Pengertian Puasa Syawal, Waktu dan Tata Cara.

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ 
Assalamu'alaikum wr.wb.  Kajian Islam (katagori Posting Puasa).
Pembaca budiman, semoga sukses dan diridhai Allah swt. dalam seluruh aktifitas di atas bumi ini untuk mempersiapkan bekal kehidupan yang kekal di akhirat nanti. aamiin.
Rasiyambumen/Pelangi Khazanah Islam, memposting materi tentang : Pengertian Puasa Syawal, Waktu dan Tata Cara. 


Puasa Syawal adalah yang dikerjakan sesudah hari raya Idul Fitri sebanyak 6 hari. Puasa pada hari itu hukumnya sunnah berdasarkan hadits ;Abu Ayyub Al-Ansyari r.a. ia berkata, Rasululullah saw. bersabda :  مَنْ صَامَ رَمَضَانَ ثُمَّ أَتْبَعَهُ سِتًّا مِنْ شَوَّالٍ، كَانَ كَصِيَامِ الدَّهْرِ 
"Barangsiapa yang berpuasa Ramadhan kemudian diiringinya dengan puasa enam hari di bulan Syawal, maka seolah-olah ia berpuasa sepanjang masa" (1)
Salah satu dari pintu kebaikan adalah melakukan puasa, Rasulullah saw. bersabda :
أَلَا أَدُلُّكَ عَلَى أَبْوَابِ الْخَيْرِ؟ الصَّوْمُ جُنَّةٌ …
"Maukah aku tunjukkan padamu pintu-pintu kebaikan? Puasa adalah perisai "(2)
Puasa dalam hadits ini merupakan perisai bagi seseorang muslim baik di dunia maupun di akhirat. Di dunia puasa adalah perisai dari pebuatan-perbuatan maksiat, sedangkan di akhirat nanti adalah perisai dari api neraka, Rasulullah saw juga bersabda dalam hadits Qudsi :
وَمَا يَزَالُ عَبْدِي يَتَقَرَّبُ إِلَيَّ بِالنَّوَافِلِ حَتَّى أُحِبَّهُ 
"Dan senantiasa hamba-Ku mendekatkan diri kepadaKu dengan amalan-amalah sunnah sehingga aku mencintainya" (3)
Oleh karena itu, untuk mendapatkan kecintaan Allah swt. maka lakukanlah puasa sunnah setelah melakukan yang wajib. Di antara puasa yang Nabi saw. an jurkan seletah melakukan pusasa wajib (Puasa Ramaghan) adalah puasa enam hari di bulan Syawal.

1. Waktu Puasa Syawal.
  • Kebolehan dan keutamaannya. Tata cara pelaksanaannya yang paling afdhal adalah setelah hari raya, llu mengerjakan puasa (mulai tanggal 2 Syawal) selama 6 hari secara terus menerus. Meski begitu, puasa syawal boleh dikerjakan tidak langsung setelah hari raya selama masih dikerjakan di bulan syawal, begitu juga diperbolehkan mengerjakannya terpisahpisah, tidak terus-menerus. 
  • Keutamaan berturut-turt. Imam Nawawi dalam Syaih Mulim. 8/56 mengatakan, "Para ulama mazhab Syafi'i mengatakan bahwa paling afdhal (utama) melakukan puasa syawal secara berturut-turut (sehari) setelah halat idul fitri. Namun jika tidak berurutan atau atau diakhirkan hingga akhir syawal maka seseorang tetap mendapatkan keutamaan puasa syawal setelah sebelumnya melakukan puasa ramadhan.
  • Bagi yang berudzur. Catatan : Apabila seseorang memiliki udzur (halangan) seperti sakit, dalam keadaan nifas, sebagai musafit, sehingga tidak berpuasa enam hari di bulan syawal, maka orang seperti ini boleh mengqadha (mengganti) puasa syawal tersebut di bulan Dzulqa'idah. Hal ini tidaklah mengapa. (4)  
2. Pahala Puasa Syawal 
Dari Tsauban, Rasulullah saw. bersabda :   
مَنْ صَامَ سِتَّةَ أَيَّامٍ بَعْدَ الْفِطْرِ كَانَ تَمَامَ السَّنَةِ  مَنْ جَاءَ بِالْحَسَنَةِ فَلَهُ عَشْرُ أَمْثَالِهَ
"Barangsiapa berpuasa enam hari setelah hari raya idul fitri, maka dia seperti berpuasa setahun penuh. (Barangsiapa berbuat satu kebaikan, maka baginya sepuluh kebaikan semisal) (5) 
Orang yang melakukan satu kebaikan akan mendapatkan sepuluh kebaikan yang semisal. Puasa Ramadhan adalah selama sebulan berarti akan semisal dengan puasa 10 bulan. Puasa syawal adalah adalah enam hari berarti akan semisal 60 hari yang sama dengan 2 bulan. Oleh karena itu seseorang yang berpuasa ramadhan kemudian berpuasa 6 hari berturut-turut di bulan syawal, akan mendapatkan puasa seperti setahun. (6)   

3. Hikmah Manfaat Puasa Syawal 
  1. Penggenap Pahala puasa setahun. Merupakan pelengkap dan penyempurna pahala dari puasa setahun penuh sebagaimana disebutkan dalah hadits Tsauban di atas.
  2. Penyempurna Puasa Wajib. Bagaikan shalat sunnah rawathib, berfungsi sebagai penyempurna dari kekurangan, karena pada hari Kiamat nanti perbuatan-perbuatan fardhu akan disempurnakan (dilengkapi) dengan perbuatan-perbuatan sunnah. Sebagaimana keterangan yang datang dari Nabi saw di berbagai riwayat. Mayoritas puasa fardhu yang dilakukan kaum muslimin memiliki kekurangan dan ketidak sempurnaan, maka hal itu membutuhkan sesuatu yang menutupi dan menyempurnakannya.
  3. Indikator diterimanya pahala Ramadhan. Membiasakan puasa setelah Ramadhan menandakan diterimanya puasa Ramadhan, karena apabila Allah SWT menerima amal seseorang hamba, pasti Dia menolongnya dalam meningkatkan perbuatan baik setelahnya. Sebagian orang bijak mengatakan : "Pahala amal kebaikan adalah kebaikan yang ada sesudahnya" Oleh karena itu barangsiapa mengerjakan kebaikan yang ada sesedahnya." Oleh karena itu barangsipa mengerjakan kebaikan kemudian melanjutkan dengan kebaikan lain, maka hal itu merupakan tanda atas terkabulnya amal pertama. Demikian pula sebaliknya jika seseorang melakukan suatu kebaikan lalu diikuti dengan yang buruk maka hal itu merupakan tanda/indikasi tertolaknya amal yang pertama.
  4. Melanggengkan Maghfirah (Ampunan). Orang yang berpuasa ramadhan akan mendapatkan pahala pada hari Raya Idul Fitri yang merupakan hari pembagian hadiah, maka membiasakan puasa setelah Idul Fitri, merupakan bentuk rasa syukur atas nikmat ini. Dan sungguh tak ada nikmat yang lebih agung dari pengampunan dosa-dosa. Oleh karena itu termasuk sebagian ungkapan rasa syukur seorang hamba atas pertolongan dan ampunan yang telah dianugerahkan kepadanya adalah dengan berpuasa setelah ramadhan. Tetapi jika ia malah menggantinya dengan perbuatan maksiat maka ia termasuk kel;ompok orang yang membalas kenikmatan dengan kekufuran. Allah SWT berfirman : "Dan janganlah kamu seperti seorang perempuan yang menguraikan benangnya yang sudah dipintal dengan kuat menjadi cerai berai kembali"  (QS An-Nahl : 92)   
  5. Bersambungnya Amalan. Dan diantara manfaat puasa enam hari bulan syawal adalah amal-amal yang dikerjakan seorang hamba untuk mendekatkan diri kepada Tuhannya pada bulan setelah Ramadhan berpuasa bagaikan orang yang cepat-cepat kembali dari pelariannya, yakni orang yang baru lari dari peperangan fisabilillah lantas kembali lagi.    Sebab tidak sedikit manusia yang berbahagia dengan berlalunya Ramadhan sebab mereka merasa berat, jenuh dan lama berpuasa Ramadhan. Barangsipa merasa demikian maka sulit baginya untuk bersegera kembali melaksanakan puasa, padahal orang yang bersegera kembali melaksanakan puasa setelah Idul Fitri merupakan bukti kecintaan terhadap ibadah puasa, ia tidak merasa bosan dan berat apalagi benci. Allah SWT berfirman : "Dan sembahlan Tuhanmu sampai datang kepadamu yang diyakini (ajal)" (QS Al-Hjr : 99).  Dan perlu dingat pula bahwa shalat-shalat dan puasa sunnah serta sedekah yang dipergunakan seorang hamba untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT pada bulan Ramadhan, adalah disyari'atkan sepanjang tahun, karena hal itu mengandung berbagai macam manfaat, diantaranya, ia sebagai pelengkap dari kekurangan yang terdapat pada fardhu, merupakan salah satu faktor yang mendatangkan mahabbah (kecintaan) Allah kepada hamba-Nya, sebab terkabulnya doa. Demikian pula sebagai sebab dihapusnya dosa dan dilipat gandakannya pahala kebaikan dan ditinggikan kedudukannya.    
Demikian uraian Pengertian Puasa Syawal, Waktu dan Tata Cara, dengan didasarkan hadits-hadits sholeh dan Al quranul karim.  Semoga bermanfaat. 
(1) Shahih Muslim No. 1164
(2) (HR. Tirmidzi hadits ini hasan shoheh
(3) (HR. Bukhari)
(4) Lihat syarh. Riyadus Sholihin 3/466
(5) HR. Ibnu Majah dan dishohehkan oleh Syaikh Al Albani dalam Irwa'ul Gholil
(6) Lihat syarh. An Nawawi 'ala Muslim, 8/56 dan Syarh. Riyadus Sholihin 3/465
       
Sumber : Fiqih Sunnah jilid 3, Sayyid Sabiq. Penerbit PT Al-Ma'arif - Bandung.  
Pembaca budiman baca juga artikel lain klik disini : ANEKA khazanah pengetahuan. 

0 Response to "Pengertian Puasa Syawal, Waktu dan Tata Cara."

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel