ASBABUN NUZUL SURAT AL-MU'MINUUN (Orang-Orang Yang Beriman)


Rasiyambumen.com Kajian Khazanah Islam (kategori posting Asbabun Nuzul)

Pembaca budiman, Rahmat serta Bimbingan-Nya semoga selalu tercurah dan menyertai kita dalam segala aktivitas di dunia ini untuk meraih kebahagiaan dan mengharap Ridho-Nya di Akhirat kelak. Aamiin...

Surat al-Mu'minuun terdiri dari 118 ayat, termasuk golongan surat -surat Makiyah. Karena surat ini diturunkan di Mekkah. Dinamai Al-Mu'minuun karena surat ini menerangkan bagaimana seharusnya sifat-sifat orang mu'min yang menyebabkan keberuntungan mereka di akhirat dan ketenteraman jiwa mereka di dunia. Demikian tingginya sifat-sifat itu, sehinmgga ia telah menjadi akhlak bagi Nabi Muhammad saw.

Pokok-pokok isinya :
Kepastian hari berbangkit dan hal-hal yang terjadi pada hari kiamat Allah tidak memerlukan anak atau sekutu.

Hukum-hukum :
Manusia diberi sesuai dengan kesanggupannya, rasul-rasul semuanya menyuruh manusia memakan makanan yang halal lagi baik, pokok-pokok agama yang dibawa para nabi adalah sama, hanya syariatnya yang berbeda-beda.

Kisah-kisah :
Kisah Nabi Nuh as. Kisah Hud as. kisah Musa as. dan Harun as. kisah Isa as. 

Dan lain-lain :
Tujuh perkara yang harus dipenuhi, oleh seorang mu'min yang ingin mendapat keberuntungan hidup di dunia maupun di akhirat, proses kejadian manusia, tanda-tanda orang yang bersegera kepada kebaikan, nikmat Allah yang dianugerahkan kepada manusia wajib disyukuri. 

Dalam suatu riwayat dikemukakan bahwa Rasulullah saw, apabila shalat selalu memandang kelangit. Maka turunlah ayat ini (QS Al-Mu'minuun ayat 2)  الَّذِينَ هُمْ فِى صَلَا تِهِمْ خٰشِعُونَ  sebagai petunjuk bagi yang shalat. Maka sejak itulah beliau shalat dengan menundukkan kepalanya ke arah sujud. 
Diriwayatkan oleh al-Hakim yang bersumber dari Abi Hurairah.
Diriwaytkan pula oleh Ibnu Marduwaih, dengan lafadh: Rasullah saw. pernah memalingkan muka pada waktu shalat"
Diriwayatkan pula oleh Sa'id bin Mansyur yang bersumber dari Ibnu Sirin dengan lafadh: Rasulullah saw. melirikkan matanya pada waktu shalat" Hadits ini mursal. 

Dalam riwayat lain dikemukakan bahwa para shahabat apabila shalat memandang langit. Maka turunlah ayat ini (QS 23 : 2) الَّذِينَ هُمْ فِى صَلَا تِهِمْ خٰشِعُونَ  sebagai petunjuk bagaimana seharusnya shalat. 
Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim yang bersumber dari Ibnu Sirin. Hadits ini mursal. 


وَلَقَدْ خَلَقْنَا الْإِنسٰنَ مِن سُلٰلَةٍ  مِّن طِينٍ

ثُمَّ جَعَلْنٰهُ نُطْفَةً  فِى قَرَارٍ مَّكِينٍ

ثُمَّ خَلَقْنَا النُّطْفَةَ عَلَقَةً  فَخَلَقْنَا الْعَلَقَةَ  مُضْغَةً  فَخَلَقْنَا الْمُضْغَةَ عِظٰمًا فَكَسَوْنَا الْعِظٰمَ لَحْمًا ثُمَّ أَنشَأْنٰهُ خَلْقًا ءَاخَرَ ۚ  فَتَبَارَكَ اللَّهُ أَحْسَنُ الْخٰلِقِينَ

"Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusaia dari suatu saripati (berasal) dari tanah". (QS 23 : 12)
"Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim)" (QS 23 :13)
"Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal, daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging, kemudian Kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha suci Allah, Pencipta yang paling baik". (QS 23 : 14)  

Dalam suatu riwayat dikemukakan bahwa pandangan Umar bin Khattab r.a sejalan dengan kehendak Allah dalam empat hal antara lain; mengenai turunnya ayat "walaqad khalaqnal insana minsulalatin min thin (QS 23 :12) sampai dengan "khalqan akhar" (QS 23 : 14). Pada waktu mendengar ayat tersebut Umar berkata : Fatabaara-kallahu ahsanal khaliqin". Maka turunlah akhir ayat itu (QS 23 ; 14) yang sejalan dengan ucapan Umar itu. 
Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim yang bersumber dari Umar" 
Dalam suatu riwayat di kemukakan bahwa kaum Quraisy duduk mengobrol dan begadang pada malam hari di sekeliling Ka'bah, tetapi tidak bertawaf, bahkan mereka bermegah-megah diri, karena dapat menguasai Rasulullah saw itu. Lalu ayat ini (QS 23 :67) مُسْتَكْبِرِينَ بِهِۦ سٰمِرًا تَهْجُرُونَ turun berkenaan dengan orang-orang seperti itu. 
Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim yang bersumber dari Sa'id bin Jubair. 

وَلَقَدْ أَخَذْنٰهُم بِالْعَذَابِ فَمَا اسْتَكَانُوا۟ لِرَبِّهِمْ وَمَا يَتَضَرَّعُونَ
"Dan sesungguhnya Kami telah pernah menimpakan adzab kepada mereka, namun mereka tidak (juga) tunduk kepada Tuhan mereka (Allah) dan (juga) tidak memohon (kepada-Nya) dengan merendahkan diri." (QS 23 : 76) 

Dalam suatu riwayat dikemukakan bahwa Abu Sufyan datang kepada Nabi saw, sambil berkata : Hai Muhammad! aku minta tolong dengan sangat atas nama Allah, dan atas nama keluarga karena kami sudah makan bulu dan darah (dalam keadaan kekurangan makanan)" Ayat ini (QS 23 :76) turun berkenaan dengan peristiwa tersebut diatas.  
Diriwyatkan oleh an-Nasai dan al-Hakim yang bersumber dari Ibnu Abbas. 

Dalam riwayat lain dikemukakan bahwa Ibnu Iyaz al-Hanafi ketika dibawa kepada Nabi saw. sebagai tawanan, ia dibebbaskan oleh Nabi saw, dan terus masuk Islam. Kemudian pulang ke Yamamah melalui kota Mekah. Setibanya di Yamamah ia menghentikan pengiriman makanan ke Mekkah, sehingga orang-orang Quraisy kekurangan makanan dan makan bulu-buluan dan darah. Karena itu Abu Sufyan diutus kepada Nabi saw. Ia berkata : "Bukankah engkau mengaku diutus menjadi rahmat kepada segenap alam?. Rasulullah saw, mengiyakannya. Abu Sufyan berkata : "Engkau telah membunuh orang-orang tua dengan pedang dan anak-anaknya dengan kelaparan" Ayat ini (QS 23 : 76)  وَلَقَدْ أَخَذْنٰهُم بِالْعَذَابِ فَمَا اسْتَكَانُوا۟ لِرَبِّهِمْ وَمَا يَتَضَرَّعُونَ turun berkenaan dengan peristiwa tersebut di atas yang menegaskan bahwa dengan adzab dari Tuhan itu mereka tetap tidak masuk Islam. 
Diriwayatkan oleh al-Baihaqi di dalam ad-Dalail. 

Surat Al-Mu'minuun dimulai dengan sifat-sifat yang dipunyai oleh seorang mu'min yang berbahagia hidup di dunia dan diakhirat. Sekalipun Allah tidak membeda-beadakan pemberian rizki di dunia ini kepada manusia apakah ia mu'min atau kafir, tetapi yang sebenarnya hanya diberikan kepada orang-orang yang mu'min di akhirat kelak. 

Persesuaian surat al-Mu'minuun dengan surat An-Nuur. 
  • Pada bagian permulaan surat Al-Mu'minuun disebutkan bahwa salah satu tanda orang-orang mu'min itu ialah orang yang menjaga kemaluannya sedang permulaan surat An-Nuur menetapkan hukum bagi orang-orang yang tidak dapat menjaga kemaluannya, yaitu pezina wanita, pezina laki-laki dan apa yang berhubungan dengannya, seperti menuduh orang berbuat zina, qishatulifki, keharusan menutup mata terhadap hal-hal yang ada hubungannya dengan berbuat zina, menyuruh agar orang-orang yang tidak sanggup melakukan pernikahan menahan diri dan sebagainya. 
  • Pada Surat Al-mu'minuun Allah menegaskan bahwa Dia mencittakan alam ini ada hikmahnya, yaitu agar semua makhluk yang diciptakan-Nya itu melaksanakan perintah-perintah dan menghentikan larangan-laranganNya. Sedang surat An-Nuur menyebutkan sejumlah perintah-perintah dan larangan-larangan itu.  
Baca juga ini : Asbabun Nuzul Surat Al Fatihah
Demmikian uraian Asbabun Nuzul Surat Al-Mu'minuun. (Orang-orang yang beriman).  Semoga bermanfaat dan dapat menambah wawasan tentang pemahaman al-qur'an.

Sumber :
Kitab ASBABUN NUZUL. Latar Belakang Historis Turunnya Ayat-ayat Al-Qur'an.
oleh : KH.Qamaruddin Shaleh, HAA. Dahlan, Prof Dr. M.D. Dahlan.
Cetakan ke XX
Penerbit cv. Diponegoro Bandung. Jalan Moh.Toha 44-46.   

0 Response to "ASBABUN NUZUL SURAT AL-MU'MINUUN (Orang-Orang Yang Beriman)"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel