NIKMATNYA HIDUP DALAM KETAATAN


Islam adalah agama fitrah yang memberikan kebebasan kepada umatnya dalam mengarungi kehidupan di dunia ini untuk mempersiapkan dan mengumpulkan bekal menuju kehidupan yang kekal abadi yaitu Akhirat. Islam memberikan ruang untuk meraih kebahgiaan dunia dan tidak melupakan akhiratnya tentu dengan cara yang disyariatkan dalam Agama. 
Contoh sebuah riwayat yang di ceritakan dalam Al Quran tentang seorang yang telah dianugerahi begitu besar dengan kekayaan namun karena ia ingkar / tidak ada ketaatan, maka diakhir kehidupnya menemukan akhir hidup yang tragis ia ditenggelamkan / dibenamkan baik dirinya dan seluruh hartanya ke dalam tanah.
Sehingga meninggalkan ucapan bagi kaum di era  itu yang menyaksikan kejadiannya.  Allah Swt,  menerangkan dalam Alquran Surat Al Qoshosh  ayat 79. Kisah ini sangat mashur dan sering dijadikan bahan ceramah untuk menggambarkan betapa nistanya orang yang selalu ingkar kepada Allah Swt. yaitu kisah Qorun di zaman kenabian  Musa AS. Kisah Qorun selengkapnya akan kami bahas pada waktu lain. 
Secuil mukadimah di atas saya uraikan karena masih berkait dengan nikmatnya hidup dalam ketaatan.
Kini kita membahas tentang Nikmatnya Hidup Dalam Ketaatan.
Cukup banyak orang yang beranggapan bahwa dalam ketaatan kepada Allah menyusahkan, karena beban kewajiban yang berat. Mereka beranggapan ketaatan adalah beban hidupnya. Mereka mengira Sholat Subuh di pagi buta, puasa di tengah hari, membayar zakat, dan berbuat baik terhadap sesama, akan menyusahkan mereka.   Ini adalah tipudaya syaitan agar manusia menempuh jalan yang sesat. Percayalah hidup dalam ketaatan amatlah mudah dan menentramkan hati.  Allah menyatakan bahwa akan ada kemudahan bagi orang yang beriman / taat setelah datangnya kesukaran.  Selain itu pokok ajaran agama meletakkan kepercayaan penuh kepada Allah dan pemahaman yang benar tentang takdir, serta menghilangkan segala beban yang akan membuat orang menderita. Bagi orang yang hidup dalam agama dan ketaatan tak ada duka, derita, ataupun putus asa. 

Dalam Al Qur'an Allah berjanji akan membimbing siapa saja yang menyerahkan diri secara total kepada Allah dan yang membantu agamaNya, maka Allah akan memberikan karunia kehidupan yang baik, di dunia dan di akhirat.
Dan  dikatakan kepada orang-orang yang bertaqwa :
"Apakah yang telah diturunkan oleh Tuhanmu? Mereka menjawab "kebaikan"  Orang-orang yang berbuat baik di dunia ini, mendapatkan yang baik, dan sesungguhnya kampung akhirat adalah lebih baik dan itulah sebaik-baik tempat bagi orang yang bertaqwa" ( QS  16 : 30 )
Allah memberikan kabar gembira bagi orang yang beriman bahwa Allah akan menyiapkan jalan kemudahan bagi siapa saja yang taat dengan  aturan agama.

" Adapun orang yang memberikan (hartanya) di jalan Allah dan bertaqwa serta membenarkan adanya pahala yang terbaik (syurga). Maka Kami kelak akan menyiapkan bagiannya jalan yang mudah". ( QS  92: 5-7)
Siapa saja yang tidak beriman kepada Allah, tidak taat kepadaNya penderitaan dan kesulitan akan terus menghampirinya. Sebaliknya barang siapa dengan tulus kembali kepada agama Allah, berarti dia telah memilih jalan yang benar. Jalan kemudahan yang akan membawa kebahagiaan di dunia dan akhirat.

Apa yang kita sukai belum tentu baik untuk masa depan kita
 Pada umumnya manusia membagi peristiwa yang yang menimpanya menjadi dua kelompok yaitu peristiwa baik dan peritiwa buruk. Pembagian itu biasanya bergantung pada budaya yang berlaku di lingkungan dimana orang itu tinggal. Baik dan buruk adalah merupakan sebuah persoalan yang cukup banyak menjadi bahan perbedaan. Hal ini dikarenakan adanya perbedaan nilai yang dianut. Ada yang menggunakan kaidah manusia dan ada yang menggunakan kaidah Islam. bagi orang yang tujuannya hanya dunia semata mereka tidak hanya akan mengalami kesulitan dalam menjalani hidup juga akan menyulitkan orang lain. Hanya orang yang tak beriman yang menjadikan dunia sebagai tujuan hidupnya. Karena ia tidak meyakini bahwa ada akhirat, tak mempercayai akan adanya kehidupan setelah kematian. Mereka tidak percaya akan adanya hari pembalasan/perhitungan sehingga mereka kesulitan dalam membedakan mana kebaikan dan mana keburukan.
Hal penting yang harus saelalu diingat adalah hanya Allahlah yang mengetahui apa yang terbaik dan terburuk untuk manusia. Manusia hanya dapat melihat tampilan luar suatu peristiwa dan hanya mampu bersandar pada penglihatan yang terbatas dalam menilainya. Dikarenakan kekurangan informasi dan pemahaman membuat kita tidak menyukai sesuatu, padahal itu baik untuk kita. Sebaliknya dapat saja kita mencintai sesuatu padahal itu merupakan sebuah keburukan. Untuk dapat melihat kebaikan itu, seorang mukmin harus menyerahkan rasa percayanya kepada aturan  Allah yang tak terbatas, dan percaya bahwa ada kebaikkan dalam segala hal yang terjadi.  Satu hal yang dibenci kadang mendatangkan kesenangan, suatu hal yang disukai kadang mendatangkan kesusahan.  Janganlah merasa aman dengan kesenangan, karena dapat saja ia menimbulkan kemudharatan.  Janganlah putus asa karena kesulitan, karena bisa jadi akan mendatangkan kesenangan.

Allah berfirman :
" Diwajibkan atas kamu berperang, padahal berperang itu adalah sesuatu yang kamu benci, Boleh jadi kamu membencinya sesuatu, padahal ia amat baik bagimu dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu, Allah mengetahui sedang kamu tidak mengetahui." ( QS  2 : 216 )

Disinilah Allah mengatakan kepada kita bahwa suatu peristiwa yang dianggap baik oleh manusia, pada suatu saat terbukti merugikan manusia itu sendiri. Begitu juga sesuatu yang ingin dihindarkan karena diyakini merugikan malah dapat menyebabkan kebahagiaan dan kedamaian.

Demikian sekilas tentang nikmatnya hidup dalam ketaatan.
Semoga kita dapat ambil pelajaran untuk menjadi manusia yang selalu taat dan bersyukur.
 

0 Response to "NIKMATNYA HIDUP DALAM KETAATAN"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel