yang dimaksud dengan al-Maarij min minnaar adalah api yang tidak berasap, yang dari itu jin diciptakan. (4)    
Makna Kata as-Samuum
  1. Imam An-Nasa'i dalam tafsirnya mengatakan : "as-Samuum ialah api yang sangat panas yang digunakan di tempat peleburan (5)
  2. Dalam Tafsir Al-Qurthuby dikatakan, "Diriwayatkan bahwa Allah swt. Menciptakan dua jenis api, yang satu sama lainnya bercampur, dan saling telan menelan, itulah naar as-samuum (api yang sangat panas (6). Masih dalam tafsir yang sama, Ibnu Mas'ud r.a. mengatakan "naar as-samuun yang darinya jin diciptakan adalah satu bagian dari tujuh bagian api Jahannam"  
  3. Ibnu Abbas r.a mengatakan bahwa as-samuum adalah api tanpa asap, dan halilintar terbuat darinya.
  4. Quyairi mengatakan bahwa "Angin panas disebut as-samuum karena ia masuk misaam tubuh (toxit) (7)   
4. Kesimpulan : 
  1. Berdasarkan uraian diatas, maka tidak ada perbedaan antara al-maarij dan as-samuum  As-Samuum adalah sifat yang ditambahkan dan penjelas bagi karakter al-maarij.
  2. Dengan seluruh penghormatan kita pada pendapat-pendapat para pendahulu kita, maka cukuplah di sini kita ketahui bahwa api in i mengandung ether yang menyebabkan ia begitu ringan, dan terdiri dari campuran berbagagai warna yang menyebabkan makhluk yang terbuat darinya pun terdiri memiliki warna yang bermacam-macam, serta kemampuan memanjang dan meninggi yang menyebabkan makhluk-makhluk yang terbuat darinya pun mempunyai kecenderungan pada dua sifat ini. Allahu A'lam.  
Pembaca budiman klik link ini  PUASA untuk materi yang lain. 
Sumber : Buku Dialog dengan Jin Muslim, Muhammad Isa Daud hal. 9-10 22-24 Penerbit Pustaka Hidayah.
(1) Ditahrij oleh Muslim, shahihnya Kitab Al Zuhd wa Ar-raqaaq juz XVI hal 123
(2) Ditahrij oleh Abu Daud dalam Sunannya Kitab Almaahim
(3) Lihat Tafsir Ath-Thabari Al-Babiy Al-Halaby 1373 H.juz XVII hal 126
(4) Tafsir An-Nasafiy juz II hal 272
(5) Tafsir Al-Qurthuby, hal 6331
(6) Tafsir Al-Qurthuby hal 633
(7) Ibid, hal 3639
    
 

  

0 Response to "Asal-Usul Penciptaan Jin Dan Hakekatnya Menurut Islam"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel