Sanad dan Mattan Adalah Struktur Terpenting dalam Sebuah Hadits.


Rasiyambumen.com Kajian Khazanah Islam (kategori posting Aqidah)

Pembaca budiman Rahmat serta Bimbingan-Nya semoga selalu tercurah dan mengiringi kita dalam segala aktivitas di dunia ini untuk meraih kebahagiaan dan mengharap Ridho-Nya di Akhirat kelak . Aaminn...

Setiap kita berbicara tentang hadits, maka tak lepas terkait dengan Sanad dan Mattan karena kedua instrumen ini adalah sangat penting dalam sebuah Hadits. 
Hadits secara harfiah adalah perkatan atau percakapan. Dalam terminologi Islam istilah hadits berarti memerinci/mencatat sebuah pernyataan dan tingkah laku dari Nabi Muhammad saw. Kalau menurut istilah ulama hadits, bahwa hadits adalah apa yang diriwayatkan dari Nabi Muhammad saw., baik berupa perkataan, perbuatan, ketetapannya (taqrir), sifat jasmani atau akhlaq, perjalanan setelah diangkat sebagai Nabi (bi'tsah) dan terkadang juga sebelumnya. Sehingga, arti hadits di sini semakna dengan sunnah. 

Kata hadits yang mengalami perluasan makna sehingga disamakan dengan sunnah, maka pada saat ini, sunnah dapat berarti segala perkataan (sabda), perbutan, ketetapan maupun persetujuan dari Nabi Muhammad saw. yang dijadikan ketetapan atau hukum. 

Struktur Hadits terdiri dari 2 elemen penting, yaitu Sanad dan Mattan.
  1. Sanad (Rantai Penutur/Perawi/Periwayat Hadits). Sanad terdiri atas seluruh penutur mulai dari orang yang mencatat hadits tersebut dalam bukunya (kitab hadits) hingga mencapai Rasulullah saw. Sanad memberikan gambaran keaslian suatu riwayat. 
  2. Mattan (Redaksi dari Hadits). Terkait dengan mattan atau reaksi, maka yang perlu dicermati dalam memahami hadits ialah ujung sanad sebagai sumber redaksi, apakah berujung pada Nabi Muhammad saw. atau bukan. Sedangkan Mattan hadits itu sendiri dalam hubungannya dengan hadits lain yang lebih kuat sanadnya (apakah ada yang melemahkan atau menguatkan) dan selanjutnya dengan ayat dalam Al-Qur'an (apakah ada yang bertolak belakang). 
Baca yang ini : Berlebihan Dalam Ibadah Berujung Pada Keburukan
Berikut beberapa hadits berdasarkan beberapa Kriteria :

I. Klasifikasi Hadits Menurut jumah perawi.
  1. Hadits Mutawatir, adalah hadits yang diriwayatkan oleh sekelompok orang dari beberapa sanad dan tidak terdapat kemungkinan bahwa mereka semua sepakat untuk berdusta bersama akan hal itu. Jadi hadits mutawatir memiliki beberapa sanad sepakat dan jumlah penutur pada tiap lapisan (thaqabah) berimbang.
  2. Hadits Ahad, adalah hadits yang diriwayatkan oleh sekelompk orang namun tidak mencapai tingkatan mutawatir. Hadits Ahad kemudian dibedakan atas tiga jenis antara laian:
Hadits Shahih yakni tingkatan tertinggi penerimaan pada suatu hadits. Hadits shahih memenuhi persyaratan sebagai berikut :
Sanadnya tersambung. Diriwayatkan oleh penutur/perawi yang adil, memiliki sifat istiqomah, berakhlak baik, terjaga maruah (kehormatan)-nya, dan kuat ingatannya. Mattannya tidak mengandung kejanggalan/bertentangan (syadz) serta tidak ada sebab tersembunyinya atau tidak nyata yang mencatatkan hadits. 

Hadits Hasan bila hadits yang tersebut sanadnya bersambung, diriwayatkan oleh rawi yang adil namun tidak sempurna ingatannya, serta mattannya tidak Sydz serta catat.

Hadits Dha'if (lemah) ialah hadits yang sanadanya tidak bersambung (dapat berupa mursal, mu'allaq, mudallas, munqati, atau mu'dal) dan diriwayatkan oleh orang yang tidak adil atau tidak kuat ingatannya, mengandung kejanggalan atau cacat. 

II. Klasifikasi Hadits Menurut Macam Periwayatnya. 
  1. Hadits yang bersambung sanadnya; yaitu hadits yang bersambung hingga sampai kepada Nabi saw. Hadis ini disebut hadits Marfu' atau Maushul.
  2. Hadits yang terputus sanadnya : Hadits Mu'allaq (tergantung); ialah hadtis yang permulaan sanadnya dibuang oleh seseorang atau lebih hingga akhir sanadnya.  Sebagai contoh : "Seorang pencatat mengatakan , telah sampai kepadaku, bahwa Rasulullah saw. mengatakan..... "tanpa ia menjelaskan sanad antara dirinya hingga Rasulullah saw.. 
  3. Hadits Mursal (Hadits yang dikirim) yaitu hadits yang diriwayatkan oleh para Tabi'in dari Nabi saw. tanpa menyebutkan sahabat penerima hadits tersebut. Atau bila sanad terputus pada salah satu penutur yakni penutur 4 atau 3. 
  4. Hadits Mudallas; )Yaitu hadits ditutup-tutupi) disebut hadits yang disembunyikan cacatnya karena diriwayatkan melalui sanad yang memberikan kesan seolah-olah tidak ada cacatnya, padahal sebenarnya ada, baik dalam sanad atau pada gurunya. Jadi hadits Mudallas ini adalah hadits yang ditutup-tutupi kelemahan sanadnya. 
  5. Hadits Munqati (Hadits yang terputus), yaitu hadits yang hilang seorang atau dua orang perawi selain sahabat dan tabi'in . Bila penutur 1 tidak dijumpai atau dengan kata lain seorang tabi'in menisbatkan langsung kepada Rasulullah saw. Contoh; Seorang tabi'in (penutur 2) mengatakan Rasulullah berkata tanpa ia menjelaskan adanya sahabat yang menuturkan kepadanya.
  6. Hadits Mu'dhal (Terputus sanadnya) ; Yaitu hadits yang diriwayatkan oleh para tabi'it dan tabi'in dari Nabi sw. atau sahabat menyebutkan tabi'in yang menjadi sanadnya. Atau bila sanad terputus pada dua generasi penutur berturut-turut. 
III. Hadits-Hadit Dha'if Karena Cacat Perawi. 
  1. Hadits Maudhu' (yang dilarang) Yaitu bila hadits dicurigai palsu atau buatan karena dari rantai sanadnya dijumpai penutur yang memiliki kemungkinan berdusta. 
  2. Hadits Matruk (Yang ditinggalkan) yaitu hadits yang hanya diriwayatkan oleh seorang perawi saja dan perawi itu dituduh berdusta.
  3. Hadits Mungkar (yaitu hadits) yang hanya diriwayatkan oleh seorang perawi yang lemah yang bertentangan dengan hadits yang diriwayatkan oleh perawi yang terpercaya/jujur.
  4. Hadits Mu'allal (yang cacat) yaitu hadis yang di dalamnya trdapat cacat yang tersembunyi. Menurut Ibnu Hajar, hadits Mu'allal ialah hadits yang nampaknya baik tetapi setelah diselidiki teryanta ada cacatnya. Hadits ini dapat juga disebut hadits Ma'lul (yang dicacati) dan disebut hadits Mu'tal (hadits sakit atau cacat).
  5. Hadits Mudlthorib (yang kacau) yaitu hadits yang diriwayatkan oleh seorang perawi dari berberapa sanad dengan mattan (isi) kacau atau tidak sama dan kotradiksi dengan yang dikompromikan. 
  6. Hadist Maqlub (yang terbalik) yaitu hadits yang diriwayatkan oleh perawi yang di dalamnya tertukar dengan mendahulukan yang belakang atau sebaliknya baik berupa sanad (silsilah) maupun mattan (isi).
  7. Hadits Munqalib (yang terbalik) yaitu hadits yang terbalik sebagian lafalnya hingga pengertiannya berubah.
  8. Hadits Mudraj ; yaitu hadits yang mengalami penambahan isi oleh perawinya.
  9. Hadits Syad (yang jarang yaitu hadits yang diriwayatkan oleh perawi yang tsiqah (terpercaya) yang bertentangan dengan hadits lain yang diriwayatkan dari perawi-perawi (periwayat/ pembawa) yang terpercaya pula. Hadits Syad jarang dihafal para ulama hadits, beda dengan hadits, Mahfud yang banyak dihafal. 
IV. Klasifikasi Hadits Berdasarkan Ujung Sanad.
  1. Hadits Maqtu' adalah hadits yang sanadnya berujung pada para Tabi'in (penerus).
  2. Hadits Mauquf adalah hadits yang sanadnya terhenti pada para sahabat.
  3. Hadits Marfu' adalah hadits yang sanadnya berujung langsung pada Nabi Muhammad saw. 
Berikut adalah sanad (persambungan) beberapa perawi hadits dengan Nabi saw.


Inilah Beberapa Istilah dalam Hadits :
  • Hadits Gholia, yaitu hadits yang terbalik sebagian lafalnya, sehingga pengertiannya berubah. 
  • Hadit Musnad; urutan sanad yang dimiliki hadits tersebut tidak terpotong pada bagian tertentu.
  • Hadits Garib, bila hanya terdapat satu jalur sanat (pada salah satu lapisan terdapat hanya satu penutur, meski pada lapisan lain terdapat banyak penutur).
  • Hadits Azis, bila terdapat dua jalur sanad (dua penutur pada salah satu lapisan).
  • Hadits Mashur, bila terdapat lebih dari dua jalur sanad (tiga atau lebih penutur pada salah satu lapisan) namun tidak mencapai derajat mutawatir.
  • Muttafaq 'alaih Yaitu hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim dari sumber sahabat yang sama, atau dikenal juga dengan hadits Bukhari-Muslim.
  • As-Sab'ah yaitu 7 perawi hadits termashur : Imam Ahmad, Bukhari, Muslim, Abu Daud, Tirmidzi, Nasa'i dan Ibnu Majah. 
Baca juga yang ini : Keajaiban Angka 19 Dari Kalimat Bismillah Dalam Al-Quran.
Keterangan : Perawi Adalah orang yang meriwayatkan Hadits. 

Demikian uraian singkat tentang Sanad dan Mattan Adalah Struktur Terpenting dalam Sebuah Hadits. Semoga bermanfaat dan menambah wawasan beragama khusunya pengertian tentang Hadits. 

Sumber :
htt://id.wikipedia.org/wiki/hadits

0 Response to "Sanad dan Mattan Adalah Struktur Terpenting dalam Sebuah Hadits. "

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel