Waspada Terhadap Jihad Palsu ; Itu Adalah Amalan Yang Menipu.



Khutbah Pertama.


Kaum muslimin sidang jum'ah yang dirahmati Allah, 
Ungkapan syukur adalah ciri orang yang beriman, diawal khutbah ini, marilah kita bersama-sama ucapkan Alhamdulillahi robbil 'alamin. Segala puji hanya milik Tuhan semesta alam.   

Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada junjungan Nabi besar Muhammad saw. kepada keluarganya, para sahabat, tabi'in, tabi'ut tabi'in dan insya Allah kepada kita yang hingga saat ini bahkan detik ini, masih istiqomah dalam mengamalkan risalahnya, mudah-mudahan mendapatkan safaatnya di yaumul akhir kelak. Aamiin....

Melalui mimbar yang mulia ini khatib berwasiat khususnya kepada diri khatib sendiri, dan kepada para jama'ah sekalian untuk selau meningkatkan taqwa yang sebanar-benarnya, dengan kedua cara, yatiu mematuhi atau menjalankan seluruh perintah-Nya serta berusaha dengan sungguh-sungguh untuk meninggalkan seluruh larangan-Nya.  Dengan kedua amalan tersebut niscaya kita akan mendapatkan kejayaan di dunia ini dan kebahagiaan di akhirat kelak. Aamiin... ya robbal 'alamin. 

Kaum Muslimin sidang jum'at yang dimuliakan Allah. 
Ingatlah bahwa pada saatnya nanti kita akan dihisab berdasarkan amal-amal yang telah kita lakukan selama di dunia ini. Amal yang banyak maupun yang sedikit, amal baik atau amal buruk, semua pasti akan kita lihat kelak di akhirat. Dalam al-qur'an surat al-Zalzalah ayat 7 dan 8 menyebutkan :
فَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْرًا يَرَهُ وَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ شَرًّا يَرَهُ
"Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya. Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sebesar dzarrahpun niscaya dia akan melihat (balasan)nya pula" (QS Al-Zalzalah : 7 - 8 ). 

Oleh karena itu, marilah kita senantiasa mendekatkan diri kepada Allah, dengan selalu berusaha meningkatkan amal kebaikan. Kita juga selalu waspada terhadap amalan yang terlihat sepertinya amalan kebaikan (jihad) padahal yang kita lakukan hakekatnya bertentangan dengan ajaran Islam yang dicontohkan Rasulullah saw. yang pada akhirnya akan merugikan, serta terjerusnya kita kedalam kesesatan. Na'u dzubillah...

Untuk menemukan jalan yang benar dan lurus, adalah jalan yang ditempuh Ulil albab, dari kalangan para nabi, shidiqin, syuhada, dan shalihin. Inilah jalan hidup hamba-hamba Allah yang memahami hakikat agama secara benar dalam kehidupan mereka.  Orang-orang yang benar, akan selalu mencari jalan menuju ridha Allah, berharap pahala di sisi-Nya, dan berharap mendapatkan rahmat-Nya, sehingga di akhirat kelak dapat duduk bersanding dengan para wali-Nya dan orang-orang shalih yang menjadi pilihan-Nya. 

Kaum Muslimin sidang jum'ah yang dirahmati Allah,
Mengapa demikian? Kita memahami dan meyakini bahwa kebahagiaan seseorang hanya dapat diperoleh jika seseorang mendapatkan taufik dan hidayah dari sisi Allah. Sehingga ia dapat berjalan di atas kebenaran, dan senantiasa mendapat petunjuk untuk menempuh jalan yang benar, dan pada akhirnya dapat selamat dari perbuatan dosa dan kemaksiatan. Oleh karena itu dalam beribadah kepada Allah dengan landasan bashirah (ilmu), dapat menjalankan agama sesuai Al-qur'an dan sunnah Rasulullah saw. Inilah yang dapat menjaga dan menyelamatkan seorang hamba dari golongan orang-orang yang paling merugi amalannya. Sebagaimana firman Allah swt sebagai berikut :

قُلْ هَلْ نُنَبِّئُكُمْ بِالْأَخْسَرِينَ أَعْمَالًا الَّذِينَ ضَلَّ سَعْيُهُمْ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَهُمْ يَحْسَبُونَ أَنَّهُمْ يُحْسِنُونَ صُنْعًا
Katakanlah : "Apakah akan Kami beritahukan kepadamu tentang orang-orang yang paling merugi perbuatannya?. Yaitu orang-orang yang telah sia-sia perbuatannya dalam kehidupan di dunia ini, sedangkan mereka menyangka bahwa mereka berbuat sebaik-baiknya" (QS Al-Kahfi : 103-104). 

Imam Ibnu Jarir menjelaskan ayat tersebut diatas bahwa mereka itu adalah orang-orang yang berbuat suatu amalan dan berharap pahala dari Allah, berusaha untuk taat dan mencari ridha-Nya, namun sebenarnya mereka hanya membuat murka Allah swt, karena mereka adalah orang-orang yang melampaui batas.  Imam Ibnu Katsir juga mengatakan, demikian itu adalah perumpamaan orang-orang yang gagal hidup di dunia. Mereka telah menipu diri mereka sendiri dengan tidak bersandar kepada aqidah yang benar, dan amalan mereka tidak sesuai dengan apa yang mereka katakan. 

Seorang mukmin yang takut akan kehidupan akhirat dan berharap rahmat Allah, tentu tidak mungkin menerima dan mendukung aksi-aksi anarkhis dan saling menghina sesama umat se-aqidah. Bahkan dengan umat lainpun akan menjaganya dikarenakan mereka juga punya hak atas keyakinan yang mereka anut dan diyakininya.  
Orang-orang yang disebut teroris atau merasa sedang menjalankan Jihad fisabilillah itu, menganggap bahwa pembunuhan dan tindakan menakut-nakuti orang lain dianggap sebagai cara yang dibenarkan syariat. Padahal Allah telah berfirman di dalam Al-qur'an sebagai berikut :

"Oleh karena itu Kami tetapkan (suatu hukum) bagi Bani Israil, bahwa barang siapa yang membunuh seorang manusia bukan karena orang itu (membunuh) orang lain, atau bukan karena membuat kerusakan di muka bumi, maka seakan-akan dia telah membunuh manusia seluruhnya. Dan barangsiapa yang memelihara kehidupan seorang manusia, maka seolah-olah dia telah memelihara kehidupan manusia semuanya. Dan sesungguhnya telah datang kepada mereka rasul-rasul Kami dengan (membawa) keterangan-keterangan yang jelas, kemudian banyak diantara mereka sesudah itu sungguh-sungguh melampau batas dalam berbuat kerusakan di muka bumi". (QS Al-Maidah : 32).

Oleh karena itu, bagaimana bisa dibenarkan bila menyebarkan permusuhan dengan sesama muslim atau dengan orang kafir yang mendapat jaminan keamanan di negeri yang mayoritas muslim, ini. Dan mereka mengatakan bahwa yang ia lakukan adalah sebagai jalan menuju keridhaan Allah?. Siapa yang dapat mengambil manfaat dari perbuatan tidak terpuji ini, mayoritas masyarakat, ataukah hanya segelintir orng yang berada di dalam kelompoknya saja.  

Maka untuk itu marilah kita semua waspada terhadap jihad palsu, karena itu adalah amalan yang menipu.  Demikian khutbah yang singkat ini mudah-mudahan bermanfaat, dan sebagai bahan merenung diri. Aamiin...

Khutbah kedua :
Do'a silahkan sesuai keinginan khatib selaraskan dengan judul.......

Penutup.

Aqimus shalah...

0 Response to "Waspada Terhadap Jihad Palsu ; Itu Adalah Amalan Yang Menipu."

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel