Malaikat Jibril Menyampaikan Perintah Allah kepada Nabi Nuh untuk Menanam Sebuah Pohon.


Rasiyambumen.com Kajian Khazanah Islam (kategori posting Kisah)

Pembaca budiman, Rahmat serta Bimbingan-Nya semoga selalu tercurah dan mengiringi kita dalam seluruh aktivitas di dunia ini untuk meraih kebahagiaan dan mengharap Ridho-Nya di Akhirat kelak. Aamiin...

Malaikat Jibril menyampaikan perintah Allah kepada Nabi Nuh untuk menanam sebuah pohon, hal ini tidak telepas dengan do'a Nuh kepada Allah karena sudah hampir tiga ratus tahun, Nuh memerintah, tetapi kaumnya nabi Nuh menolaknya, bahkan mereka menyiksa orang-orang yang sudah beriman. Mereka melempari orang-orang yang beriman dengan batu. "Hai orang-orang dungu kalian harus meninggalkan negeri ini.  Nabi Nuh merasa teraniaya lalu berdo'a : "Ya Allah aku teraniaya oleh kaumku, para penyembah berhala itu". Berilah pertolongan kepadaku dengan pertolongan yang sebaik-baiknya. Allah Maha Mendengar doa hamba-Nya yang teraniaya. 

Itulah yang melatar belakangi perintah Allah kepada Jibril bahwa Nuh diperintahkan untuk menanam sebuah pohon yang bijinya dibawa Jibril dari surga. Biji pohon tersebut akan tumbuh menjadi pohon raksasa yang sangat besar yang belum pernah ada sebelumnya. Nabi Nuh sangat bersyukur atas pemberian Allah swt. Kemudian Nabi Nuh menanam biji pohon tersebut. Bertahun-tahun kurang lebih mendekati 700 tahun kemudian, pohon itu pun tumbuh menjadi tinggi dan besar. Orang-orang sangat takjub melihat ukuran pohon tersebut. Mereka tidak menyangka bahwa ada pohon yang memiliki ukuran sangat besar. Selama pohon tersebut tumbuh, tidak ada bayi yang lahir di negeri itu.   
Berpuluh-puluh bahkan beratus-ratus tahun menyeru mengajak untuk menyembah kepada Tuhan Yang Esa namun hampir tak seorangpun yang mau mengikuti ajakan Nabi Nuh tersebut kecuali hanya beberapa gelintir orang saja. Dengan rasa kecewa dan cemas serta kesediahan yang sangat mendalam Nabi Nuh berdoa kepada Allah swt, " وَقَالَ نُوحٌ رَّبِّ لَا تَذَرْعَلَى لْأَرْضِ مِنَ الْكٰفِرِينَ دَيَّارًا  Nuh berkata : "Ya Tuhanku, janganlah Engkau biarkan seorangpun di antara orang-orang kafir itu tinggal di atas bumi". (QS Nuh :26). Dan Nuh melanjutkan doanya sebagai berikut : 
إِنَّكَ إِن تَذَرْهُمْ  يُضِلُّوا۟ عِبَادَكَ  وَلَا يَلِدُوٓا۟ إِلَّا فَاجِرًا كَفَّارًا 
"Sesungguhnya jika Engkau biarkan mereka tinggal, niscaya akan menyesatkan hamba-hamba-Mu dan mereka tidak akan membiarkan selain anak yang berbuat maksiat lagi sangat kafir" (QS Nuh : 27) 
Dan tidak lama kemudian Jibril datang lagi kepada Nabi Nuh. Jibril menyampaikan wahyu dari Allah memerintahkan Nabi Nuh untuk membuat kapal. Dalam surat Hud ayat 37 Allah berfirman : .
 وَاصْنَعِ الْفُلْكَ بِأَعْيُنِنَا وَوَحْيِنَا وَلَا تُخٰطِبْنِى فِى الَّذِينَ ظَلَمُوٓا۟ ۚ  إِنَّهُم مُّغْرَقُونَ
"Dan buatlah bahtera itu dengan pengawasan dan petunjuk wahyu Kami, dan janganlah kamu bicarakan dengan Aku tentang orang-orang yang dzalim itu; sesungguhnya mereke itu akan ditenggelamkan". (QS Huud : 37).
Nabi Nuh segera mengumpulkan para pengikutnya yang beriman. Beliau mengajak mereka untuk membuat kapal. Kapal ini akan digunakan untuk menyelamatkan orang-orang yang beriman dari azab Allah swt. yang ditimpakan kepada orang-orang kafir.  Para pengikutnya bertanya, "Bagaimana cara membuat kapal? bentuknya saja kami belum pernah tahu "Nabi Nuh berkata,  Tenanglah, Allah akan memberikan petunjuk-Nya kepada orang-orang yang beriman." Nabi Nuh adalah orang yang pertama kali membuat kapal. Nabi Nuh dan para pengikutnya bekerja keras membuat kapal. Mula-mula mereka menebang pohon raksasa yang telah ditanam selama kurang lebih 700 tahun silam yang ketika dulu diberi biji dari surga untuk ditanam. Mereka mengambil batang dan rantingnya yang ukurannya besar untuk membuat bilah-bilah papan untuk dinding dan lantai kapal. 

Orang-orang kafir tidak henti-hentinya mengejek Nabi Nuh dan para pengikutnya. Salah seorang di antara mereka berkata sambil mengejek "Hei....kawan lihatlah! Orang-orang bodoh itu sedang membuat apa?. Kata mereka sedang membuat kapal! jawab yang lain. Orang-orang yang menghina ini berkata "Membuat kapal?. Dasar otak-otak dungu, disini kan tidak ada laut, bahkan sungai besarpun tidak ada. Mereka berkata "Nuh dan pengikutnya ini benar-benar orang aneh!.  Nabi Nuh membalas perkataan mereka "Jika kalian mengejek kami, kami pun akan mengejek kalian sebagaimana kalian mengejek kami. Perkataan Nabi Nuh ini dikutib dalam Al-Qur'an surat Hud ayat 38.  Nabi Nuh juga memperingatkan mereka akan azab dari Allah swt. Meskipun telah diingatkan tentang azab dari Allah swt. mereka tidak merasa takut. Bahkan mereka menantang Nabi Nuh. Mereka berkata "Hai Nuh, datangkanlah kepada kami azab yang engkau sebutkan itu!. Mereka melempari kapal Nabi Nuh dengan kotoran manusia yang menentang Nuh. Para Pengikut Nabi Nuh menjadi sedih. Salah seorang di antaranya berkata, "Siapa yang akan membersihkan najis sebanyak itu?"  

Sementara Allah tidak diam mlihat hal tersebut. Allah menunjukkan kekuasaan-Nya. Salah seorang dari kaum kafir itu terperosok ke dalam kapal yang penuh najis tersebut. Orang ini adalah orang yang pincang dan tubuhnya penuh dengan borok atau kudis. Akan tetapi, ketika dia keluar dari kapal, mendadak semua borok di tubuhnya menghilang. Kulitnya menjadi mulus kembali. Bahkan kakinya yang pincang dapat berjalan kembali. Kejadian tersebut membuat para penduduk gempar. Mereka mendengar peristiwa ajaib. Bahwa kotoran di dalam kapal dapat menyembuhkan penyakit. Mereka pun berame-rame datang ke kapal itu. Mereka masuk ke dalamnya dan melumuri tubuh mereka dengan kotoran najis yang mereka buang sendiri. Tidak memakan waktu yang lama kotoran itu telah bersih dari kapal Nabi Nuh. Nabi Nuh dan pengikutnya yang setia tertawa melihat kebodohan orang-orang kafir tersebut. Mereka anggap bahwa kotoran najis itu dapat menyembuhkan penyakit.  

Azab Bagi Kaum Nabi Nuh 
Kapal telah siap berlayar, Nabi Nuh bersama pengikutnya yang beriman, tumbuhan, serta hewan masuk ke dalam kapal. Setelah itu Allah menurunkan hujan yang sangat lebat. Angin bertiup dengan kencangnya. Bumi mulai mengeluarkan air dengan derasnya. Akibatnya air sungai meluap naik, dan air mulai meluap ke daratan. Ketika itu anak Nabi Nuh tidak mau naik ke kapal. Nabi Nuh terus membujuknya, tetapi anaknya tetap tidak mau naik ke kapal. Kaum Nabi Nuh yang kufur mulai ketakutan. Mereka naik ke atas bukit. Pada awalnya, mereka merasa aman. Mereka yakin banjir tidak akan menggenangi bukit. Namun ternyata air meluap terus-menerus hingga menggenangi bukit. Mereke berlari ke atas gunung. Ketinggian air terus naik hingga gunung pun terendam.
Dari Atas kapal, Nabi Nuh melihat anaknya dan istrinya terombang-ambing dalam banjir. Ia memanggil anaknya, "Wahai anakku, naiklah ke atas kapal, berimanlah kepada Allah". Anaknya menjawab : "Aku akan naik ke gunung yang tinggi. Di sana tidak akan ada banjir.". Kaum Nabi Nuh yang kufur berlari ke arah gunung. Namun tidak lama kemudian, gunung juga tersapu oleh air. Pada hari itu, tidak ada Kaum Nabi Nuh yang kafir selamat.  Semua benda dan makhluk hidup tenggelam dan tiada yang selamat. Hanya orang-orang yang ada di atas kapal Nabi Nuh yang selamat. Setelah banjir surut, kapal Nabi Nuh berlabuh di atas Bukit Judiy. Demikian Allah swt. menimpakan azab bagi kaum yang kufur.  
Firman Allah Swt. : وَلَقَد تَّرَكْنٰهَآ ءَايَةً  فَهَلْ مِن مُّدَّكِرٍ  
"Dan sesungguhnya telah Kami jadikan kapal itu sebagai pelajaran, maka adakah orang yang mau mengambil pelajaran?" (QS Al-Qomar : 15). 

Demikian uraian tentang Malaikat Jibril Menyampaikan Perintah Allah kepada Nabi Nuh untuk Menanam Sebuah Pohon.  Semoga dari kisah Nabi Nuh ini kita dapat mengambil pelajarannya. 


Sumber :
Kisah ini Diambil dari Ayat-ayat Al-Qur'an. dan beberapa hadits Nabi saw. 

0 Response to "Malaikat Jibril Menyampaikan Perintah Allah kepada Nabi Nuh untuk Menanam Sebuah Pohon."

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel