KISAH ANAS BIN MALIK

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ  
Assalamu'alaikum wr.wb. Kajian Islam (katagori Kisah)
Pembaca budiman, berjumpa kembali dalam kisah para sahabat Rasulullah saw. kali ini : Kisah Anas Bin Malik yang mengusai (ahli hadits yang hampir menghafal kurang lebih enam ribu hadits. beliau sedari kecil sudah tinggal bersama Rasulullah saw yang ketika itu ditipkan oleh ibunda sebagai hadiah untuk Nabi saw. Pembaca budiman marilah kita ikuti kisahnya di bawah ini : 
Di suatu pagi yang cerah dan penuh harapan serta keceriann yang menggairahkan cita-cita, orang-orang Yastrib  (Madinah), saling berbisik satu sama lainnya "Muhammad dan shabatnya telah berjalan menuju Yastrib (Madinah)"
Maka orang-orang orang-orang banyakpun berhamburan ke jalan-jalan yang penuh berkah, jalan yang membawa Nabi petunjuk dan keb aikan kepada mereka.  Mereka berbondong-bondong menyambut kedatangan beliau secara bergelombang, kelompok demi kelompok, di sela-sela mereka ada sekumpulan anak-anak yang tak kalah bersemangat, wajah-wajah mereka dihiasi kebahagiaan dan menyatu dengan hati kecil mereka serta yang penuh suca cita memenuhi jiwa mereka yang jernih.

Menanti Kedatangan Rasulullah di Yatsrib (Madinah}   
Dibarisan paling terdepan adalah anak-anak dan salah satunya adalah Anas bin Malik al-Anshari.   Rasulullah saw. dan shahabatnya Ash-Shiddiq datang, keduanya berjalan di antara kerumuman orang-orang dewasa dan anak-anak dalam rombongan yang besar.   Adapun kaum wanita dan gadis-gadis remaja yang biasa tinggal di rumah maka mereka naik ke atap-atap rumah, mereka ingin melihat Rasulullah saw. seraya bergumam "Yang mana dia? Yang mana dia?
Hari itu adalah hari yang tidak terlupakan. Anas bin Malik senantiasa mengingatnya sampai dia berumur seratus tahun lebih. 
Tidak lama setelah Rasulullah saw. tinggal di Madinah, al-Gumaisha' binti Milhan, datang kepada beliau dengan disertai Anas anak laki-lakinya yang masih kekanak-kanakkan, dan anak laki-laki itu berlarian di depan ibunya dengan ujung rambut yang jatuh di keningnya. 
Al-Gumaisha, mengucapkan salam pada Nabi saw. dan dia berkata , "Ya Rasulullah, semua laki-laki dan perempuan Anshar telah memberimu hadiah, tetapi aku tidak punya apapun yang bisa aku jadikan hadiah untukmu selain anak laki-lakiku ini.  Terimalah dia, dan dia akan berhidmat kepadamu sesuai dengan apa yang engkau inginkan"
Nabi saw. berbahagia, beliau memandang anak muda ini dengan wajah berseri-seri, beliau mengusap kepalanya dengan tangan biliau yang mulia, menyentuh ujung rambutnya dengan dengan jaringan jemari biliau yang lembut dan beliau menganggapnya sebagai keluarga.

Dibimbing Ibunda Tercinta.
Usia Anas masih sangat muda, ketika ibunya Al-Ghumaisha' mentalqinnya dengan dua kalimat syahadat. Ibunya mengisi hatinya yang bersih dengan kecintaan kepada Nabiyul Islam Muhammad saw bin Abdullah Maka di benak Anas pun mulai tumbuh rasacinta kepada Rasulullah saw. sekalipun dia belum  pernah bersua dengan Nabi mulia tersebut dan hanya mendengar kisah beliau sebatas dari orang ke orang.   Tidak mengherankan, karena terkadang telinga lebih dulu merindaukan sesuatu daripada mata.
Betapa seringnya Anas kecil berangan angan bisa berkelana menemui Nabi saw. di Makkah atau beliau saw. bisa datang kepada mereka di Yastrib sengingga dia bisa berbahagia karena bisa melihatnya dan tenteram karena berjumpa dengannya.  Angan-angan itu dalam waktu dekat ternyata telah berubah menjadi kenyataan, Yastrib yang membaggakan dan berbahagia mendengar bahwa Nabi saw. dan shahabatnya, ashShiddiq, sedang dalam perjalanan ke arahnya. Maka keceriaan naungi semua rumah dan kebahagiaan menyelimuti semua hati.
Mata dan hati bergayut dengan jalan yang penuh berkah, jalan yang membawa langkah Nabi saw. dan shahabatnya ke Yastrib.  Anak-anak muda bergumam setiap cahaya pagi bersinar, MUhammad saw telah datang. Maka Anas bersama anak-anak kecil lainnya berlari-lari hendak menyambutnya, namun di tidak melihat siapapun dia pun pulang dengan sedih lagi kecewa.

Dibimbing Langsung Oleh Nabi saw.
 Anas bin Malik atau Unais (Anas kecil) begitu terkadang mereka memanggilnya sebagai ung kapan sayang kepadanya, berumur sepuluh tahun manakala di aberbahagia b isa berhidmat untuk Rasulullah saw.   Anas hidup di sam ping Nabi saw. dan b erada di bawah bimbingan beliau sampai Nabi berpulang ke ar Rafiq, yaitu selama kurang lebih 10 tahun.  
Selama itu Anas memperoleh bimbingan dari Nabi saw. yang dengannya dia menyucikan jiwanya, memahami hadits beliau yang memenuhi dadanya, mengenal akhlak beliau yang agung, rahasia-rahasia dan sifat-sifat terpuji beliau yang tidak dikenal oleh orang lain.
Anas bin Malik mendapat perlakukan yang mulia dari Rasullah saw. yang tidak pernah diperoleh oleh seorang anak dari Babaknya. Mengenyam keluhuran peerangai Rasullah saw. dan keagungan sifat-sifatnya yang membuat dunia patut untuk iri kepadanya.  Biarkanlah Anas sendiri yang menyamppaikan sebagian lembaran cemerlang dari perlakuan mulia yang dia dapatkan di bawah naungan seorang nabi yang pemurah dan berhati mulia, karena Anas lebih tahu tentangnya dan lebih berhak untuk menceritakannya.

Mendapat Kasih Sayang Rasululla saw.
Anas bin Malik berkata, Rasulullah saw. adalah orang yang paling b aik akhlaqnya, paling lapang dadanya  dan paling besar kasih sayangnya. Suatu hari beliau mengutusku untuk suatu keperluan, aku berangkat , tetapi aku menuju anak-anak yang sedang bermain di pasar dan bukan melaksanakan tugas Rasulullah saw., aku ingin bermain bersama mereka, aku tidak pergi menunaikan perintah yang diperintahkan oleh Rasullah saw. .Beberapa saat di tengah-tengah anak-anak itu, aku merasa seorang berdiri di belakangku dan memegang bajuku. Aku menoleh, ternyata dia adalah Rasulullah saw. dengan tersenyum, beliau bersabda " Wahai Unais, apakah kamu telah pergi seperti yang aku perintahkan ?" Mak akupun salah tingkah, aku menjawab, "Ya" sekarang aku berangkat, ya Rasulullah"
Demi Allah, aku telah berkhidmat kepada beliau selama sepeuluh tahun, beliau tidak pernah berkata untuk sesuatu yang aku lakukan, Beliau tidak pernah berkata untuk sesuatu yang aku tinggalkan, "Mengapa kamu tinggalkan ini?.
Bila Rasulullah memanggil Anas, terkadang beliau memanggilnya dengan Unais sebagi ungkapan cinta dan kasih sayang, dan di lain waktu Nabi saw, memanggilnya "Wahai anakku" .
Nabi saw. memberikan nasihat-nasihat dan petuah-petuah beliau yang memenuhi hati dan jiwanya.  Diantara nasihat-nasihat itu adalah sabda Nabi saw.  kepadanya :
'Wahai anakku, jika kamu mampu mendapatkan pagi dan petang sementara hatimu tidak membawa kbencian kepada seseorang maka, lakukanlah. Wahai anakku, sesungguhnya hal itu termasuk sunnahku, barangsiapa menghidupkan sunahku maka dia menyintaiku.  Barangsipa menyintaiku maka berarti dia bersamaku di syurga. Wahai anakku, jika kamu masuk kepda keluargamu maka ucapkanlah salam, karena ia merupakan keberkahan bagimu dan keluargamu.

Menjadi Rujukan Sepeninggal Rasulullah saw.
Anas bin Malik hidup setelah Rasulullah saw. wafat, selama delapan puluh tahun lebih, selam itu Anas mengisi dada umat dengan ilmu Rasulullah saw. yang agung dan menumbuhkan akal pikiran mereka dengan  fiqih kenabian . Selama itu Anas menghidupkan hati umat dengan petunjuk  Nabi saw. yang dia sebarkan di antara para shahabatdan tabi'in  dengan sabda-sabda Rasulullahsaw. yang berharga dan perbuatan perbuatan beliau yang mulia yang dia tebarkan di antara manusia.   Dengan umurnya yang panjang, Anas menjadi rujukan bagi kaum muslimin  di masa hidupnya, mereka bertanya kepadanya setiap mereka dihadang oleh perkara penting dan setiap kali pemahaman meraka tidak menjangkau sebuah hukum .
Di antaranya, sebagian orang-orang yang gemar berdebat dalam agama berselisih tentang haudh (telaga) Nabi saw. di hari kiamat, maka mereka bertanya kepada Anas tentang hal itu, Anas pun berkata "Aku tidak pernah menyangka akan bisa hidup sehingga aku melihat orang-orang seperti kalian yang berdebat dalam perkara telaga Nabi saw., sungguh aku telah meninggikan wanita-wanita tua di belakangku, setiap dari mereka tidak melakukan shalat kecuali dia memohon kepada Allah agar memberinya minum daari telaga Nabi saw."
Anas bin Malik terus hidup bersama kenangannya dengan Rasulullahsaw selam kehidupan berlangsung  Dia sangat berbahagia pada hari pertemuannya dengan beliau, sangat bersedih di  hari perpisahannya dengan beliau, sangat sering mengulang-ulang sabda beliau.
Dia sangat bersungguh-sungguh untuk mengikuti beliau dalam  sabda-sabda perbuatan-perbuatan beliau, menyintai apa yang beliau cintai, membencai apa yang beliau benci. Dua hari yang paling dingat oleh Anas dalam hidupnya : Hari pertemuannya dengan Nabi pertma kali dan hari perpisahannya dengan beliau untuk tereakhir kalinya.  Bila Anas teringat hari pertama maka dia berbahagia dan bersuka cita, namun jika hari kedua terlintas di benaknya maka dia menangis berduka, membuat orang-orang yang di sekelilingnya ikut menagis.  Anas sering berkata ' "Sungguh aku telah melihat hari di mana Rasulullah saw, datang kepada kami dan aku juga melihat hari dimana Rasulullah saw meninggal kami. Aku tidak melihat dua hari yang menyerupai keduanya. Hari kedatangan beliau di Madinah, segala sesuatu di sana bercahaya. Tetapi hari di mana Rasulullah saw. hampir menghadap kepada RabbNy, segala sesuatu terasa gelap gulita.  Pandangan terekhirku pada beliau terjadi di hari Senin ketika kain penutup kamar beliau berduka, aku melihat wajah beliau septi kertas mushaf, pada saat itu orang banyak sedang beridiri di belakang Abu Bakar r.a melihat kepada beliau, mereka hampir saja bubar, namun Abu Bakar memberi isyarat kepada mereka agar tetap berada di tempat. Rasulullah wafat di pagi hari itu hari Senin.  Kami tidak pernah melihat suatu pemandangan yang paling aku kagumi dari pada wajah beliau manakala kami memasukkan tanah ke kubur beliau"

Berumur Panjang, Banyak Keturunan dan Harta.
Dia ntara doa Nabi saw. , untuknya :
"Ya Allah" limpahkanlah harta dan anak kepadanya, berkahilah dia padanyha."  
Allah SWT mengabulkan doa Rasulullah saw. , Anas r.a menjadi orang Anshar yang paling banyak hartanya, paling banyak keturunannya, sampai-sampai dia melihat anak-anak dan keturunannya melebihi angka seratus tahun.
Allah SWT memberkahi umurnya sehingga di hidup selama 103 tahun, Anas sangat berharap mendapatkan syfaat Nabi saw. di hari kiamat,  Anas sering berkata : "Sesungguhnya aku berharap bisa bertemu Rasulullah di hari Kiamat, lalu aku berkata kepada beliau, Aku adalah pelayan kecilmu, Unas".  Ketika Anas sakit yang dalam sakitnya ini dia meniggal, dia berkata kepada keluarga "Talqinlah aku dengan Laa Illah, Muhammaddur Rasulullah" Maka Anas senantiasa mengucapkan samapi dia meninggal.   Anas r.a mewasiatkan agar mengubur tongkat kcil milik Rasulullah bersamanya, maka tongkat itu diletakkan di sampingnya. 
Selamat untuk Anas bin Malik al-Anshari r.a yang telah mendapatkan limpahan keb aikan dari Allah SWT.  Dia hidup dalam bimbingan Rasulullah saw. yang agung selama sepuluh tahun sempurna.  Dia adalah orang ketiga setelah Abu Hurairah dan Abdullah bin Umar r.a dalam meriwayatkan hadits dari Rasulullah saw. 
Semoga Allah SWT membalasnya dan membalas ibunya atas apa yang dia berikan untuk Islam dan kaum Muslimin dengan sebaik-baik balasan.

Demikian  kisah Anas bin Malik, yang begitu mengharukan diusia kanak-kanak telah dipisahkan dengan ibunya demi untuk menjadi manusia yang dadany penuh dengan kebenaran Islam. 
   ﺳُﺒْﺤَﺎﻧَﻚَ ﺍﻟﻠَّﻬُﻢَّ ﻭَﺑِﺤَﻤْﺪِﻙَ ﺃَﺷْﻬَﺪُ ﺃَﻥْ ﻻَ ﺇِﻟﻪَ ﺇِﻻَّ ﺃَﻧْﺖَ ﺃَﺳْﺘَﻐْﻔِﺮُﻙَ ﻭَﺃَﺗُﻮْﺏُ ﺇِﻟَﻴْﻚ                    
 “Maha suci Engkau ya Allah, dan segala puji bagi-Mu. Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan melainkan Engkau. Aku mohon ampun dan bertaubat kepada-Mu.”

Silahkan baca pula : Asbabun Nuzul Suarat Al-Baqarah.

0 Response to "KISAH ANAS BIN MALIK"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel