Rahasia Kekuatan Membaca Al-Quran




Kajian Khazanah Islam (katagori posting Muamalah)

Pembaca budiman, semoga Rahmat serta Bimbingan-Nya selalu tercurah kepada kita dalam segala aktivitas di dunia ini, untuk meraih kebahagiaan dan Ridho-Nya di Akhirat kelak. Aamiin...
Rasiyambumen/Pelangi Khazanah Islam mempost judul : Rahasia Kekuatan Membaca Al-Quran.

Al-Qur'an adalah kitab suci umat Islam, yang harus dibaca oleh pemeluknya dan tentunya bukan hanya sekedar membaca saja namun tidak mengerti apa makna yang terkandung di dalanya. Kalau kita kaji secara cermat dan teliti maka akan menemukan cahaya kekuatan alquran itu sendiri, dikarenakan seluruh isinya adalah pedoman, penuntun dan penyelamat kehidupan, kebahagiaan, di dunia ini hingga di akhirat kelak. Dan rahasia kekuatan Al-qur'an tersebut juga dapat memberikan kemanfaatan bukan hanya umat islam saja, tetapi untuk seluruh manusia di dunia ini. 

Sebuah ilustrasi menarik yang pernah disampaikan oleh Kiay kondang, almarhum KH Zainudin MZ dalam satu ceramahnya, yaitu bahwa janganlah seorang Muslim bersikap terhadap Al-Quran seperti seorang Camat yang menerima surat dari Gubernur, yang selalu dibacanya siang dan malam, dicium sebelum dan setelah membacanya, diletakkan di tempat yang tinggi, tetapi lupa melaksanakan perintahnya yang terkandung di dalam surat tersebut. 

Ilustrasi yang disampaikan oleh KH Zainudin MZ tersebut tentang bagaimana seharusnya umat Islam bersikap terhadap Al-Quran sangat ringan tetapi berdimensi sangat serius. Sangat serius sebab Al-Quran tidak saja indah dibacanya tetapi juga mengandung pahala serta keberkahan saat membacanya, dan lebih jauh lagi sangat jelas perintah agar Al-Quran benar-benar diamalkan dalam keseharian.  

Dalam Al-Quran surat Maryam (QS 19 : 12) Allah Ta'ala berfirman, "Hai Yahya ambilah al-Kitab itu dengan seunguh-sungguh". Maksudnya adalah pelajari, hayati, pahami, dan pusatkan segala perhatian dan kemampuan terhadap Al-Quran, tentu saja semua itu agar diri mantap untuk mengamalkannya dalam kehidupan. 
Sayidina Ali bin Abi Thalib berkata, "Tidak ada gunanya ibadah yang tidak disertai dengan pemahaman". Begitu pula dengan bacaan Al-Qur'an yang tanpa penghayatan, pemahaman isi dan kandungan di dalamnya. 

Oleh karena itu, metode para sahabat Nabi s.a.w.  dalam mempelajari Al-Quran sangatlah tertata dan sistematis. Manna al-Qathan dalam kitabnya, Mabahits Fii 'Ulumi Alquran, menjelaskan bagaimana para sahabat mempelajari Al-Quran. Mereka tidak akan menambah pelajaran Al-Qur'an sebelum yang telah dipelajarinya dibaca, dihafalkan dan diamalkan. Berbeda jauh dengan keadaan umat Islam sekarang khususnya di Indonesia, yang mayoritas masih membaca Al-Qur'an hanya dengan dibacanya saja. Bahkan ada yang hanya mengejar dalam satu bulan dapat khatam sampai dua atau tiga kali. Hal ini sering dilakukan dalam bulan suci Ramadhan, dan tanpa mau mempelajari isi kandungan di dalamnya.  

Dengan metode para sahabat, Al-Quran benar-benar bersarang di dalam sistem kesadaran diri para sabahat itu. Dalam bahasa Ibrani Ibrahim Eldeeb pada bukunya, Amsyru'uk Khas Ma'a Alquran, mereka merasakan pengaruh Al-Quran dalam kehiduapan. Pengaruh itu hadir sebagaimana kandungan ayat-ayat yang dibacanya, seperti sedih, takut, penuh harapan, keinginan berjihat, dan mati sebagai syuhada di jalan Allah, cinta keadailan, optimis akan janji kemenangan dari-Nya, yakin doa-doanya dikabulkan dst.

Suatu ketika Rasullah saw. mendengarkan bacaan Alquran yang dibacakan oleh Ibnu Mas'ud dan yang dibacanya mengandung makna, "bagaimanakah halnya orang kafir nanti apabila Kami mendatangkan kamu (Muhammad) sebagai saksi atas mereka"  (QS An-Nisa (4) : 41).
Kedua mata beliau langsung meneteskan air mata dan meminta Ibnu Mas'ud mencukupkan bacaannya.

Pengaruh luar biasa juga dialami Umar bin Khatab. bahkan beliau sampai jatuh sakit selama sebulan karena merasakan takut luar biasa akan ancaman Allah yang terkandung di dalam ayat : 
"Sesungguhnya azab Tuhanmu pasti terjadi" (QS at-Thur (52) : 7).

Peristiwa lain dialami oleh Harithsah "Bagaiman keadaanmu pagi ini, wahai Haritthsah?" (Sabda Nabi saw).  Ia menjawab : "Seakan aku melihat singgasana Tuhanku terpampang jelas, sementara penduduk surga bersenang-senang di dalam surga dan penduduk neraka tersiksa di dalam neraka". Lalu apa yang mempengaruhi Haristhsah dalam membaca al-Quran. Haritsah merasa hidup dengan semangat tinggi karena penghayatannya dalam membaca Al-Qur'an. Marilah kita membaca Al-Qur'an untuk dapat mengambil kemanfaatanya dan menyedot kekuatan Al-Quran, sehingga hidup kita benar-benar sesuai dengan Al-Qur'an. 

Demikian uraian sekelumit tentang Rahasia Kekuatan Memabca Al-Qur'an. Semoga bermanfaat dan marilah kita usahakan membaca dengan mengetahui makna dan menghayatinya lalu mengamal-kannya.         

0 Response to "Rahasia Kekuatan Membaca Al-Quran"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel