KISAH SYEIKH ABDUL QADIR ZAELANI

  
Assalamu'alaikum wr.wb. Kajian Islam (katagori Kisah)   

Pembaca yang setia, jumpa lagi dalam kesempatan ini dan saya akan menyampaikan kisah judul di atas.  Silahkan baca selengkapnya judul kisah-kisah yang sudah saya posting sebelumnya seperti Abu Ayyub Al-Anshari dan selanjutnya kita ikuti kisah baru di bawah ini :

Abdul Qadir Zaelani disebut atau diberitakan oleh sebagian  orang pasti akan terbayang suatu hal berupa keshalehan dan segala karomah serta keajaiban yang dimiliki oleh beliau menurut mereka. Oang-orang tersebut akan membayangkan Abdul Qodir Jailani itu bisa terbang misalnya, jalan diatas air tanpa menggunakan alat apapun mengatur cuaca mengembalikan roh kejasad orang dan mengeluarkan uang dari jubahnya dengan ajaib, menolong perahu yan akan karam dan lain sebagainya. Apakah semua itu betul? ataukah semua itu hanyalah karangan dan kedustaan dari para (Qhoshos) pendongeng yang bodoh?  "jawaban yang pasti adalah tidak benar." (hanya dongeng)

Nama Syeikh Abdul Qadir Jaelani aslinya adalah Muhyiddin Abu Muhammad Abdul Qadir bin Abi Shaleh Zango Dort Aljaelani.  Ia lahir di Jailan pada 470 H/1077M sehingga diakhir namanya ditambahkan kata Al-Jailani atau juga Al-Juliydan Asy. Syeikh Abdul Qadir Jaelani adalah salah seorang  Ahlus Sunnah wal jama'ah yang berasal dari negeri Jailan. Di negeri ini, beliau dinasabkan sehingga di sebut "Al-Jaelani" artinya adalah seorang yang berasal dari negeri Jailan. Jailan merupakan nama bagi beberapa daerah yang terletak di belakang negeri Thobaristan. Tidak ada satu kotapun terdapat di negeri Jailan kecuali ia  hanya merupakan bentuk perkampungan yang terletak pada daerah tropis di sekitar pegunungan. 

1. Masa Menuntut Ilmu
Dalam usia 8 tahun Abdul Qodir Jailani sudah meninggalkan Jilan kampung halaman menuju Baghdad pada tahun 488 H - 1095 M.  Ia tidak diterima di Madrasah Zhamiyyah Baghdad, yang kala itu dipimpin Ahmad Al-Ghazali, menggantikan saudaranya Abu Hamid Al-Ghazali di Baghdad beliau belajar kepada beberapa orang ulama seperti Ibnu Aqil, Abul Khathat, Abul Husein Al-Fairidz dan juga Abu Sa'ad Al-Mukharrini yang membangun sekolah kecil-kecilan di daerah Babul Azaj dan menyerahkan pengelolaan sekolah itu kepada Abdul Qadir Jaelani. Dan dia mengelolala sekolah ini dengan sungguh-sungguh. Dan beliau bermukim di sana sambil memberikan nasihat kepada orang-orang disekitar sekolah tersebut. banyak orang yang bertaubat setelah mendapat nasehatnya. Banyak pula orang yang besimpati kepadanya, lalu datang menimba ilmu Islam hingga sekolah itu tidak dapat menampung lagi.

2. Murid-Murid Dan Ajaran Beliau.
Murid-murid Syeikh Abdul Qadir Jaelani banyak yang menjadi ulama terkenal seperti Al- Hijdz Abdul Ghani yang menyusun kitab Umdatul Ahkam Fi Kalami Khairil Anam,  Syeikh Qudamah penyusun kitab fiqh terkenal Al-Muahni.
  • Muridnya, Syeikh Ibnu Qudamah sempat tinggal bersama beliau selama satu bulan sembilan hari. Kesempatan ini digunakan untuk belajar kepada Syeikh Abdul sampai ia meninggal dunia. 
  • Akidahnya. Menurut Ibnu Qudamah, syeikh Abdul Qadir adalah seroang yang berilmu, berakidah Ahlus Sunnah, dan mengikuti jalan Salfush Shalih, "Beliau dikenal banyak memiliki karamah. Tetapi banyak pula orang yang membuat-buat kedustaan atas nama beliau. Kedustaan itu baik berupa kisah-kisah, perkataan-perkataan , ajaran-ajaran tarekat (jalan) yang berbeda dengan jalan Rasulullah saw.  para sahabatnya dan lainnya" kata Ibnu Qudamah. 
  • Pemalsu Kisahnya. Ada seorang yang bernama al-Muqri Abul Hasan asy-Syathnufi al-Mishri (nama lengkapnya adalah Ali bin Yusuf bin Jarir al-Lakhmi asy Sathnufi) yang mengumpulkan kisah-kisah dan keutamaan : kitab itu cukup panjang, yaitu Bahiatu Al-Asraar wa Ma'dinu Al-Anwar fi Ba'di Manaqib Al-Quthb Ar-Rabbani Abdul Qadir Jailani.   Al Muqri lahir di Kairo  tahun 640 H meninggal tahun 713 H. Dia dituduh berdusta dan tidak bertemu dengan Syeikh Abdul Qadir Jaelani. Dia telah menulis perkara-perkara yang aneh dan besar (kebohongannya) 
  • Pemahaman Ilmu.  Imam Ibnu Rajab juga berkata, Syeikh Abdul Qadir Jaelani memiliki pemahaman yang bagus dalam masalah tauhid, sifat-sifat Allah, takdir, dan ilmu-ilmu makrifat yang sesuai dengan sunnah.
  • Karya-Karya. Beberapa karya Syeikh Abdul Qadir Jaelani antara laian  Al-Gunyah Li Thalibi Thariqil Haq dan Fathuhul Ghaib. murid-muridnya mengumpulkan ihwal yang berkaitan dengan nasihat dari majelis-majelisnya. Dalam masalah-maslah sifat, takdir dan lainnya, ia berpegang dengan sunnah. Ia mebantah dengan keras terhadap orang-orang yang menyelisih sunnah.
  • Pendiri tarekat Qadariyah. Syeikh Abdul Qadir Jaelani adalah seorang alim, salafi, sunni, namun banyak orang yang menyanjung dan membuat kedustaan atas namanya. Sedangkan ia berlepas diri dari semua kebohongan itu. Syeikh Abdul Qadir Jaelani adalah seraong ulama besar, yang juga dikenal sebagai pendiri sekaligus penyebar salah satu tarekat terbesar di dunia. "Tarekat Qodariyah"
3. Hukum Menjadikannya Washilah.  Apabila sekarang ini banyak kaum Muslimin menyanjung-nyanjung dan mencintainya, maka itu adalah  suatu kewajaran. Bahkan suatu keharusan. Akan tetapi kalu meninggi-ninggikan derajat diatas Rasulullah saw. maka hal ini merupakan kekeliruan yang fatal . Karena Rasulullah saw.  adalah nabi dan Rasul yang paling mulia di antara para nabi dan rasul. Derajatnya tidak akan terkalahkan di sisi Allah oleh manusia manapun. Adapun sebgaian kaum muslimin yang menjadikan Syeikh Abdul Qadir Jaelani sebagai washilah (perantara) dalam doa mereka, berkeyakinan bahwa doa seseorang tidak akan dikabulkan oleh Allah, kecuali dengan perantarannya, Ini juga merupakan kesesatan. Menjadikan orang yang meninggal sebagai perantara tidak ada syariatnya, dan ini diharamkan. Apalagi kalau ada orang yang berdoa kepada beliau (Syeikh Abdul Qadir Jaelani). Ini adalah sebuah kesyirikan besar.  Sebab Allah SWT. melarang mahkluknya berdoa kepada selain Dia.
وَأَنَّ الْمَسٰجِدَ لِلَّـهِ فَلَا تَدْعُوا۟ مَعَ اللَّـهِ أَحَدًا
'Dan sesungguhnya masjid-masjid itu adalah kepunyaan Allah. Maka janganlah kamu menyembah sesorang pun di dalamnya selain (menyembah) Allah. (QS Al Jin : 18)
Sudah menjadi keharussan bagi setiap Muslim untuk memperlakukan para ulama dengan sebaik mungkin, namun tetap dalam batas-batas yang telah ditetapkan syariat. Syeikh Abdul Qadir Jaelani wafat Sabtu malam selepas Maghrib, pada 9 Rabiul Akhir 561 M,  di daerah Babul Azaj Baghdad.

Demikian kisah Syeikh Abdul Qadir Jaelani semoga dapat menjadi perhatian kita dalam mengamalkan agama khususnya dalam do'a yang selalu menganggap dapat menjadi perantara. Perhatikan kisah/tulisan di atas.
Baca juga materi / klik  Link ini

.
Sumber:
www.republika.co.id

0 Response to "KISAH SYEIKH ABDUL QADIR ZAELANI"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel